(7)

189 70 105
                                    

Terik mentari terasa begitu menyengat kulit bagi mereka yang sedang beraktifitas di luar. Namun, lain halnya dengan dua sejoli yang masih bersemyam di dunia mimpinya masing-masing.

"JANGANN...!" teriak Argas tiba-tiba bangun dari tidurnya.

Dukk...

"Arshh...," gumam pelan gadis yang kepalanya terpentok ke dagu kokoh seseorang, karena terkejut oleh teriakan yang tertangkap di telinganya.

Argas yang sempat melamun pun tersadar, bola matanya bergerak ke bawah,"Enghh... Seylena."

Argas tersenyum ketika melihat Seylena masih nyaman berada dipelukan, meskipun tadi sedikit terusik ketika kepalanya terpentok. Mata si gadis yang masih terpejam memperlihatakn bulu mata yang lentik, rambut acak-acakan dan raut wajah yang merenggut lucu. Argas yang sedang memandang lekat-lekat membuat dirinya melupakan mimpi buruk yang memang akhir-akhir ini sering menghantui.

Merasa terintimidasi dalam tidurnya, Seylena membuka matanya perlahan tapi pasti, mengerjap lucu menyesuaikan cahaya yang masuk. Ketika dirasa sudah cukup, kepalanya dia dongakan hendak melihat jam di atas nakas, namun begitu terkejut ketika jam biru berbentuk kepala kucing miliknya berubah wujud,"Hah, apa aku tak salah lihat? Jam kucing aku berubah jadi power rangers... eh bukan, tapi pria tampan mirip...,"

Argas terkekeh yang langsung menyela perkataan gadisnya."Arga terganteng pangerannya Seylena Alicya."

Seylena mengerjapkan matanya cepat memastikan pengelihatannya salah. Argas yang kelewat gemas pun mengecup cepat mata itu.

Cup.

Cup.

"Good siang Seylena yang cantiknya pakai kuadrat," ucap Argas sok inggris.

Seylena terbengong dan sedikit membuka mulutnya,"Hah?"

"Masih belum sadar hm? Apa mau nambah lagi obatnya biar cepat bangun, tapi... di bib-" Argas berhenti sejenak.

Seylena mengerutkan dahinya,"Bib... bib apa?"

"Bi... bibir."

"Argaaa! Ihh... mesum!" Seylena melotot dan tangannya dia gunakan untuk membekap mulutnya sendiri berjaga-jaga, takut.

"Ehh, Arga... kamu Arga? Tapi...," tanya Seylena sendiri masih ragu. Dirinya mentap sekeliling, namun tak ada yang salah, dia masih berada di dalam kamarnya."

Gemas, Argas segera memeluk gadisnya lebih dekat yang sedari tadi seperti orang linglung.
Dan, saat itu juga Seylena tersadar.

"Huaaa... Argaa! Ngapain kamu di kamar aku? Ini pakai peluk-peluk lagi, lepas nggak!

Pelukan Argas semakin mengerat bahkan kepalanya sudah dia sembunyikan ke ceruk leher gadisnya."Kamu tanya aku ngapain, ya aku tidur hmm."

"Hah, sejak kapan?"

Argas dengan senyum miringnya menatap Seylena hingga mereka saling beradu pandang dalam jarak yang terukur,"Sejak tadi malam kamu peluk aku dan alhasil aku nggak bisa pergi."

Seylena melotokan matanya."Hah ma-masa, nggak mungkin a-aku kaya gitu?" ucap Seylena gugup dan jangan lupakan rona merah dipipinya yang membuat Argas semakin gencar menggoda.

"Yakin, hmm?"

"Iya lah, pasti kamu kan yang peluk-peluk aku, bukan aku ih!"

"Yakin?"

"Iya, ih!"

"Seylna Alicya, coba lihat mana tangan kamu?"

"Ini, ken-" Seylena sangat terkejut."Shit, sejak kapan tangan aku melingkar di pinggangnya. Siapapun tolong culik aku?" ricuh batinku.

I'M UNSTOPPABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang