Chapter8

201 22 9
                                    

“MENGAPA KAU MENGATAKAN ITU?” benarkan, dia marah besar kali ini.

“A-aku ti-“ pandanganku kabur.

Dan tiba-tiba semua menjadi gelap

****

Aku merasakan sedang berada di atas sesuatu yang sangat empuk. Kasur mungkin?

Aku perlahan membuka mataku, a little bit dizzy dan pandanganku masih kabur. Aku berada disebuah kamar yang bercat putih bersih, tunggu dulu…

Ini bukan kamarku, lalu ini kamar siapa? Apa yang terjadi padaku? Apa yang aku lakukan?

Lama kelamaan pandanganku sudah terlihat jelas. Ini memang bukan kamarku. Sepertinya…

“Sudah bangun juga kau?” itu suara Harry. Dia sedang berdiri menyandarkan punggungnya di dekat pintu sambil melipat tangan didada.

“Why am I here?” kepalaku terasa pusing sekali, aku memijit pelan.

“Stop your acting stupid,” balasnya sinis.

“I’m not acting Harry,” dia kenapa mengesalkan begini sih? Aku segera beranjak dari tempat tidurnya, menghampirinya. “What happened to me?” tanyaku padanya saat sudah sampai di dekatnya.

“Acting pingsanmu bagus juga ya,” apa maksudnya ini? Sekarang pandangannya menatapku lurus dan sinis. Aku bergidik dibuatnya. Aku ingin Harry yang tersenyum sekarang, tidak menakutkan seperti ini.

“Pingsan? Mengapa aku bisa pingsan?” sekarang dia terlihat sedang marah, seperti harimau yang akan menerkam mangsanya.

“STOP ASKING, ASK YOUR SELF,” dia berjalan kearahku, semakin dekat namun aku menjauh. Alhasil punggungku sudah mentok ke dinding. Kini dia berada sangat dekat denganku.

Napasnya memburu, terlihat sangat mengerikan. Aku takut sekarang, rasanya ingin menangis.

“Ha- harry s-stop,” balasku terbata-bata. Dia tersenyum, namun tidak seperti yang kuinginkan.

Dia tidak berbicara sama sekali.

 Aku ingat, sehabis diwawancara tadi aku mengatakan sesuatu, kemudian Harry terlihat marah dan menarikku ke tempat sepi. Kemudian aku tidak ingat lagi.

Ah, kepalaku terasa sakit lagi. God, help me.

“So-sorry. Pasti aku membuatmu kerepotan Harry,” lanjutku karna dia masih sama sekali tidak berbicara.

“KAU SANGAT MEREPOTKAN, ACTING BUSUKMU ITU SANGAT MEREPOTKAN,” balasnya sekarang, sungguh aku tidak mengerti kenapa dia bisa semarah ini padaku.

“Ha-harry,” mataku mulai berkaca, aku sungguh takut. Suaranya sangat keras. “Ke-kenapa kau ja-jadi seperti ini?” aku tidak berani menatapnya.

“KAU MELANGGAR PERJANJIAN KITA TADI, SUDAH KUBILANGKAN KAU HARUS MENGATAKAN KALAU KAU SEDANG BERPACARAN DENGANKU, TAPI KAU MALAH MENGATAKAN SEBALIKNYA,” jelasnya padaku. Ya, sekarang aku ingat, aku salah ngomong tadi. Tapi aku benar-benar tidak sadar mengatakan itu, entah kenapa kalimat itu yang keluar dari mulutku.

Aku tidak menatapnya, “aku tadi tidak sadar Harry, sungguh. Itu diluar dugaanku, tadi aku sangat pusing,” sekarang air mataku mulai mengalir.

“LOOK AT ME,” dia menarik daguku agar melihat kearahnya. Air mataku tidak bisa kubendung lagi. Aku tidak tahan seperti ini.

LightweightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang