Malam ini aku mulai melakukan part time job ku, aku menjadi waiters di sebuah café. Roxy café lebih tepatnya. Hanya café biasa namun di café ini memiliki bar yang lumayan besar.
Sesampainya disana aku langsung memakai seragamku yang hanya sebatas kemeja putih dengan rok selutut berwarna hitam. Untungnya seragam ini masih biasa, tidak terlalu terbuka sehingga aku tidak akan terlihat seperti seorang waiters disebuah pub atau apapun itu.
Ohya! Pekerjaanku selesai pukul 9 malam.
****
15 menit lagi waktu kerjaku habis. Akhirnya, aku akan segera bersantai di flat dengan selimut menggulung tubuhku karena diluar sedang hujan deras.
What da hell! Bagaimana aku pulang? Semoga masih ada bus atau taxi atau apapun itu.
“Avery, tolong layani tamu yang dipojok sana, waiters yang lain sedang sibuk. Kau belum mau pulangkan?” ucap Tyra, yang aku tahu dia juga waiters disini, dia orang yang ramah kupikir.
“Belum, waktu kerjaku habis sekitar 15 menit lagi,” aku tersenyum kemudian pergi menuju tamu yang ditunjukkan oleh Tyra tadi.
….
“Ingin pesan apa Tuan?” tanyaku pada tamu itu. Dari perawakannya sepertinya aku mengenal orang ini. Yang ditanyapun menoleh.
Harry!
Why should him?
Dia terlihat kaget sama sepertiku. “You work here?” tanyanya padaku dengan nada datar. Bisakah dia bertanya baik-baik? Sifat menyebalkannya itu memang masih ada.
“Menurutmu?” balasku tak mau kalah.
“You work here,” sebuah pernyataan bukan pertanyaan.
“Mau pesan apa?” tanyaku secuek mungkin. Aku memperhatikannya, kenapa dia terlihat gusar?
“Pesankan saja apa yang menurutmu bisa menghangatkan tenggorokanku karena diluar sedang hujan,” dia mengeluarkan iphonenya dari saku. Dia tidak sama sekali menoleh kearahku. Dia berbicara padakukan? Apasalahnya jika dia melihatku? Itu tidak sopan. Oke aku terlalu banyak komentar.
“Baiklah,” aku memesankannya hot chocolate saja.
Sesuai peraturan disini, siapa yang melayani dia juga yang akan mengantarkan pesanan.
Jadi, aku harus mengantarkan hot chocolate ini pada Harry. Sudah cukup aku melihat Harry hari ini.
Aku berjalan kearah sambil membawa nampan dan secangkir hot chocolate.
“Here,” aku memberikan minuman itu padanya. Dia masih focus dengan ponselnya itu.
“Thanks,” dia menaruh ponselnya kemudian.
Saat aku hendak pergi dia meraih tanganku.
“Jam berapa pekerjaanmu selesai? Aku akan mengantarmu pulang,” aku sama sekali tidak melihat senyuman diwajahnya. Dimana senyuman itu?
“Aku pulang sendiri,” aku melepaskan tangannya.
“Ayolah,” dia memohon.
“Sekali tidak, tetap tidak Harry. Silahkan menikmati minumanmu,” aku pergi meninggalkannya. Waktu kerjaku sudah habis sekarang.
Waktunya aku untuk pulang. Tapi bagaimana ya? Haruskah aku berjalan sampai ke flat? Mungkin bisa karna tidak terlalu jauh. Tapi itu cukup jauh juga. Apasih aku ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lightweight
Fanfiction“She’s such a lightweight.” –Harry Styles “I’m a lightweight.” –Averyna Anderson Inspiration from Demi Lovato's song - Ligthweight I just really really love that song! So enjoyy! x Amazing cover by @xlily_merx Copyright © 2014 by shaniaayr