Part 16

762 33 0
                                    

Kai mengunci pintunya. Cukup untuk membuat jantung Jungkook berdetak lebih cepat.

"Mau apa kau? Menyingkir!" ucap Jungkook mulai panik. Jungkook terus mendorong Kai untuk menjauh. Yang ada Jungkook makin terpojok dengan posisinya.

"Diam bunny..."

"Jadi ini tujuanmu pindah? Bangsat!" pekik Jungkook kesal. "Minggir brengsek!"

"Tapi aku tidak mau." ucap Kai tak peduli.

"Keparat! Pergilah ke sekolah lain dan jangan ganggu hidupku!"

"Aish. Wajahmu manis sekali. Tapi mulutmu itu.. ingin sekali aku menciumnya."

"Berani kau menciumku? Kutendang kau dari lantai dua."

"Kau sedang menakutiku? Sayangnya..." Kai mendekatkan wajahnya ke leher Jungkook. Menghirup aroma Jungkook yang menurutnya menggoda. "Aku tidak takut bunny"

"Bangsat.." Cepat cepat Jungkook dorong Kai menjauh.

"Jadilah kelinci manisku Jungkook.."

"Jangan pernah kau sebut namaku dengan mulut kotormu." ucap Jungkook dingin, juga menatap Kai tajam.

"Bila kau tidak mau hidupmu tidak akan tenang. Bukan hanya disekolah. Tapi juga dirumah. Dimanapun manis.."

Ucapan Kai membuat Jungkook berfikir. Apa jangan-jangan yang di depan rumahnya tempo hari benar benar Kai. Kalau iya? Memang mau apa dia? Toh dia tidak bisa masuk kan?

Tiba tiba tangan Kai bergerak ke arah Jungkook. Jungkook mengernyit. Tangannya mendarat di tengkuk Jungkook.

"Kau gila?"

Belum sempat Jungkook menahan tangan Kai, tapi Kai sudah menarik tengkuknya tiba tiba, dengan gerakan yang begitu cepat. Membuat wajah Kai ada tepat di depan wajah Jungkook.

Beruntungnya bibir mereka belum bersentuhan. Tapi bila Jungkook salah gerak maka bersentuhanlah bibir mereka berdua.

"Jangan membuatku melakukan hal yang tidak sewajarnya padamu." ucap Kai dingin. Seketika membuat nyali Jungkook sedikit menciut.

"M-maksudmu?"

Kai memutar bola matanya malas. "Harus bagaimana agar kau mengerti. Ah, haruskah aku melakukannya?" ucap Kai. Lalu tersenyum.

Seketika Jungkook membulatkan matanya.

Jungkook langsung menepis tangan Kai. Menendang perutnya. Sampai membuat punggung Kai menabrak dinding cukup keras. Sepertinya sakit. Memang sakit. Buktinya Kai meringis disana.

Kai tidak protes. Hanya tersenyum yang sesungguhnya sulit diartikan. Membuat Jungkook risih.

"Pilihan terserah padamu. Aku menunggu jawabanmu pulang sekolah nanti Bunny. Bila kau tidak mengatakannya kunyatakan kau menerima tawaranku. Mengerti?"

"Kalau aku menerimanya? Memang apa yang harus kulakukan?" tanya Jungkook penasaran.

Minimal dengan jawaban ini Jungkook dapat mempertimbangkan jawabannya lebih matang.

"Kau akan tahu nanti Bunny. Terimalah bila kau penasaran." ucap Kai.

Kai berjalan keluar bilik. Sebelum itu ia tersenyum menjijikan ke arah Jungkook.

Bugh!

"Apa yang kau lakukan disana keparat!!" pekik Taehyung.

Kai langsung terhuyung ke belakang. Membuat Jungkook membulatkan matanya.

Ya, firasat Taehyung benar. Pikirannya mulai tidak tenang saat Kai berjalan ke arah toilet yang sama dengan Jungkook. Benar saja dugaannya. Kai ada disana bersama Jungkook. Lebih tepatnya, satu bilik bersama Jungkook.

Your Good Side [Vkook in ur area]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang