Saat ini SMA Nusantara 11 sudah sepi oleh murid-murid nya. Ya... sekarang sudah masuk jam pulang di SMA Nusantara 11 ini. Tetapi, tidak dengan Nadya, dia masih setia duduk di bangku taman dengan membaca buku, disana hanya Nadya seorang yang duduk di bangku taman.
"HEH! ANAK CUPU!" bentak Seorang, dari belakang bangku yang di duduki Nadya.
Nadya langsung menengok ke arah sumber suara, dan ternyata yang memanggil nya tadi Gia, yang diikuti dayang-dayang nya di belakang. Gia langsung menghampiri Nadya di bangku taman, dan langsung menjambak rambut Nadya dengan kasar.
"Awhh...," Nadya meringis karena jambakan Gia yang sangat kencang.
"GARA-GARA LO DESTA GAK MAU DUDUK SAMA GUE! AN****!" teriak Gia ke arah telinga Nadya. Nadya hanya meringis mendengar tutur kata Gia kepada nya.
"GUE PERINGATIN BUAT LO, JAUH-JAUH DARI DESTA! DAN LO PINDAH DUDUK DI TEMPAT LAIN!" seru Gia, "KALO GAK PINDAH, LO BAKAL TAU AKIBAT NYA NANTI!"
Sehabis itu Gia melepas jambakan nya secara kasar dan langsung pergi bersama dayang-dayang nya. Nadya hanya bisa menangis dalam diam, menahan sakit di bagian kulit kepala nya yang sehabis di jambak oleh Gia.
Dari kejauhan ada seseorang yang sedang mengintip mereka semua.
"Gue gak nyangka!" marah nya, dan langsung pergi dari tempat ia bersembunyi.
__________________
"APA SIH MAU KAMU?! AKU UDAH SABAR LIAT KAMU SAMA ORANG LAIN, MAS!"
Nadya baru pulang dari sekolah nya, dan sudah di hadapkan oleh pemandangan yang selalu Nadya hindari. Pemandangan antara kedua orang tua nya yang selalu memecahkan masalah dengan cara emosi.
"KAMU KIRA AKU GAK SABAR? LIAT KAMU SAMA TEMEN LAMA KAMU!" kedua orang tua Nadya selalu seperti ini, terkadang juga Nadya dan adiknya selalu takut jika melihat orang tua nya yang seperti ini.
"AKU MAU KITA CERAI!" ucap Rita--Ibu Nadya.
Nadya hanya bisa membungkam mulutnya dan menangis dalam diam lagi, dia tak menyangka bahwa hubungan orang tua nya hanya bisa sampai disini saja.
"OKE, kalo begitu aku yang akan ambil Hak asuh Nadya." balas Dhika--Ayah Nadya, dan Ayah Nadya langsung pergi dari hadapan sang istri. Saat di depan halaman rumah, Nadya berpapasan dengan Ayahnya, ia pura-pura tidak tahu akan masalah ini, dan ia langsung bersalaman dengan Ayahnya.
"Ayah, mau kemana?" tanya Nadya.
"Ayah mau keluar sebentar, jaga diri baik-baik ya, Nak." peringat nya, langsung di angguki oleh Nadya. Dhika langsung pergi menggunakan motor nya, dan menjauh dari rumah nya.
Saat Nadya masuk ke dalam rumah nya, Rita sedang menangis di depan ruang tamu. Pelan-pelan Nadya berjalan ke arah Ibu nya.
"I... ibu ke... kenapa?" tanya Nadya dengan ragu-ragu, sebenarnya ia tidak ingin berniat bicara seperti itu kepada Ibu nya, tetapi mulut nya tidak bisa di ajak untuk ber-kompromi dengan nya.
Ibu nya sadar dengan pertanyaan yang Anaknya berikan, hanya tersenyum, "Ibu gak pa-pa, Nak."
Nadya langsung memeluk Ibu nya sayang, dan Ibu nya pun membalas pelukan Nadya dengan erat sambil menangis tersedu-sedu.
"Nadya, anak Ibu. Ibu tau, kamu dengar semua percakapan Ibu dan Ayah, Ibu hanya minta jangan pernah kamu bilang ke adik mu ya, Nak," ucap Rita pelan, Nadya yang masih di peluk Ibu nya hanya menganggukkan kepala saja.
"Yaudah, sekarang kamu ganti baju terus makan ya, biar Ibu siapin dulu makanan nya." ucap Ibu nya yang menyudahi acara peluk-pelukan nya. Lagi-lagi Nadya hanya menganggukan kepala nya, tanda dia meng'iyakan.
Nadya langsung pergi meninggalkan Ibunya, dia berjalan ke arah kamarnya untuk berganti baju serta menyegarkan tubuh nya.
Sepuluh menit kemudian...
Nadya sudah siap dengan pakaian rumahnya, lalu ia keluar kamar menuju meja makan. Di meja makan ia melihat adiknya sudah pulang dari sekolah nya.
"Eh Dek, kamu udah pulang?" tanya Nadya sambil mengambil duduk di sebelah adik nya.
"Udah Kak, baru aja aku pulang." jawab Nayla--adik Nadya. Nadya hanya ber'oh ria sambil menunggu Ibunya yang entah kemana.
'Apa aku bilang aja ya, ke nayla?' batin Nadya sambil melamun. Ia tak sadar bila Ibunya sudah datang dan berbicara dengan nya.
"Nad? Hei nad?" Ibu nya memanggil nya, Nadya langsung tersadar dari lamunan nya.
"Eh i... iya Bu," jawab Nadya.
"Ish! Kakak dari tadi Ibu tuh manggil kakak, tapi kak Nadya malah ngelamun terus." dumel Nayla. Nadya hanya bisa tersenyum malu, lalu dia mengubah arah pembicaraan mereka.
"Ibu, Nayla, ayo makan." ucap nya yang di angguki oleh Ibu dan Adik nya. Mereka akhirnya makan bersama dengan sunyi, hanya ada suara sendok dan piring yang saling beradu, hingga makan telah berakhir.
--Di Kelas--
"Lho, Nad," Desta bingung dengan Nadya yang duduk di tempat yang bukan seharusnya ia tempati, "Lo kok duduk disini?"
Nadya hanya diam dan masih fokus dengan membaca buku pelajaran nya. Ia tak mau menanggapi ucapan Desta, ia mau menghindar dari Desta, demi keselamatan Nadya agar tidak selalu di usik oleh Gia.
"Nad! Gue nanya, kenapa lo duduk disini?!" marah Desta karena ucapannya di abaikan begitu saja oleh Nadya. Nadya menaruh buku pelajarannya di meja dan langsung berdiri, pergi dari hadapan Desta. Dia sebenarnya tak enak hati oleh Desta yang notabene nya Anak Baru, dan sudah ia cuekkan saja.
Sesudah Nadya pergi, Gia and The Geng nya masuk ke kelas, dan melihat Desta dengan muka yang terlihat kesal, lalu Gia menghampiri Desta yang masih berdiam diri di tempatnya tadi.
"Lho Des, lo kenapa? Kok kesel gitu mukanya?" tanya Gia pura-pura tak tahu.
"Bukan urusan lo!" jawab Desta acuh, kemudian Desta kembali ke tempat duduk nya yang semula.
Gia hanya tersenyum menang melihat Desta dan Nadya jauh, dan ini saat nya Gia mendekati Desta dengan perlahan-lahan namun pasti.
Vote and coment
Terimakasih:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadya
Fiksi RemajaKedatangan seorang laki-laki pindahan sekolah membuat Nadya merasa ada suatu kehangatan dalam pertemanan. Namun, entah bagaimana, hubungan mereka berjalan semakin baik dan diantara mereka ada yang mengharapkan lebih dari suatu 'pertemanan'. Kemudian...