"Apa lo liat-liat?" Keyla mendengus keras, kesal dengan makhluk astral di sampingnya. Sudah hampir setengah jam ia terjebak berduaan dengannya.
"Senyum dong elah, biar tambah manis," cowok itu tersenyum jahil kepada Keyla, yang langsung mendapatkan pelototan darinya.
"Arga mana sih, kok lama banget," Keyla berguman pelan, tapi masih bisa didengar cowok itu.
"Udah dibilangin dari tadi, bareng gue aja, lo nya gak mau," cowok itu tersenyum jahil pada Keyla, gadis itu hanya mencebik kesal.
"Suka-suka gue lah, lagian lo juga ngapain masih di sini? Sono pulang!" Keyla mengibaskan tangannya tepat di depan wajah cowok itu.
"Nungguin elo lah, emang siapa lagi?" Keyla hanya acuh, sambil sesekali mengecek jam di tangannya.
"Tawaran masih berlaku lho," cowok itu pantang menyerah ternyata, ia masih terus berusaha membujuk Keyla.
"Bodo"
"Lo gak kesel apa nunggu dari tadi, mending lo balik bareng gue. Dijamin cepat dan aman sampai tujuan," dasar cowok ini, benar-benar pantang menyerah.
"Terserah,"
"Jadi lo mau?"
"Gak, jauh-jauh sana!" Keyla mendoromg pundak cowok itu sedikit kencang, tapi memang karena takdir kekuatan perempuan tidak ada apa-apanya dengan laki-laki, maka cowok itu hanya bergeser sedikit.
"Udah deh, yuk bareng gue," cowok itu menarik ke atas kerah tas Keyla, otomatis gadis itu berdiri. Keyla terus memberontak.
"Ihh lepas gak? Atau gue tendang,"
"Tendang aja kalau bisa," cowok itu menjulurkan lidah walau tidak bisa dilihat oleh Keyla, karena gadis itu membelakanginya dan masih sibuk memberontak. Ia tersenyum simpul, merasa senang dengan sikap gadis itu.
"Awww," tiba-tiba Keyla berbalik dan menendang tulang kering cowok itu, ia bersorak senang bisa lolos dari genggaman iblis jahanam.
"Rasain tu," Keyla berlari ke arah gerbang. Untung saja, Arga kakaknya sudah datang menjemput dengan motor sport kesayangannya.
Cowok itu menatap kepergian Keyla dengan penuh tanda tanya, bingung siapakah orang yang menjemput Keyla tadi. Karena wajahnya tertutup helm full face nya.
Keyla melamun, mengingat kembali kejadian hari ini yang benar-benar menyebalkan, gara-gara iblis jahanam itu.
Flashback
Keyla berlari kencang, menuju ke gerbang sekolahannya. Ia terlambat, padahal ini hari pertama sekolahnya. Semua ini gara-gara Arga, kakaknya yang ngaret bangunnya.Untung mos sudah dilakukan satu minggu lalu, jadi ia mungkin tidak akan mendapatkan hukuman berat.
Tapi sial, gerbang sekolahannya sudah tertutup.
"Pak, bukain pintunya! Ini hari pertama saya sekolah," Keyla berteriak memohon pada pak satpam yang hanya acuh melihatnya. Menyebalkan"Hari pertama kok terlambat," Keyla mencebik, karena pak satpam malah memarahinya, mengenaskan sekali nasibnya.
"Pak bukain dong pak, atau saya lompat pager nih," Keyla sudah bersiap untuk memanjat pagar sekolahannya, yang padahal tergolong tinggi. Ia meneguk ludah sendiri, bagaimana jika usahanya kali ini gagal.
Tapi niatnya terhenti, saat ia mendengar suara laki-laki yang menertawakannya.
"Hahhaaa," Keyla menoleh, menatap penuh amarah orang yang menertawakannya.Tatapan Keyla menilai, cowok di depannya ini sepertinya badboy. Dari penampilannya sangat terlihat jelas. Baju yang tidak masukkan, dan tidak dikancingkan. Sehingga memperlihatkan kaos putih bertuliskan monster sebagai bagian dalamnya. Rambut yang acak-acakan, Keyla berguman, ia memang monster
"Apa lo ketawa? Gak ada yang lucu,"
Cowok itu hanya menaikkan sebelah bibirnya, lalu mendekat ke arah Keyla.
"Apa?" sial, cowok di depannya ini benar-benar tinggi. Sampai ia harus mendongak untuk bisa menatapnya.
Aneh, cowok itu malah menatapnya lama. Lalu, lagi-lagi tersenyum, Keyla menaikkan salah satu alisnya bingung.
"Mau gue bantu?" cowok itu menawarkan bantuan, tapi Keyla berpikir. Mana mungkin ia bisa membantunya, kan ia sama-sama terlambat seperti dirinya.
"Gak perlu, lagian lo kan juga telat,"
"Tenang, bisa gue urus. Jadi, lo mau gak?" Keyla berpikir keras, bingung harus ikut atau tidak. Tapi ia tidak yakin dengan orang di depannya, takutnya ia mau berbuat macam-macam lagi.
"Gak usah mikir macam-macam, gue orang baik kok," cowok itu seperti bisa membaca pikiranya saja.
Cowok itu berjalan ke arah pak satpam, lalu kedua laki-laki itu berbincang. Dan anehnya, pak satpam mau membukakan gerbang untuk mereka.
"Loh, kok bisa?" cowok itu hanya tersenyum,
"Lo, tunggu di sini. Jangan masuk dulu," Keyla hanya diam, manik mata ya mengawasi apa yang akan dilakukan oleh cowok itu,
Ternyata ia menghampiri motor sport merahnya, lalu menjalankan motor itu menuju ke arah Keyla.
"Ayo naik," motor itu berhenti tepat di samping Keyla, tapi ia hanya bergeming bingung dengan apa maksud dari cowok itu.
"Ayo," kali ini ucapannya sedikit keras, menyadarkan Keyla.
"Gak usah, gue bisa jalan sendiri," Baru selangkah ia berjalan, tangannya sudah dicengkram.
"Biar lebih cepat, di sini guru BP nya kiler. Lo gak takut apa?"
"Sama aja kali, kan udah telat,"
"Seenggaknya lo gak telat-telat amat," cowok itu membuka tasnya, mengambil sebuah jaket hitam miliknya.
"Nih pake, buat nutupin paha lo!" ucapnya sambil menyodorkan jaket itu.
"Tapi kan gue,"
"Udah deh buruan," Keyla akhirnya hanya menurut dan menalikan jaket itu dipinggangnya.
"Perlu dibantu?" cowok itu menawarkan diri membantu Keyla untuk naik ke atas motor, tapi langsung ditolak gadis itu.
"Gak usah, makasih,"
"Jangan lupa pegangan, dipeluk juga bisa,"
"Ogah," tapi memang dasar otak laki-laki, cowok itu malah mengencangkan laju motornya. Otomatis Keyla memeluk cowok itu erat. Memejamkan mata, sambil terus merapalkan doa. Seulas senyum terbit di balik helm fullfacenya.
"Udah sampai," sontak, Keyla langsung membuka pejaman matanya dan melepaskan pelukannya. Pipinya bersemu merah, karena telah memeluk cowok lain selain Arga, kakaknya.
"Lo gak mau turun?" Keyla malu sendiri lalu turun dengan susah payah, karena postur badannya yang tergolong munyil.
"Nih jaket lo, makasih," Keyla menyodorkan jaket hitam milik cowok itu. Tanpa menunggu reaksinya, Keyla langsung berlari tergesa-gesa ke arah kelasnya.
Laki-laki itu yang diam-diam telah membaca name tag Keyla tersenyum.
"Keyla Graceva, cukup menarik,"