Melupakan

27 6 2
                                    

    Setiap malam aku selalu berharap bahwa besok kenangan tentangmu akan hilang tak berbekas, tapi aku selalu gagal dalam hal itu.
  Ketika melihat kamu berfoto dengan dia yang kamu banggakan pada semesta, masih ada rasa sakit disana, masih ada air mata yang jatuh saat melihat nya, masih ada rasa cemburu yang sama seperti dulu.
    Apa kamu sejahat itu? Membuat aku selalu memikirkanmu? Tapi kamu sendiri sudah bahagia bersama orang lain, apa kamu memang seperti ini? Menyakitkan satu orang agar kamu bisa bahagia bersama dengan satu nya.
  Aku harap kamu bisa merasakan menjadi diriku, merasakan hancur yang sangat tak terkendali ini, rasanya aku ingin berteriak pada semesta untuk menghukummu, tapi lagi-lagi aku hanya bisa bungkam saat ini, aku sadar bahwa aku bukan siapa-siapa dihidupmu.
    Mendoakan mu bahagia dengannya adalah hal yang aku lakukan, aku bilang bahwa aku sudah mengikhlaskan mu dengan nya, padahal nyatanya semua rasa sakit ini aku pendam dalam-dalam dan hanya aku dan Tuhan yang  tau tentang sakit ini.
   Tuan,,, kamu benar aku memang bukan siapa-siapa, jadi saat aku pergi kamu tak akan mencariku, aku terlalu berharap terhadapmu, maaf tuan, karena aku terlalu bersikeras untuk kita bersama, sekarang aku sadar bahwa kamu hanya seseorang yang ditakdirkan untuk sekedar menjadi teman.

   "Tak perduli dengan perasaanmu semesta tau apa yang terbaik untukmu"

Berteriak Pada SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang