Bertemu Kembali

18 3 2
                                    

Biasakan vote setelah membaca😂

Senyuman lebar dan wajah cerah siap mengawali hari ini, hatinya sedang dalam mode senang dan ini jarang terjadi.

Semalam, Edgar, seseorang yang hampir setahun menyandang status sebagai pacarnya ini datang ke rumahnya. Untuk melepas rindu.

Memang, sudah hampir 4 bulan  mereka harus menjalani hubungan secara LDR, karena Edgar  melanjutkan ke sekolah negeri yang berbeda daerah dengannya.

Edgar adalah siswa pintar, ia lulus ujian masuk di sekolah ternama itu. Walaupun berat, tapi Keyla harus ikhlas. Ia tahu, ini adalah salah satu impiannya.

"Keyla, lo kenapa sih dari tadi senyum-senyum. Kaya orang gila tahu," ucapan Afni yang asal ceplos mampu membuat Keyla yang awalnya tersenyum menjadi cemberut, kesal.

"Jangan hancurin mood gue dong,"

"Lagian lo dari tadi aneh, emangnya ada apa?" Afni menggeser dirinya lebih dekat ke arah Keyla, ingin lebih jelas.

"Kemarin Edgar ke rumah gue," Keyla berucap senyum-senyum sendiri.

"Cie yang diapelin pacar, dibawain apa lo?"

"Dih, dia dateng aja gue udah seneng banget. Dia mau ngajak gue jalan minggu depan,"

"Iya deh yang punya pacar, gue yang single bisa apa?" Afni berkata kecut, tapi ia senang. Karena Keyla akhirnya tidak galau karena hubungan jarak jauhnya.

"Cepet cari pacar gih, gak takut dikatain jones?" Keyla bertanya jahil.

"Lo pikir pacar tinggal petik gitu? Lagian gue masih mau fokus belajar dulu. Dan satu lagi, gue itu single bukan jomblo apalagi jones," ucap Afni penuh percaya diri.

"Sok banget mau fokus belajar, setiap pelajaran aja kerjaanya tidur,"

"Ishhh," Keyla tertawa puas, Afni mencebik kesal karenanya.

"Af, gue mau nanya," Keyla sekarang mengubah ekspresi wajahnya menjadi serius, Afni mengerutkan alisnya.

"Apaan?"

"Kan lo pernah bilang gue dalam masalah besar, masalah apa sih?" Afni menghembuskan napasnya keras, bingung dengan sahabatnya yang satu ini. Sangat tidak peka.

"Kak Naufal itu most wanted di Airlangga,"

"Terus apa masalahnya," Keyla bertanya polos, Afni menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Pusing sendiri dengan Keyla.

"Pastinya dia punya fans yang banyak, lo pasti bakalan dibully sama mereka karena deket sama Kak Naufal," Keyla mulai mencerna ucapan Afni barusan.

"Dia yang deketin gue duluan, bukan gue. Lagian gue juga gak suka sama dia, benci malahan,"

"Ya tapi kan mereka taunya lo deket sama dia, jadi saran gue jaga-jaga aja. Atau kalau bisa lo ngejauh, karena dia itu sumber masalah," Fani mulai memberikan wejangannya.

"Tapi kayaknya Kak Naufal suka sama lo deh," Keyla mendesis, apa-apaan ini.

"Gak mungkin, lagian gue juga ogah sama dia,"

"Secara, dia itu katanya gak pernah punya hubungan sama perempuan, beberapa kali ditembak aja gak pernah diledenin, jadi lo beruntung banget,"

"Beruntung darimananya? Sial baru,"

Afni menepuk dahi, bingung dengan pemikiran Keyla yang menurutnya aneh. Kalau jadi Keyla, pastinya ia senang bisa dekat dengan cogan Airlangga.

"Yaudah deh Af, gue mau ke ruang guru, mau ketemu sama Bu Deswana," Keyla beranjak dari duduknya.

"Mau ngapain?"

Tapi Keyla hanya melambaikan tangannya, ini sudah mepet. Ia takut membuatku gurunya ini menunggu. Keyla sebenarnya juga tidak tahu kenapa Bu Deswana memanggilnya.

"Maaf bu saya lama, tadi ada urusan sebentar,"

"Alesan, ngomong aja males," Keyla memincing, seperti pernah bertemu dengan dia sebelumnya, tapi dimana?

"Hus kamu ini, sudah-sudah tidak masalah. Keyla, kamu bisa duduk di sini," Bu Dewanta menunjuk kursi yang tepat disamping cowok itu. Keyla sebenarnya masih kepo.

Ingatan Keyla seolah kembali, ia ingat dia adalah cowok menyebalkan di rooftop saat itu. Spontan ia langsung berteriak.

"Lo cowok nyebelin di rooftop kan?" Keyla berteriak, lupa jika dia sedang berada di ruang guru.

"Baru sadar? Tapi sory gue gak nyebelin kaya yang lo bilang barusan," ucapnya sinis, tanpa menatap Keyla.

"Sombong," batin Keyla, ia benci orang sombong sepertinya.

"Ehemm," Bu Deswana berdehem, memecah kegaduhan yang baru saja terjadi ini.

"Eh, maaf bu saya lupa," Keyla menggaruk rambutmya yang tidak gatal, malu sendiri, sedangkan cowok itu hanya menatap Keyla cuek.

"Jadi maksud saya mengundang kalian ke sini untul membicarakan tentang olimpiade IPA,"

"Kamu Keyla, saya tahu kalau kamu adalah salah satu siswi berprestasi di sini, jadi saya menunjuk kamu sebagai perwakilan sekolah. Karena ketentuannya hanya kelas X,"

"Saya bu?" Keyla masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

"Lo budek?" Laki-laki di sampingnya mencibir pedas, Keyla baru tau ada jenis manusia seperti dirinya.

"Apaan sih," emosi Keyla sudar berada di ujung kepala, kesal bukan main.

"Diam," teriakan bu Deswana mampu membuat mereka diam seketika. Tak menyangka guru selembut itu, kalau marah sangat menakutkan.

"Maaf bu,"

"Dan ini, Arshaka Dewantara, dia yang akan menjadi pembimbing kamu sebulan ini," Keyla terhenyak, menoleh ke arah Shaka yang tersenyum angkuh.

"Kenapa harus dia bu? Lagipula saya bisa belajar sendiri,"

"Dia kepercayaan sekolah, sudah berkali-kali memenangkan olimpiade,"

"Nah, kenapa bukan dia aja bu yang wakilin sekolah,"

"Dia sudah kelas 12 Keyla," Keyla mengerutkan alisnya.

"Ya tapi kan,"

"Sudah, jangan banyak alasan. Lagi pula Shaka juga setuju,"

Keyla hanya bisa mengembuskan nafas pasrah, tidak bisa mengelak lagi.

"Ya sudah, sekarang kalian boleh pergi!"

Keyla beranjak, Shaka berjalan di belakangnya.

"Senang bertemu kembali, Keyla Graceva," Keyla bergidik saat Shaka berbisik di telinganya, sambil menghembuskan nafas pelan.

Keyla melotot, yang hanya dibalas dengan cengiran. Shaka berjalan meninggalkannya.

"Dih, tadi sok-sokkan cuek, sekarang malah nyebelin."

"Tenang Key, hanya satu bulan,"

"Tapi kan satu bulan lama, aarrggah," Keyla menjambak rambutnya sendiri, dan terus merapalkan sempah serapah andalannya.

Cinta Katanya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang