-harap maklum kalo banyak typo-
Sampai rumah atau lebih tepatnya mansion. Aku segera berlari ke kamar setelah memberi salam kepada daddy.
Sampai di kamar aku segera membuka iphone milikku. Menghubungi papa dan mama. Lanjut mencari berita tentang Jaemin. Na Jaemin yang tadi aku temui di mall.
Membaca berita seorang Na Jaemin sakit, siapa yang tidak khawatir. Kita khawatir sebagai fans. Tapi sialnya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau seorang Na Jaemin berdiri tegak dan baik-baik saja di hadapanku tadi.
Otakku yang pintar tidak bisa berhenti memikirkan hal itu. Mengaitkan segala hal yang tanpa kusadari akan membawa petaka pada diriku dan jeno.
.
.
.
.
.
.
.Aku tetap memikirkan kejadian kemarin dalam diam sebelum jeno memberitahu diriku. Tidak berani mengambil kesimpulan sendiri. Aku lebih memikirkan dandanan yang akan aku poleskan di muka cantikku nanti malam.
Berusaha cantik di depan calon mertua tidak salah bukan?
Pukul 6 tepat aku diharuskan berangkat ke acara makan malam. Tapi sampai sekarang aku bahkan belum menemukan baju yang tepat untuk aku kenakan nanti. 6 dress yang sudah aku beli kemarin masih belum bisa memenuhi keinginanku.
Akhirnya setelah perdebatan antara otak dan hati ku aku memilih dress mini warna hitam dengan sentuhan batu swarovski di beberapa titik.
Jam 6 kurang 5 menit aku sudah siap dengan dandanan cantikku. Menyemprotkan parfum lalu bergegas kebawah untuk menemui daddy dan Jeno.
"Oh girl. You look beutiful!" Ujar daddy
"Dad, she is my girlfriend. Don't steal Nessa from me."
"Official? I think no. Dad feeling can't be lie."
Aku hanya menghela nafas lucu melihat pertengkaran kedua anak dan ayah di depanku.
Kita segera kedepan setelah mendengar deruman mobil di depan. Supir pribadi daddy sudah menunggu di depan.
Duduk di belakang dengan daddy adalah kehormatan besar. Hanya tiga perempuan yang pernah merasakan duduk di bangku belakang dengan daddy. Ketiga perempuan itu adalah mommy nya jeno, Shiho, dan aku sendiri.
30 menit kemudian kita sudah sampai di tempat dinner. Aku melihat beberapa pengawalan ketat dan tulisan 'full booked' di depan restoran.
"Wah gila ini sih yang ngajak dinner kaya banget. Papa mana mau disuruh nge booking satu restoran kayak gini." Ujar ku dalam hati.
Aku mengekori di belakang daddy dan Jeno yang sudah masuk lebih dulu. Kami diantar pelayan yang berjaga di depan pintu hingga di satu ruangan tertutup.
Di ruangan itu ada beberapa orang.
Aku merasa familiar dengan mereka semua. Kalau aku tidak salah lihat mereka adalah NCT, boygroup baru di bawah naungan agensi terkenal di korea. Salah satunya adalah Na Jaemin. Orang yang kutemui kemarin di mall.
Aku melihat daddy membungkuk untuk memberikan salam kepada CEO yang jelas-jelas aku kenal. Dia sering muncul sebagai bahan Meme di beranda instagram ku. Aku dan jeno berada di belakang daddy sembari tersenyum untuk membalas sapaan member NCT yang ada di situ. Setelah kami dipersilahkan duduk. Daddy mulai mengenalkan jeno dan aku kepada koleganya itu.
Entah apa yang mereka omongkan, karena mereka berbicara dengan bahasa korea. Aku menangkap beberapa kata dalam percakapan mereka. Seperti 'tolong' 'ku mohon' dan 'Jaemin' entah apa yang mereka bahas mengenai Jaemin.
Yang kulihat selama makan malam ini, Jaemin sama sekali tidak menyentuh makanan didepannya. Hanya menatap makanannya tanpa ada niat memakannya.
Aku memilih mengabaikan jaemin dan memilih memutar badan ku menghadap Johnny yang berada di samping kananku, memulai percakapan dengannya. Sama halnya dengan Jeno yang memilih mengabaikan temannya itu. Dia lebih memilih bercerita dengan Chenle.
Aku memang bercengkrama dengan Johnny. Tapi otakku tidak bisa berhenti memikirkan ini. CEO sekaligus pemilik agensi terbesar menemui mafia seperti daddy, membicarakan Jaemin tepat di depan Jaemin, dan kata-kata jeno yang masih terngiang di kepalaku.
Setelah aku melihat daddy menandatangani sesuatu seperti kontrak, makan malam kami selesai. Aku, daddy, dan Jeno bergegas pulang. Tidak lupa kami meminta ID Kakao Talk member NCT. Aku sendiri memilih meminta ID kakao talk milik Johnny, mark, Yuta, dan Jaehyun. Tidak tertarik meminta ID kakao talk milik Na Jaemin.
Sampai di mobil aku kembali duduk dengan daddy di bangku belakang. Selama perjalanan aku berusaha menahan kantuk yang terus menyerangku. Tidak ingin terlihat buruk di depan daddy.
"You sleepy right? There is pillow. You can use this. Jeno will wake you up later."
Aku hanya berdecak kagum.
"Daddy ini sebenarnya Mafia atau cenayang sih? Tau aja aku ngantuk." Mungkin seperti inilah pertanyaan yang keluar di kepalaku.
Akhirnya aku memilih mengistirahatkan kepalaku di bantal yang sudah di berikan daddy.
Perjalanan kembali ke rumah ternyata memakan waktu lebih lama karena jalanan mulai sesak dipenuhi orang-orang yang pulang kerja.
5 menit aku meletakkan kepalaku, aku mulai merasa mengantuk dan aku akhirnya tertidur.
Entah berapa lama aku tertidur yang pasti sekarang sudah tengah malam dan aku sudah ada dikamar. Aku masih memakai pakaian yang sama dengan yang tadi aku pakai. Artinya jeno membawaku ke kamar.
Setelah mengganti baju dan membersihkan make up ku aku berencana tidur lagi. Tapi sayup-sayup aku mendengar suara orang berbicara diluar. Akhirnya aku memilih duduk dibelakang pintu dan menguping pembicaraan di luar.
Untuk kedua kalinya aku mendengar nama Jaemin disebut. Sekarang Negara Indonesia juga disebut. Aku tau yang berbincang itu daddy dan jeno. Entah kenapa aku menangkap nada kemarahan di ucapan Jeno.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia -Lee Jeno-
FanfictionLee Jeno. Seorang laki-laki dengan sejuta rahasia yang selalu dipandang karena paras tampan. Lelaki dengan segala rahasianya itu telah membuatku jatuh cinta. Jatuh ke dalam jurang tak berdasar dan tak pernah bisa kembali lagi. ☡bahasa semi-baku.