6.6

2K 250 3
                                    

-ayo pencet vote biar aku semangat^^-

Setelah 7 jam perjalanan indonesia-jepang kami sampai di Bandara Narita. Disana kami sudah ditunggu 2 laki-laki dengan badan besar yang mengangkat nama Jeno dan namaku.

"Jeno....kan aku sudah bilang jangan bawa pengawal. Aku malu."

"Heyy tidak apa-apa. Itu bukan pengawal itu hanya supir dirumahku. Kita akan kerumahku sekarang juga."

"Ya baiklah."

Kami akhirnya sepakat menaiki mobil yang sudah menunggu di depan.

Setelah perjalanan 20 menit kita sampai di pinggir kota tokyo. Dominan disana adalah rumah-rumah yang menjulang tinggi.

"Ini kawasan elite nya tokyo ya?"

"Bukan kawasan elite sebenarnya."

"Terus apa?"

"Ini bangunan milik ayahku yang diperuntukan untuk memberku."

"Wah.. sebegitu kaya ayahmu? Sampai mampu mendirikan rumah-rumah mewah ini?"

Aku melihat jeno hanya tersenyum menanggapi kekagumanku.

Aku sampai di rumah paling besar dan megah di kawasan ini. Mungkin bukan rumah tepatnya. Tapi mansion.

Saat mobil yang kita naiki sampai di depan gerbang, gerbang otomatis terbuka. Something like in a movie.

Kami dipersilahkan turun. Aku hanya membuntuti jeno sampai ke dalam rumah. Memegangi mantel yang ia gunakan.

Aku sempat mendengar jeno memanggil ayahnya. Untung mereka berbicara memakai bahasa inggris.

"Dad. I'm home."

"Oh. My son. Who is this?"

"She is my girlfriend."

Jeno mengatakan itu sambil menarik tanganku. Seakan menyuruhku memberi salam.

"What do you mean, bring your girlfriend here? Are you stupid? She don't know about us."

"She know about us. She's like shiho. She don't care if we are yakuza."

"How can you prove it? Can you prove it for daddy?"

"Her dad know i'm yakuza next generation. Her dad is Mr. Garcia. you must know right? Her dad is really welcome to me. Can you welcome to her?"

"I know Mr. Garcia. He has 50% hotel in tokyo. He also my friend. And he know about yakuza. And he don't care about it. Ok you prove it."

"Hey little girl. Let me hug you."

Kali ini ayah Jeno beralih berbicara dengan ku. Aku hanya tersenyum kaku lalu berjalan ke arahnya untuk pelukan pertama kita. Jeno hanya melihat dari belakang

"Konn...nichiwa"

"Hey girl. Don't be like this. I'm your dad too. Call me dad."

"Dad..dy"

Setelahnya daddy menarik tanganku untuk mengikutinya ke ruang makan. Aku hanya tersenyum canggung.

Jeno diam-diam tertawa dibelakang. Aku ingin menjitak dia. Tapi tanganku masih di gandeng daddy.

Setelah kita bertiga duduk di ruang makan. Kita disuguhkan berbagai makanan. Mulai dari appetizer sampai dessert lengkap, seperti makanan restoran mewah yang biasa aku makan bersama papa.

Setelah daddy memakan suapan pertamanya aku dan jeno melanjutkan makan. Kami bercengkrama dengan hangat di meja makan itu. Look like family padahal nyatanya kita baru mengenal beberapa menit yang lalu.

Mafia -Lee Jeno-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang