07

877 42 0
                                    

Hari ini kelas Ara sedang melakukan pelajaran Olahraga.

"Huftt, aku tuh gak bisa diginiin" kata Farah, teman kelas Ara yang alay-nya tingkat dewa.

"Terus lo mau di gimanain, hah?" tanya Revan sambil menatap Farah jijik.

"Apaan sih lo, ikut ikutan aja" kata Farah sambil memutar bola matanya.

"Siapa bilang gua ngikutin lo? Orang gua daritadi ada disini" kata Revan.

"Bodoamat anjir!" kata Farah, setelah itu dia pergi ke tempat lain.

"Emosian lo" teriak Revan, tapi tidak digubris oleh Farah.

Ara, Sekar dan Anggun yang melihat pertengkaran antara teman-temannya hanya bisa menjadi Kambing Conge.

"Ara, siap-siap habis ini kamu" kata Pak Syarif, guru Olahraga.

Sekarang, materinya yang di praktekkan adalah Lari.

"Ashiyapp" kata Ara sambil mengacungkan jempolnya ke udara.

3 menit kemudian,

"Nah, sekarang giliran kamu ra" kata Pak Syarif dan dibalas anggukan oleh Ara.

"Satu.. Dua.. Mulai" kata Pak Syarif memberi aba-aba.

Ara berlari dengan sangat santai, Pak Syarif yang melihat itupun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Raa larinya yang cepet ngapa!" kata Sekar menyemangati Ara, tapi tidak dihiraukan oleh Ara.

"Ayo raa semangattt, anggep aja dibelakang kamu itu Anjing. Jadi kamu harus lari cepat" kata Anggun menyemangati Ara.

"Wanjayy! Berarti Anjingnya gua dong!" kata Elis, teman sekelasnya Ara yang kebetulan ikut lari dengannya dan tepat posisi Elis dibelakang Ara.

"Nah tuh ngaku" kata Anggun dengan polosnya, dan hal itu sukses membuat semuanya tertawa.

"Bangsul" gumam Elis sambil terus lari menyusul teman-temannya yang lain.

Pirtttt...

"Habis" kata Pak Syarif.

"Elis dapet berapa lis?" tanya Pak Syarif.

"7 putaran Pak" jawab Elis.

"Farah?" tanya Pak Syarif lagi.

"6 setengah Pak" jawab Farah.

"Ara?" tanya Pak Syarif lagi.

"4" jawab Ara sambil mencomot kentang goreng milik Sekar.

"Kamu itu, tidak berubah ya. Selalu saja malas" kata Pak Syarif sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kan saya bukan Power Rangers yang bisa berubah, Pak" jawab Ara sambil menguyah kentang goreng tadi.

"Iyain lah" kata Pak Syarif pasrah, setelah itu dia pergi ke Ruang Guru.

"Capek juga ya" kata Ara sambil meminum Aqua yang entah punya siapa.

"Itu air gua bangsul" kata Angga yang nongol entah darimana.

"Lah? gua kira kaga ada yang punya" kata Ara sambil menatap Angga bingung.

"Enak aja lo, sini airnya!" perintah Angga.

"Entar lah, gua masih haus banget ini" kata Ara sambil terus meminum airnya.

"Satu tetes air, lima ribu. Tinggal kaliin aja" kata Angga sambil melipat tangan didadanya.

"Busett! Satu Aqua kecil aja harganya empat ribu. Lah lo? Masa cuman setetes doang harganya lima ribu. Untuk di lo, rugi di gua" kata Ara ngegas.

"Wess, santai boss gak usah ngegas" kata Angga sambil terkikik geli.

Pletak!

"Wadaw! Anjir lo ya raaa" kata Angga kesal. Bagaimana tidak kesal? Dirinya baru saja dijitak oleh Ara.

"Apa lo apa?!" kata Ara berani sambil menggulung lengan bajunya.

"Halah! Lo kaga berani kan sama gua? Cemen lo!" kata Ara disertai tawa jahatnya.

Bukannya terlihat seram, justru terlihat lucu dimata Angga dan teman-temannya.

"Untung cewek" gumam Angga yang tidak bisa didengar oleh Ara.

"Itu yang dinamakan tawa jahat? Yaelah" kata Angga sambil maju mendekati Ara.

"Ih, apaan sih lo! Sana jauh-jauh" kata Ara mulai sedikit salting. Sedikit loh ya.

"Idihh, ge'er banget lo upil anoa! Orang gua cuma mau ngomong kalo dibahu lo ada kecoanya" kata Angga sambil mengambil kecoa yang ada dibahu Ara, dan langsung pergi.

"Ara sabar kok" kata Ara sambil memulai drama alay-nya.

"Kumat" gumam Anggun dan Sekar bersamaan.

______________________________________

VOTE & KOMEN jangan lupa!

#TinahKhoeriyah

ANGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang