🌷 Part 10 : Yang di hatimu🌷

1.4K 101 3
                                    


**** DIA LAGI ****

******

Seorang perawat mendorong meja yang menyediakan sepiring makanan, buah dan minuman. Dan berhenti saat sampai di sebuah bangkar dengan pintu yang diberi nomor, perawat itu merogoh sakunya mengambil kunci untuk membukanya. Begitu terbuka ia kembali masuk dengan meja dorong menepikannya di samping tempat tidur berukuran satu orang.

Seorang Pria dengan rambut panjang dikuncir berantakan serta jambang dan kumis terlihat duduk dengan tatapan kosong menatap jendela kamar rawat, kaki dan tangannya terikat rantai karena dua hari lalu pria itu mengamuk.

Si perawat tidak akan menyapanya, tugasnya hanya memberi makan salah satu pasiennya lalu setelahnya tak lupa memberikan suntikan obat.

Perawat berbalik menghadap meja mempersiapkan makanan. Namun, saat ia berbalik keasalnya matanya membulat kaget mendapati pria itu sudah tak ada di tempatanya. Dengan panik ia berbalik hendak melangkah, tapi kepalanya mendadak terasa pusing dan sakit di belakang kepalanya. Hingga, membuat tubuhnya langsung ambruk kelantai dengan darah yang mengalir dibagian belakang kepala.

Pria itu sama sekali tak merasa iba apa lagi kasihan malah bibirnya menyeringai puas atas apa yang baru saja ia lakukan, tak ingin buang-buang waktu pria itu menyeret sang perawat ke pojok ruangan dan mulai melepasi seragam khusus perawat tersebut.

Begitu mendapatkananya ia segera berganti pakaian dengan mudahnya ia juga bisa keluar, tanpa perlu takut tertangkap.

"Bayi-bayi itu milikku. Tunggulah Daddy menjemputnya para Princessku." batinnya dengan bibir menyeringai membayangkan banyaknya anak kecil di rumahnya nanti, "Istrinya pasti akan sangat bahagia punya anak banyak." batinnya.

Dengan santai pria berkewarganegaraan jepang tersebut melenggang keluar dari bankarnya, tanpa rada takut ia menyamar menjadI sang perawat pria yang sudah ia buat meninggal. Karena dicekik olah pria itu sendiri.

******

Setelah ajang terharu-haru tadi pagi yang membuat Cherika cukup malu jadinya sekarang, meski Arga tidak pernah mengungkit betapa cengengnya ia tadi. Dan sekarang mereka malah membuat ajang diam-diaman, tidak bertengkar tapi malah diam-diaman. Cherika dan Arga tampak tak ada yang memulai bicara seperti biasanya, Arga yang fokus menyetir sedang Cherika sibuk memperhatikan Alika nya yang sekarang juga ikutan sibuk. Sibuk bermin game di tablet baru yang dibelikan Sang Daddy.

Bingung! Itu lah yang ada dipikiran mereka, tidak tau harus membahas apa dan membicarakan apa. Rasanya sekarang jadi malah terasa canggung.

"Apa kamu akan ke Cafe?" tanya Arga setelahnya merutuki betapa anehnya pertanyaanya, sudah jelas kan Cherika akan ke Cafe. Efek perasaan canggung jadi terasa tidak pas apa pun yang diucapkan, biasanya kan mereka pasnya kalimat debatan sama nyolotan.

Cherika mengangguk tak sanggup menoleh ke arah Arga meski cuma sebentar, ia tak mau ambil resiko wajah bak kepiting rebus nantinya, "Ya. Kamu langsung ke Kantor?" giliran Cherika yang bertanya konyol.

Cherika meringis mengusap tengkuknya merasa obrolan mereka sama sekali canggung, dan juga sedikit heran kenapa anaknya sedari tadi sibuk bermain game. Biasanya kan mulut kecilnya akan berceloteh berbagai hal, lha sekarang diam-diam saja.

Arga mengangguk menoleh sebentar, ia juga menyempatkan mengusap kepala Alika sambil tersenyum, "Iya. Bagaimana kalau Alika ikut aku saja." usulnya.

Cherika lansung menggeleng ia tak ingin nantinya anaknya malah sibuk mengganggu pekerjaan Arga, "Nanti dia bisa menganggumu bekerja. Dia ikut denganku saja," tolak halusnya.

🌷DIA LAGI🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang