🌷 Part 15 : Hilang🌷

1.2K 85 6
                                    

**** DIA LAGI ****

*******

Cherika dan Nara tengah sibuk dengan peralatan masak mereka, sejak sarapan bersama tadi mereka langsung bisa akrab. Terlebih Nara yang umurnya lebih muda dari Cherika. Merasa nyaman mengobrol dengan Cheria, mereka sudah tampk seperti teman baik.

"Akhirnya selesai juga." lega Nara setelah menaruh piring berisi sayuran di atas meja.

Cherika mengangguk ikut tersenyum puas dengan aneka makanan disajikan di meja, senangnya lagi Alika sudah akrab berteman dengan Jennie dan Daniel. Mereka setelah selesai sarapan, langsung sibuk bermain dengan mainan yang banyak sekali.

Jangan bingung kenapa banyak mainan. Itu karena Arga subuh-subuh sudah gila mendadak shopping online, memesan banyak mainan dan boneka untuk menemani anaknya dan dua anak Ega bermain.

"Eonni, aku lihat anak-anak dulu ya." kata Nara diangguki Cherika, ia segera menuju ruang keluarga mengecek anak-anak.

Begitu sampai di ruangan kening Nara mengeryit tidak menememukan anak-anak, hanya mainan banyak yang berhamburan. Masih berpikir positif, Nara mencari-cari mereka.

Tak bisa menemukan di mana mereka, Nara mulai takut. Perasaannya sama sekali tidak nyaman, tanpa henti mencari di mana mereka.

Dari arah belakang seorang pria berseragam pelayan, mendekat hati-hati. Ditangannya sudah ada sapu tangan yang di taburi obat bius.

"Jennie, Daniel, Alika ... Kalian di mana? Waktunya makan sayang." panggil Nara mencari-cari, tapi tak juga menemukan di mana keberadaan anak-anaknya dan anak Cherika.

Sepintas hal buruk terjadi membuatnya menggelengkan kepalanya, tak ingin jika itu terjadi Nara terus mencari. Hingga, matanya melihat sebuah karung berukuran besar, terlihat gendut. Merasa sangat penasaran isinya, Nara menghampiri mencoba ingin membukanya.

Tapi, sebuah tangan lebih dulu membekap mulutnya. Memaksanya menghirup cairan obat bius disapu tangan tersebut. Nara memberontak meski lehernya dicekik kuat, membuatnya semakin sulit bernafas. Sampai perlahan matanya mulai terpejam, tubuhnya ambruk ke lantai.

"Nara, apa itu kau? Ada apa?" mendengar suara gaduh samar, Cherika setengah berteriak bertanya.

Tapi tak ada sahutan, ia berpikir mungkin itu anak-anak yang bermain kejar-kejaran. Cherika kembali membuka piring yang siap di isi dengan makanan, ia tidak tau kalau ada yang mendekat dari arah belakang.

"Nara apa anak-anak sudah diberitahu waktunya makan siang?" tanya Cherika mengira langkah samar tersebut adalah Nara.

"Aku akan telpon Arga untuk makan siang bersama, kamu tolong telpon Ega ya." pinta Cherika mengeluarkan ponselnya.

Belum sampai menyentuh panggil, mulutnya langsung dibekap dengan kuat. Ia meronta berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil malah semakin dibekap dan dipaksa menghirup obat bius disapu tangan.

Perlahan obat tersebut terhirup paksa membuat kepala Cherika terasa berat, matanya mulai meredup. Hingga akhirnya tubuhnya ambruk tak sadarkan diri.

Pelayan itu langsung menyeringai membayangkan uang banyak dari hasil bayarannya, ada seorang pria berwarganegaraan Jepang menawarinya uang yang banyak jika berhasil membawa dua gadis berserta anak-anaknya.

Pelayan pria itu mengambil sebuah karung ukuran besar, tanpa rasa kasihan ia langsung memasukkan tubuh Cherika dan Nara ke dalamnya.
Begitu pun Alika, Jenne dan Daniel, mereka lebih dulu dimasukkan dalam karung yang pengap.

Tanpa rasa takut apa lagi was-was, pelayan pria itu menyeret dua karung yang berisi lima orang. Ia bahkan melewati gerbang Security tanpa takut, terlihat biasa saja.

🌷DIA LAGI🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang