9

411 49 12
                                    

Flashback off

Saat ini, Desta sedang menunggu Nadya sadar dari pingsannya di dalam UKS. Desta melihat wajah Nadya yang sangat pucat bahkan bibirnya yang selalu Desta lihat berwarna pink seperti boneka kini berubah menjadi agak putih. Tentu saja Desta cemas dengan keadaan Nadya, bahkan jika Desta tahu pelakunya, ia tak akan memaafkannya. Karena mereka, Nadyanya seperti ini.

Selang beberapa waktu, Nadya tersadar dengan pelan-pelan membuka matanya, memastikan cahaya yang ada disekitarnya. Desta langsung tersadar dari lamunannya tadi, ya... Desta sempat melamun tapi tak lama setelah itu Desta sadar dan melihat Nadya yang sudah sadarkan diri.

"Nad," suara itu yang pertama masuk ke indra pendengaran Nadya setelah Nadya sadar sepenuhnya.

Nadya menoleh kearah kanan dimana Desta yang berdiri disampingnya dengan tatapan cemas, lalu Nadya tersenyum agar Desta lebih tenang, "Aku gak pa-pa," kata itupun langsung membuat Desta sedikit lega dan tidak sangat merasa cemas lagi.

Nadya mengambil untuk duduk dengan bantuan Desta, dengan perlahan-lahan Nadya terduduk, "Des, makasih ya," kata itu terlontar dari bibir manis Nadya dengan senyumannya juga.

Desta dibuat terpaku oleh senyuman Nadya kepadanya, hingga menatap Nadya beberapa detik dan menjawabnya setelah Nadya menyadarkan kesadarannya kembali, "Eh i...iya sama-sama, Nad," kata itu yang diucapkan Desta dengan rasa gugup.

____________________

"ARGHHHH!!! GIMANA SIH KALIAN SEMUA! GAK PECUS!!" suara teriakan perempuan yang sedang meluap-luapkan emosinya.

"Maaf bos." sedangkan yang dimarahi pun ketakutan.

"GUE GAK MAU TAU, BIKIN CEWEK ITU CELAKA!" perintahnya yang tak bisa dibantah lagi.

"Siap bos," kemudian dua orang suruhannya pergi keluar dari tempat kosong itu.

"ARGHHHH!! SIALAN!" teriak perempuan itu sambil menendang barang yang ada didekatnya, "Gue bakalan bikin lo celaka Nadya, liat aja,"

____________________

SMA Nusantara 11 sudah membunyikan bel tanda pelajaran sudah berakhir. Kini, Desta dan Nadya sedang berjalan beriringan, tadi Nadya memaksakan diri untuk mengikuti pelajaran, awalnya Desta melarangnya hingga berkali-kali Nadya memohon kepada Desta, dan Desta merasa kasihan dengannya akhirnya memperbolehkan Nadya untuk ikut pelajaran.

Kini, Desta dan Nadya sudah sampai di parkiran sekolahnya. Desta memaksa Nadya untuk pulang dengannya, karena Desta tak mau ada kejadian apa-apa lagi. Nadya yang dipaksa pun tak bisa menolak keinginan Desta, dan akhirnya ia pun menerima ajakan Desta.

"Ayo Nad," ajak Desta yang sudah siap dengan motor ninja merahnya.

Nadya menggangguk, "i...iya," ucapnya dengan nada gugup, karena ini kali pertamanya Nadya diantar Desta pulang dengan menggunakan motornya yang besar.

Nadya sudah naik, dan motor melaju dengan kecepatan maksimal.

Di pertengahan jalan, Desta melawan arah. Seharusnya rumah Nadya masih lurus arahnya, tetapi Desta malah belok kiri. Nadya juga bingung dan akhirnya Nadya memustuskan bertanya, "Lho Des, Kok belok kiri? Rumahku masih lurus arahnya," tanya Nadya agak teriak di telinga Desta yang ditutupi helm.

"APA NAD? GAK KEDENGERAN." sahut Desta.

"RUMAH KU MASIH LURUS, DESTA." ucap Nadya agak kencang agar Desta mendengarnya.

"Oh... gue tau, tapi gue mau makan dulu, laper." sahut Desta lagi saat motornya berhenti disalah satu cafe bernuansa coklat dengan tulisan 'brown cafe' di depannya.

Nadya turun dari motor diikuti Desta yang juga turun dari motornya. "Nad, temenin gue makan yuk!" ajak Desta sambil mengandeng tangan Nadya secara spontan. Nadya yang digandeng tangannya pun tak bisa lagi menyangkal dan terus mengikuti Desta ke dalam cafe.

Nadya dan Desta memilih duduk di meja pojok dekat jendela, dan Nadya pun juga bisa melihat pemandangan diluar sana yang mulai gerimis kecil.

"Lo mau mesen apa, Nad?" ucapan Desta yang memulai pembicaraan setelah pelayan berjalan kearah meja mereka.

"Em... aku gak usah Des, kamu aja yang makan. Aku belum lapar," tolak Nadya yang Desta tahu bahwa Nadya tak enak untuk ikut makan dengannya.

Desta hanya mengangguk tanda mengerti dan kemudian Desta memesan makanan pada pelayan yang ada disampingnya. Setelah pelayan itu pergi, Desta memandangi wajah Nadya yang tak henti-hentinya memandang jalanan luar yang dibasahi oleh gerimis kecil.

Desta tersenyum sekilas dan hampir tak bisa dilihat orang lain, "Cantik."

Nadya yang mendengar Desta berbicara pun menenggok kearah Desta, "Kenapa, Des?"

Desta sadar dengan ucapannya tadi dan langsung salah tingkah, "eh enggak kok, Nad."

Nadya hanya mengganguk, mungkin Nadya hanya berhalu saja.

Tak butuh waktu lama, makanan dan minuman yang dipesan Desta akhirnya datang. Pelayan langsung menaruh makanan itu diatas meja yang ada di hadapan mereka.

"Selamat Menikmati," ucap pelayan itu dan langsung pergi dari hadapan mereka.

Nadya bingung, Desta menyodorkan satu Spaghetti caborana resipe dan juice orange dihadapannya.

"Makan." perintah Desta.

"Tapi Des,"

"Gak ada tapi-tapian!" Kalau sudah begini Nadya tak bisa menolaknya lagi, sudah dua kali dalam sehari ini, Desta memaksa Nadya agar menuruti perintahnya. Membuat Nadya sedikit kesal.

Mereka makan dengan tenang, hanya ada garpu dan piring yang beradu menimbulkan suara yang agak nyaring. Di tengah-tengah mereka menikmati makanan mereka masing-masing, ada suara yang memanggil salah satu dari mereka.

"Desta, kalian disini juga."












Maafkan author yang ceritanya ini masih absurd.

Vote & comen jangan lupa.


NadyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang