Missper-11

1.6K 200 3
                                    


Perasaan itu benar benar nyata, namun aku masih belum tahu sebab akibatnya.

Muhammad Ali Yusuf

👸

Hari yang cerah, secerah mood Prilly hari ini. Prilly kembali pada rutinitasnya seperti biasa, menjalani profesi yang berawal dari hobi nya tersebut. Dua hari free membuat Prilly cukup puas menghabiskan waktu dengan sahabat lamanya itu, setelah kedatangan Deva, Prilly benar benar merasa harinya berwarna lagi. Deva adalah sosok sahabat yang multitalent, serba bisa. Mungkin saja kalau takdir tak sejahat ini, Prilly mau menerima Deva sebagai kekasih. Karena jujur ia pun menyayanginya.

Ah, Prilly tersenyum menggelengkan kepalanya. "Stupid Prilly! Kenapa otak lo ketularan geser sii?" Ucapnya berbicara sendiri. Gadis itu berkali kali menggelengkan kepala.

"Kenapa ly?" Tanya Ratu menghampirinya. Lantas wanita bertubuh subur itu duduk dengan dahi mengerinyit aneh.

"Eh tan, ng-nggak ko, aku nggak papa."

"Semoga deh ya, jangan sampai hari ini ada kejadian lagi, inget ini masih pagi! Cuaca lagi cerah cerahnya." Kata Ratu penuh peringatan. Prilly menatap tante sekaligus managernya dengan cebikan bibir.

"Harusnya kalimat itu buat tante! Tante sendiri ngapain pagi pagi gini udah ngomel." Prilly tak segan membalas dengan kalimat pedasnya. Ya, namanya juga miss Lily. Sudah mutlak mulutnya pedas, kalimat yang keluar dari mulutnya pun pasti kasar.

"Oke, tante nggak mau debat sama kamu. Sekarang siap siap, jam 11 kita mulai." Katanya lalu beranjak meninggalkan sang keponakan. Tidak mau berlama lama disana, bisa gawat urusannnya kalau api ketemu api, meledak yang ada.

"Nggak ada juga yang nyuruh kesini." Prilly memutar bola matanya malas. Dan tak lama kemudian, seorang make up artis pribadinya menghampiri, siap memoles wajah mulusnya dengan alat alat make up.

"Gue nggak suka make up lo yang terakhir!" Ucap Prilly tegas.

"Loh kenapa miss?"

"Lo masih nanya kenapa? Lo nggak punya mata ya? Make up lo yang itu ketebalan! Gue nggak suka!!" Prilly mulai nge-gas.

"I-iya miss, eyke minta maaf." Cicit Zelo menundukkan kepalanya.

"Kalau sampe kali ini tangan lo itu nggak bisa bekerja dengan baik, lo gue pecat!" Ancamnya. Zelo menelan ludah dengan wajah pucat, alamat ini mah. Batin Zelo.

"I-iya miss." Prilly hanya merespon dengan dengusan kesalnya. Lalu dengan cekatan Zelo mulai menjamah wajah Prilly dengan peralatan make up nya.

👸

👸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Miss. PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang