Part 1

1.4K 65 0
                                    


"Hah.. finally istirahat juga. Ke kantin yuk." ajak Jimin pada Jungkook yang sibuk mengerjakan sesuatu.

"Ck. Kerjakan itu nanti saja. Kau ini rajin sekali sih." lanjut Jimin yang agak kesal melihat Jungkook mengerjakan pr kimia yang harusnya dikumpulkan lusa.

"Haha.. Sebentar.. Nah ayo."
.
.

Keadaan kantin yang tadinya lumayan tenang tiba tiba ramai karena kedatangan sesorang berparas tampan. Yeoja yeoja mulai bising. Yah, Taulah. Siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung.

"Haisshh.. bising sekali. Kenapa mereka bisa jatuh cinta dengan orang seperti itu sih. Bagusnya dimana coba." Jungkook mendengus kesal sambil melirik sinis Taehyung yang juga sedang meliriknya.

tch lihat lihat segala.

"Hahaha... Segitu bencinya kah kamu?" Jimin meledek Jungkook sambil tertawa

"Tentu saja. Kau tahu, saat aku turun di tangga dia jalan menyenggolku dengan santainya sampai aku nyaris terjatuh. Di UKS saat aku sedang sakit, dia dengan sesuka hatinya menyalakan AC dengan temperatur paling rendah. Tentu saja aku kedinginan. Saat di kantin, saat aku ingin duduk sendiri dia tiba tiba menyuruhku geser karena tidak ada tempat duduk yang tersisa. Kami bahkan tidak pernah dekat. Bahkan, dia pernah nge-spam aku sampai 194 pesan hanya karena aku mengabaikannya saat dia minta contekan. What the heck?!" Jungkook mengadu panjang lebar.

"Dan dengan bodohnya kau memberikan contekannya? Yang pelajaran matematika minat itu kan? Yang hanya nilaimu dan Taehyung yang diatas rata rata?" Jimin menopang dagunya sebal.

"Mau bagaimana lagi. Jika tidak kukasih aku yakin dia akan datang ke rumahku hanya untuk meminta contekan." Jungkook memasang muka sebal, lebih dari Jimin.

orang aneh

Jungkook tidak sadar bahwa dari tadi Taehyung memperhatikannya. Taehyung hanya mengukir senyum kecil di wajahnya.

menggemaskan
.
.
.
.

"Hah... melelahkan." Jungkook melangkahkan kakinya ke gerbang sekolah dan pulang jalan kaki.

Sebenarnya rumah Jungkook bisa dibilang lumayan dekat. Kakaknya sudah membelikannya motor tetapi jarang ia pakai. Jujur, Jungkook lebih suka jalan kaki

17.49

Jungkook lapar. Ia memutuskan makan dulu di restoran kecil. Setelah puas ia melanjutkan perjalanan pulangnya.

tap tap tap

Terdengar suara langkah kaki. Maksudnya langkah kaki selain kaki Jungkook.

siapa? dia mengikutiku?

Jungkook mempercepat jalannya. Langkah itu masih terdengar.

ugh.. siapa sih? aku takut...

Jungkook sampai di perempatan.

Jungkook membalik badannya. Dan...

"YAK! Kenapa mengikutiku!!"

"Mengikutimu? Sejak kapan dan untuk apa?"

"Kau membuntutiku ya?! Apasih maumu?!"

"Tidak. Rumahku dekat sini." Taehyung ber smirk lalu pergi kelewat santai ke jalur yang berbeda dari rumah Jungkook.

manusia menyebalkan

Hari sudah gelap sepenuhnya. Jalannya lumayan redup. Beberapa lampu jalan mati. Tinggal melewati beberapa rumah lagi Jungkook sampai.

Tiba tiba

"Umpt! Ummpp!! Mphttt!! Mmppp!!!"

Mulut Jungkook dibekap dengan tangan seseorang berhodie hitam.

Ia mengingat kejadian saat Jungkook menendang anu seseorang saat Jungkook digoda oleh seorang namja.

what? apakah ini orang yang waktu itu? dia dendam padaku?

Jungkook mulai berlinang air mata. Ia terus memberontak. Tapi pergerakannya dikunci dari belakang.

Jungkook hanya bisa menangis.

"H-Hey, Kook? Kau menangis?"

Bekapannya dilonggarkan oleh orang itu.

Terdengar suara lembut seorang Yeoja.
Jungkook membalikkan badannya hanya sekedar menatap wajah yeoja itu.

"Kakak? Tch. Ngapain sih? Membuatku takut saja.. Hiks.."

"Hahaha. Maaf. Tadi aku melihatmu jalan sendirian tiba tiba ingin mengerjaimu saja. Ternyata ada gunanya kakak menginjak sabuk hitam." ucap Nayeon santai.

"Tch. Ternyata itu niat kakak. Kenapa disini?"

"Ingin beli es krim. Tiba tiba. Aku juga membelikanmu lho. Ayo masuk." ucap Nayeon sambil mengacak rambut Jungkook.
.
.
.

"Kook. Ayo turun. Kita makan." teriak Nayeon dari bawah.

"Tidak. Aku sedang tidak nafsu." Jungkook berteriak tidak kalah keras dari kakaknya.

Nayeon mengukir senyum kecil di bibirnya sambil melihat seorang yeoja yang duduk manis di meja makan bersama Nayeon.

"Jungkook... Ada Kak Jihyo. Yakin tak mau makan. Katanya dia bakal pulang kalau kau tak makan."

Gubrak

Dengan celat Jungkook langsung turun dan buru buru mengabiskan makanannya.  Nayeon dan Jihyo hanya cekikikan melihat adiknya.

Jungkook sangat mudah ditipu oleh kakaknya. Oh ya. Jungkook juga suka bermain games. Tetapi ia tetap memperhatikan belajarnya. Dan nilai Jungkook tergolong memuaskan. Jungkook sangat suka bermain game dengan Jihyo. Menurutnya itu sangat menantang. Terkadang Jungkook bisa kalah telak saat melawan Jihyo. Tapi itu mengasikkan.

"Kak. Ayo main denganku. Kita tanding 1 vs. 1. Gimana? Mau?" Jungkook mengangkat salah satu sudut bibirnya dan menatap Jihyo.

"Ayo. Siapa takut" Jihyo tersenyum tidak kalah mengerikannya dibanding Jungkook.

"Yang kalah ada hukumannya. Deal?" lanjutnya.

"Deal"

Jungkook dan Jihyo mulai asik dengan dunianya sendiri.

"Hahaha. Repot ya punya dua adik dirumah." Nayeon mengejek Jihyo dan Jungkook dari belakang.

Mereka tak menghiraukannya dan asik dengan kesenangannya sendiri.
.
.
.

"See? Aku menang! Yashh!!" seru Jihyo.

"Ck" Jungkook hanya berdecak kesal.

"Hukumannya tak susah. Kau hanya perlu mengatakan bahwa kau ingin dekat dengan orang yang paling cuek disekolahmu yang kau keritakan tempo hari. Emm.. namanya.. Ya! Kim.. Taehyung?"

"A-apa? Aku tidak mau. Gila apa! Mau diletakkan dimana mukaku?! Pokoknya tidak mau."

"Yah... hukuman, Kook" ucap Jihyo santai.

"Tak mau..." Jungkook menundukkan kepala.

"Pfftt... Hahahaha... Bercanda kook bercanda. Wajahmu lucu sekali. Hahaha"

"Issshh.." Jungkook mendengus kesal.

Eomma

Kookie maaf. Eomma dan appa tak bisa pulang 2 bulan ini. Eomma sangat sibuk. Maaf.
20.18

Hm. Tak apa Eomma. Cepatlah pulang
20.20

Lagi ya? Selalu seperti itu



Your Good Side [Vkook in ur area]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang