🌷 Part 7 : Duhaka Sempakmu!!! 🌷

1.4K 100 6
                                    

**** DIA LAGI ****

*****

*"Bisa kita bertemu? Ada hal penting yang ingin kuberitahukan denganmu." *

Cherika kembali terngiang kalimat pesan yang dikirimkan Ega padanya pagi-pagi sekali, tanpa merasa curiga apa lagi firasat. Cherika mengiyakan saja untuk bertemu di sebuah restoran.

Ia segera keluar dari mobilnya setelah memarkirkannya, bergegas memasuki restoran tempat mereka bertemu. Tak jauh ia sudah melihat Ega yang duduk disalah satu meja untuk menunggunya.

"Maaf, apa aku telat." ucap Cherika segera menghampiri, ia merasa tak enak karena telat.

Ega menoleh dan tersenyum sambil berdiri beralih menarikkan salah satu kursi untuk Cherika, "Tidak masalah, yang penting kamunya mau datang." ucapnya kembali duduk di tempatnya.

"Kau selalu seperti itu, memangnya kau tidak bosan jika terus menunggu keterlambatanku." kekeh Cherika sembari mengucapkan terima kasih saat pelayan datang memberikan buku menu, ia mulai memilih makanan.

"Selama apa pun aku sanggup menunggu jika itu seorang Cherika. Alika mana? Kukira ia ikut juga." tanya Ega sambil menyebutkan pesanannya dan juga mengulang milik Cherika.

"Dia sedang tidak mau ikut denganku." jawab Cherika.

"Sibuk bermain dengan siti ya. Aku penasaran apa Alika berminat untuk mengganti namanya jadi Mimi atau deborah." kekeh Ega menebak soal hobby Malaika nya yang suka bermain dengan siti, boneka kucing kecil.

Cherika tidak mengiyakan ia hanya tersenyum, tidak mungkin kan ia bilang kalau anaknya itu sekarang sedang bersama Arga. Tadi pagi ia sudah membujuk Alika nya agar ikut dengannya saja, tapi entah kenapa anaknya itu tidak mau. Malah inginnya ikut dengan Arga ke kantor, lama-lama ia merasa anaknya sudah jadi ketergantungan bersama Arga.

Dan itu tentu akan mempersulitnya menjauhkannya, terlebih Arga terlihat memang begitu memanjakan dan berusaha agar anaknya itu selalu
menempel padanya.

"Dan dia akan mengamuk menangis seharian. Oh, aku tidak bisa membayangkan hal seperti itu. Alika kalau menangis bisa membuat para satpam buru-buru memasang handset mereka " kekehnya.

Tak lama pelayan datang menyajikan pesanan mereka dengan rapi dan baik, "Makasih ya, Mbak." ucapnya diangguki oleh pelayan dengan senyum ramahnya.

"Cher... ada hal penting yang harus aku beritahukan padamu. Kuharap kau tidak terkejut," inginnya sambil mengeluarkan amplop putih.

Kening Cherika mengeryit tidak mengerti kenapa ia disodori amplop, "Apa ini, Ga?" tanya.

"Buka lah, supaya kau bisa tau semuanya." jawab Ega tersenyum menenangkan kalau amplop tersebut bukanlah berisi hal berbahaya.

Merasa penasaran Cherika meraihnya mengeluarkan selembar kertas dan membukanya, awalnya ia sama sekali tak mengerti tapi semakin ia membaca semakin membulat matanya begitu terkejut. Sampai ia tanpa sadar mencekram erat kertas yang ternyata hasil tes DNA putrinya.

"A pa maksudnya ini, Ega?" berusaha bersuara meski rasanya ada yang menusuk ditenggerokonnya.

"Itu hasil tes DNA Alika denganku." jawabnya.

"Aku tau. Tapi apa maksudnya kau melakukan tes DNA dengan putriku? Demi Tuhan Ega apa kau sudah gila melakukannya." ucap Cherika menaruh kasar hasil tersebut dimeja, ia tentu tidak bisa percaya begitu saja dengan hasil yang tertera dikertas tersebut

"Cherika tenanglah dulu. Akan kuceritakan, dua tahun lalu aku pernah mengalami penculikan dari orang yang tak waras di Tokyo. Itu saat aku menghadiri seminar pertamaku di sana, aku diculik tapi aku tidak pernah tau siapa yan menculikku. Setelah para polisi membongkarnya aku baru tau kalau yang menculikku itu orang tidak waras, seorang ilmuan gila yang terobsisi ingin memiliki seorang anak."

🌷DIA LAGI🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang