15.15

1.2K 127 0
                                    

-jangan lupa vote
and comment ya beb-

2 minggu sudah terlewati. Sekarang sudah waktunya kembali masuk sekolah.

Aku sudah memantapkan hati untuk berkenalan dengan seluruh teman-teman ku dikelas. Aku malu karena selalu dianggap introvert. Padahal aku tidak seperti itu.

Pagi hari ini sudah dihiasi dengan teriakan Mama untuk membangunkan ku dan Jeno.

"VANNESA GARCIA BANGUN!! LEE JENO BANGUN!! UDAH SIANG. SIAP-SIAP KE SEKOLAH SANA" Teriak Mama dari dapur.

Mendengar teriakan itu. Aku hanya menggeliat pelan, lalu menutup kembali tubuhku dengan selimut.

Tak lama ketukan di pintu kamarku menyadarkanku kalau sekarang sudah waktunya masuk sekolah lagi dan bukan hanya mimpi.

"Woi babi. Bangun udah jam setengah enam."

Aku segera meraba jam tanganku dan memastikan apa yang dikatakan orang diluar kamarku itu benar.

Setelah memastikan. Aku segera berlari ke kamar mandi dan mandi dengan kecepatan luar biasa.

Setelah memastikan penampilan ku sudah baik. Aku segera turun ke bawah dan memakan sarapanku.

"Pagi mama cantik. Jangan lupa ya uangnya." Sapaku.

"Pikirannya uang mulu. Miskin amat." Sahut Jeno.

"Lu nggak lihat pemasokan uang waktu libur itu nggak ada. Dompetku kelaparan tuh." Jawab ku.

Setelah perdebatan kecil tadi. Aku segera pamit ke Mama dan berangkat sekolah bersama Jeno.

"Mah. Nessa berangkat ya. Makasih lho uangnya." Kataku sambil cengengesan

"Mah, Jeno juga berangkat ya. Nganterin nih anak satu." Kata Jeno.

"Iya. Hati-hati dijalan. Jangan ngebut-ngebut lho Jen."

Hari ini aku dan Jeno berangkat menggunakan motor sport milik Jeno.

Perjalanan tidak memakan waktu lama. Karena pada dasarnya Jeno sangat hafal dengan jalan alternatif untuk sampai di sekolah dengan cepat.

Baru memasuki parkir motor sekolah, aku sudah disambut dengan Haechan.

"Hai Nessa seyenk. Gimana liburannya sama aa' Jeno ke Jepun?" Tanya Haechan sesaat setelah aku turun dari motor.

"Pagi-pagi gangguin pacar orang banget dah." Sungut Jeno.

"Biasa aja. Lumayan pahala kan Chan, ngajak babu liburan ke Jepun." Sahutku.

"Yatuhan. Apa salahku punya pacar sama temen yang otaknya cuman seperempat?"

"Opera sabun kok pagi-pagi." Balas haechan.

"Dah bacot kalian babu ku. Ayo masuk kelas." Ajak ku.

Setelah perjuangan menunggu lift. Aku masuk ke kelas dan menyapa teman sekelasku dengan riang.

"Pagi semuanya. Kenalin aku Vannesa Garcia. Jaga aku dengan baik ya." Kataku di depan kelas aambil membungkuk ala-ala korea.

"Macem anak Produce 101 banget deh. Kenalin juga namaku Risa Putri." Sahut anak yang bernama Risa.

Aku hanya tersenyum melihat respon baik teman-temanku. Satu semester sudah terlewati memang. Tapi aku baru mengetahui nama mereka sekarang.

Seperti biasa aku duduk di bangku belakang bersama Jeno, dan didepanku ada Haechan dan Chenle. Disamping kananku ada Ria dan Risa. Dua saudara kembar itu sama pembangkangnya dengan ku.

Setelah menempati tempat duduk ku, aku segera berdoa, berharap Na Jaemin tidak masuk ke dalam kelasku.

Tapi pupus sudah harapanku. Setelah kita berdoa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, wali kelasku datang membawa anak baru dan itu adalah Na Jaemin.

"Perkenalkan saya Na Jaemin. Saya pindahan dari Korea." Ucapnya di depan kelas.

Aku hanya bisa mengumpat dalam hati. Menyumpah serapahi kepala sekolahku yang memasukkan Na Jaemin ke kelasku.

Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Jaemin dan Jeno setelah ini. Jangankan membayangkan, melihat Jaemin dengan senyum palsunya saja sudah membuatku bergidik ngeri.

TBC...

Mafia -Lee Jeno-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang