(3)

390 175 212
                                    


Langit jingga nan indah yang telah mereka nikmati, lenyap dilahap kegelapan. Cahaya putih kian menyala menemani di sepanjang perjalanan. Adzan berkumandang merdu saling bersautan. Pintu gerbang dengan model besi tempa terbuka, menandakan tuannya pulang. Tepat saat itu terlihat sebuah mobil memasuki pekarangan.

Derap langkah kaki terdengar pelan. Masing-masing memasuki istana hendak melepaskan penat. Hampir saja seseorang akan duduk manis di tempat, namun sebuah suara menahannya.

"Kita salat dulu ya, Arga ngapain kamu di situ mau leha-leha?" kilah Seylena. Kedua tangannya berkacak pinggang, mimik wajahnya dibuat persis seorang ibu sedang mengingatkan anak malas.

"5 menit lagi..Sey..Sey..Sey," pinta Argas dengan gaya super konyol menirukan nada lagu milik penyanyi Ine Sinthya. Ekspresi wajah dan suara persis kaleng rombeng, pinggul digoyangkan kekanan dan kiri senada dengan jambul yang mengepak-epak jatuh bangun. Membuat siapapun yang menyaksikan pasti ingin mendorong segera ke jurang.

Disaat itu pula, tiba-tiba Bi Sulis datang dari arah dapur akan pergi ke luar. Tetapi disaat berjalan melwati mereka, kedua tangannya langsung bergerak menutup telinga rapat-rapat."Aduh, Den Argas suaranya bagus banget si, nggak jauh beda sama radio rusak yang pernah bibi denger."

Sempat Argas menghela nafas kasar. Namun, goyangannya masih tetap berlanjut bahkan semakin hot.

Tak ingin membuang waktu, Alpha mendekat dan segera mendaratkan tamparan mautnya.

Plak...

Plakk...

Belum merasa cukup, Alpha menarik kepala Argas dan diapitkan ke ketiak miliknya sambil membisikan sesuatu amat pelan, namun berhasil membuat wajah Argas bersemu merah meski tak begitu jelas,"Sembayang bego, nggak malu sama junior lo?"

"Sialan," umpat Argas sambil mendaratkan tatapan tajamnya."Lepas setan, ketiak lo bau busuk," gerutu Argas kembali. Tangannya menutup hidung mancung itu, seakan tak tahan akan bau yang ditimbulkan.

"Kalian lagi ngomongin apa sih?" timpal Seylena curiga. Terlihat kedua matanya memicing penasaran.

"Ehh..nggak kok Sey," balas Argas cepat yang sudah terlepas dari cekalan ketiak sahabatnya."Udah yuk kita salat aja! Calon imam sudah siap ini," imbuhnya.

"Kenapa nggak dari tadi si?" gerutu Seylena pelan, sambil melangkah beranjak pergi dan diikuti oleh mereka yang sebelumnya berdebat masalah kecil, namun cukup menguras waktu bahkan tenaga.

Doa demi doa telah disenandungkan tanpa ada yang terlewat. Berserah diri adalah cara mereka mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta. Tak ada kata lalai dalam benak masing-masing.

Setelah melaksanakan ibadah, mereka kini sedang bercengkrama ria ditemani dengan tayangan kartun di mana si tokoh tidak pernah akur yang sungguh mengibaratkan perilaku dua pria yang sedang menyaksikan. Ya, Tom and Jerry. Argas selaku Tom si kucing dengan bulu abu-abu yang selalu sial, karena seekor tikus kecil bernama Jerry yang diibaratkan sebagai Alpha. Namun, perhatian mereka pada layar yang tengah disaksikan teralihkan oleh suara yang menginstrupsi.

"Lena gue pulang, ya?" pamit Alpha singkat.

"Cih, dah kenyang minta pulang." Sewot Argas yang berada di samping Alpha."Kenapa nggak dari tadi?" imbuhnya.

"Ngaca woi, bukannya lo yang udah habisin ini makanan. Lihat tuh perut udah makin besar saja. Udah berapa bulan tuh?" jawab Alpha dengan kekehan kecil. Tangannya pun ikut bergerak menepuk perut Argas.

"Loh kok pulang sih Al, katanya mau nginep lagi?" tanya Seylena heran.

"Udah Sey, biarin aja. Lebih enak berdua juga, yang ketiga kan setan dan dia itu pengganggu jadi pergi lebih baik," tampik Argas sarkastik.

I'M UNSTOPPABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang