Perang dalam Diri

32 5 0
                                    

Tok tok! Pintu terketuk lalu terbuka. Adhara pun kaget lalu langusng berdiri dari posisinya yang sedang tiduran sambil membaca Alkitab tadi. Telihat Natanya yang berdiri di depan pintu. Tak sendirian rupanya, ada Aldo di sampingnya. “Nat, lu bedua ga ngapa-ngapain kan hah tadi di dalem,” seru Adhara. “Yaela cuma ngobrol doang. Noh si Natanya yang nanya-nanya juga,” ujar aldo sambil menyenggol Natanya. “Paan si!” seru Natanya kesal, “Eh, Ra. Maaf ya gue bikin lu nangis tadi.” Adhara tertawa kecil lalu berkata, “Ga papa kok. bukan salah lu juga. Gue yang yah sensitive dengan hal itu,” jawab Adhara. “Yaudah kalian berdua kembali lah, tidur sana. Aldo mau balik ke kamar yah. Bubay! Good night, Natanya sayang,” ujar Aldo lembut sambil membuka pintu kamarnya. Ketika Aldo sudah masuk ke kamarnya, Adhara langusng menjerit, “Aaawciiiii. ‘Good night Natanya sayang’ HAHAHAH OMAIGAT NGAKAK! Ciaaaa dikasih salam sebelum tidur. HAHAHAHA NGAKAK ASTAGA!!!!” tawa Adhara yang sampai berlutut di lantai. Ia tertawa begitu keras sampai Natanya langsung menutup pintu. “Heh, bu, lu gilak ya hah? Udah malem lu ketawa udah kayak kuntilanak. Udah hampir jam 12 lu kayak setan sumpah!” tegur Natanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “heheh sorii soalnya itu tadi lucu sweet banget sumpah. Noh kan gue ngakak lagi,” ujar Adhara sambil tertawa. “Gue gebuk lu bilang ‘sweet’ lagi.”

Keduanya tertawa di ranjang maisng-masing. “Hadu… bisa ga tidur gue,” ujar adhara. Sementara Natanya terdiam sebentar lalu kembali meminta maaf. “Ra, maaf loh.” “Udah lah santuy. Sekarang marilah kita bergosip ampe gue tidur atau lu tidur.”

***

Tok tok! Pintu terketuk dari luar. “Buset dah jam berapa sih sekarang?” ujar Natanya sambil menarik selimut ke atas kepalanya. Tok tok! Pintu terus terketuk. “Baru jam setengah 5. Masih setengah jam lagi yawlah siapa sih di depan,” ujar Adhara kesal. “Dek, lu yang buka gih.” “Dih ogah. Lu aja.” pintu masih terus terketuk dari luar.

“Aduh siapa sih?” ujar Adhara sambil membuka pintu. “BAAAAAAAAAA!!!!!!!!”

“AAAAAA ANJIR!” jerit Adhara yang langsung membanting pintu hingga tertutup rapat. “Hah? Kenapa, Ra?!” seru Natanya kaget. “Jir gue ga tau di depan siapa gitu ga jelas dia teriak langsung gue kaget,” seru Adhara yang sudah terduduk di lantai sambil terengah-engah. “Woi kalian bangun ayo! Mandi dulu terus keluar! JANGAN TIDUR LAGI!” teriak orang itu lagi. “Aaaaagh! Siapa sih. Panitia siapa aja si? Ada ya yang niat begini,” seru Adhara. “Dari suaranya sih gue kenal,” ujar Natanya. “UDE AH INI VALENT ELAH! BANGUN KALIAN! MANDI! MAU GA DOA PAGI YA HAH?” teriaknya dari luar. “Eeeh eh iya iya iya gue mandi!” seru Natanya sambil melompat dari tempat tidurnya, mengambil handuk lalu langsung masuk ke dalam kamar mandi. Adhara pun kembali membuka pintu lalu berkata, “Aku aja deh yang ketokin anak-anak laen. Ama kamu bisa mati kaget semuanya. Awas besok gini lagi, buka pintu langsung kita timpuk bantal!” seru Adhara. “Ayo bangun yuk!” teriak Adhara sambil mengetuk satu per satu kamar. “Iya ciiiii!! Udah bangun dari tadii!” seru anak-anak dari dalam kamar-kamar itu. sementara itu, Valent hanya melihat Adhara dari belakang sambil tersenyum.

***

Pukul 5.30. meditasi pagi dimulai. Tak usah dipimpin oleh siapa. Tentunya oleh satu-satunya anak seminari yang baergabung dalam panitia retret kali ini. Semuanya hening. Bahkan ada yang sampai hampir tertidur, termasuk Natanya. “Oi jangan tidur atau langsung gue tampar,” tegur Adhara. “Iya iya ci ah,” bisik Natanya.

Setelah meditasi, dilanjutkan dengan misa pagi. Adhara bertugas sebagai lektris saat itu. Lah kok bisa? Kelompoknya yang menujuknya.
“Udah calon suster jadi lektris yah makasih!” seru Wilson.
“Lah lah…”
“Udah kamu aja,” ujar Catherine lembut.
“Lah si… kok gue…”
“Lu kan juga udah sering mimpin Malaikat Tuhan, yaudah sekarang lektris,” seru Tania.
“Biar Carollus seneng tuh. Wkwk..” ujar Dexter yang langsung ditegur oleh Evelyn.
“Iya ah aku lektris…”
“Yeeeeeeeey!!!” seru Klara.
“Woi Carollus, lu ama gue misdinar ya!” seru Dexter.
“Yoi!” seru Carollus sambil melakukan tos dengan Dexter lalu tertawa.

Is It A Sin for Me to Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang