Tidak seperti hari biasanya, hari ini Ara bangun agak kesiangan. Karena tadi malam Ara dan Angel menonton Drama Korea.
"Duh sepatu gua yang sebelahnya mana njir?!" kata Ara sambil berlarian kesana-kemari mencari sebelah sepatunya.
"Raa jangan lari lari nanti jat----"
Brukk!!
"Toh. Tuh kan mamah juga bilang apa? Jangan lari larian! Kamu tuh bandel banget sih jadi anak!" kata Anna sambil menjewer sebelah telinga Ara.
"Aduh! Mamahhhh... anaknya nyungsep bukannya ditolongin malah dijewer_-" kata Ara sambil berusaha berdiri.
"Ya kamunya aja bandel, udah dibilangin juga" kata Anna sambil membantu Ara bangun.
"Ya kan gatau mah. Eh, mamah tau gak, sebelah sepatu Ara mana ya?" tanya Ara.
"Gatau tuh, coba aja cari. Mamah mau masak dulu" kata Anna lalu pergi dari hadapan Ara.
"Emak gua doang emang. Anaknya lagi susah bukannya dibantuin malah ditinggal pergi. Untung sayang" kata Ara sambil mendengus sebal.
Setelah itu Ara lanjut mencari sepatu kesayangannya.
"KETEMU!" pekik Ara senang saat sebelah sepatunya ketemu dikolong meja belajarnya Angel.
'Pantesan perasaan gua gak enak. Ternyata curut kecil itu yang nyembunyiin sepatu gua. Awas lu ngel, gua ketekin mampus lo!' -Ara
"Jam berapa ya?" kata Ara sambil melirik jam tangannya.
"Elah baru jam 08.00" kata Ara lega.
"Eh tunggu-tunggu, kok kayak ada yang aneh ya? Apaan si----ASTOGEE INI UDAH JAM 08.00 TELAT 1 JAM SENDIRI GUA ANJIRR Aduh anjir anjir anjir pokoknya anjir.. Gua kudu gimana ini anjir. Dasar anjir" kata Ara panik saat menyadari bahwa dirinya akan dihukum dilapangan selama 2 jam pelajaran.
"Mampus gua" kata Ara sambil menepuk jidatnya.
****
"Pak boleh ya" kata Ara sambil mencoba merayu pak satpam agar membantunya untuk membukaan gerbang sekolah.
"Gak boleh dek"kata Satpam sambil mengeluarkan nafas kesal. Pasalnya sedari tadi Ara terus saja membujuknya.
"Pak boleh dong. Masa gak boleh sih?" kata Ara memelas.
"Gak boleh" kata Satpam tetap kekeuh.
"Ntar saya beliin permen deh pak. Ya? Ya? Ya?" kata Ara mulai menyogok.
"Kamu kira saya anak kecil apa? Dikasih permen langsung nurut" kata pak Satpam kesal.
"Yaudah cilok deh 2000" kata Ara lagi.
"Gak" kata Pak Satpam.
"Martabak deh pak, tapi martabak telor aja ya yang murah hehe" kata Ara masih terus menyogok.
"Gak" kata Pak Satpam.
"Bakwan-nya mbak Susan deh pak" kata Ara masih terus berjuang membujuk pak Satpam.
"Gak" kata Pak Satpam.
"Penawaran terakhir, kolornya miper mau gak pak?" kata Ara yang sudah kesel sama pak satpam.
"Gak dan terima kasih" kata Pak Satpam.
"Pak? Bapak kok ngeselin banget sih? Mau saya lempar pake Iphone x saya ya pak? Atau mau saya gaplok pake dollarnya papa saya!" kata Ara nyerocos tiada henti eaa.
"Gak" kata Pak Satpam.
"Tai" gumam Ara pelan.
"Pak bukain dong pak, saya laporin papa sa----"
"Hoi" belum selesai Ara berbicara, seseorang langsung menepuk pundaknya.
"Siapa lo? Valak? Ih sana jauh-jauh" kata Ara sambil memasang wajah datar.
"Enak aja! Muka ganteng gini disamain sama Valak. Yang bener bae" kata Angga.
Ternyata yang memanggil Ara itu Angga.
"Eh, ikut gua yuk" kata Angga lagi.
"Kemana?" tanya Ara curiga.
"K.U.A" jawab Angga asal.
Pletak!
"KUA KUA ndasmu!" kata Ara sambil menjitak kepala Angga.
"Udah ayo ikut aja" kata Angga sambil menyeret Ara pergi. Membiarkan Pak Satpam yang daritadi memanggil mereka.
_________________________________
VOTE & KOMEN
#TinahKhoeriyah
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
Teen Fiction"Jangan percaya sama muka gua. Lo belum tau siapa gua sebenernya." _______________________ 2019 ©khoeriyahtinah