Ringisan itu keluar dari bibir Namjoon. Membuat Nayeon yang sempat menundukkan kepalanya perlahan mengalihkan pandangannya pada pria itu yang kini masih memegangi kepalanya.
"O-Oppa, kau sudah sadar? Biar aku panggilkan dokter."
Nayeon beranjak dari duduknya. Sementara Namjoon masih berbaring disana sembari masih pula memegangi kepalanya yang terasa sangat berat baginya.
Tak lama kemudian, seorang dokter yang Nayeon panggil sebelumnya kini sudah memulai pekerjaannya. Sementara Nayeon disana hanya memperhatikan, tentunya dengan raut wajah khawatir yang masih ia tampakkan.
"Syukurlah, Tuan Kim telah sadar dari komanya. Tapi keadaannya tetap saja belum membaik. Harus menunggu beberapa hari lagi untuk menyembuhkan luka dalam yang ada di tubuhnya."
"Tapi, dia baik-baik saja, kan?"
Sang dokter tersenyum. "Anda tidak usah khawatir, Nona Park. Tuan Kim akan pulih dengan cepat jika dia diberi waktu istirahat yang cukup dan baik."
Nayeon hanya mengangguk menjawabnya. Setidaknya, ia mendapatkan berita baik tentang Namjoon, membuat hatinya sedikit lega saat ini.
Nayeon memilih mendekat kembali pada Namjoon, dimana pria itu kini menatapnya dengan bingung.
"Apa yang terjadi?"
"Oppa tak mengingatnya?"
Reaksi pria itu hanya diam. Dan Nayeon tahu jika Namjoon memang tak mengingat apapun yang menimpa dirinya.
"Oppa mengalami kecelakaan dan menjadi koma selama lebih dari seminggu."
"Koma?"
Nayeon menghela napasnya. Mendekat untuk memeluk Namjoon.
"Oppa tahu? Oppa membuat semua orang khawatir saat itu. Syukurlah jika Oppa sekarang sudah sadar dan baik-baik saja."
Nayeon melepaskan pelukannya. Dan mendapati Namjoon yang saat ini menatapnya dengan bingung. Kening Namjoon mengerut. "K-Kecelakaan?"
"Sudahlah. Oppa tak usah memikirkannya kembali. Oppa lupa apa yang dikatakan dokter tadi? Oppa harus banyak beristirahat jika ingin cepat sembuh."
Nayeon semakin menarik selimut yang menutupi tubuh Namjoon. Dimana pria itu masih berusaha untuk mengingat kembali mengapa ia bisa berakhir di rumah sakit ini. Bahkan Nayeon mengatakan jika dirinya baru saja mengalami kecelakaan.
"Heejin bilang, dia begitu merindukanmu. Bahkan dia merengek padaku untuk bertemu kembali padamu."
"Ck, anak itu. Dia benar-benar sangat pandai sekali. Dia merindukan seseorang yang memang tepat."
Rose mengalihkan pandangannya pada Namjoon. Tampak bingung dengan ucapan Namjoon sebelumnya. "Apa maksudmu?"
"Dia merindukan orang yang tepat. Kau tak lihat diriku? Aku tampan dan juga pintar. Mata seorang anak kecil itu tak akan pernah salah, sayang."
Sebuah pukulan Namjoon terima setelah ucapan pria itu. Menatap Rose disana yang bahkan tak menunjukkan wajah bersalahnya.
"Apa kau tak bisa sehari saja untuk tak memukulku? Kau harus rasakan sendiri bagaimana pukulanmu itu. Lagipula, aku sedang menyetir saat ini. Bagaimana jika kita berdua dalam bahaya, huh?"
"Oh, maaf. Tanganku selalu saja bergerak sendiri. Apalagi jika untuk memukulmu."
Namjoon menghentikan mobilnya, karena lampu lalu lintas di depan sana menunjukkan warna merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
can you see my heart? ❌ namrose
Fanfic[18+] ✔ Ia masih duduk di pojokan sudut kamarnya. Luka di bibirnya telah mengering sejak beberapa menit yang lalu. Namun tangisannya bahkan masih terdengar. Ia mendongak ketika melihat sepasang kaki yang kini berdiri di hadapannya. Berlutut untuk me...