Mataku sudah bosan untuk basah
Pipiku sudah jenuh menerima kesejukan
Bibirku sudah malas merintih
Dan Hidungku sudah letih tersumbatKedukaan melanda hidup piluku
Menusukkan jutaan duri dihatiku
Simbah darah duka sudah biasa bagiku
Karena duka telah menjadi rutinitas kuEmbun pagi menerpa wajahku
Mengusap sendu kemarin senja
Terulas sejenak senyuman manis
Sebelum akhirnya kembali pada tangisKesedihan meradang diulu hati
Perlahan lahan hatiku rapuh
Bagaikan kayu yang didiamkan sia sia
Dan dimakan rayap tiada berdaya