Missper-24

2.3K 204 10
                                    

Perjalanan kami, saat ini aku terus berusaha memperbaiki diri.

Prilly Cornnely

👸

"Kalian yakin, mau pulang sekarang?"

"Iya bu, besok Ali udah mulai kerja."

"Padahal ibu masih kangen loh, sama kalian."

"Nanti, kita kesini lagi bu.."

"Benar ya neng? Sering-sering main kesini, kalau bisa... nanti pas kesini neng Lily udah isi." kata ibu tersenyum penuh harap. Prilly membalas dengan senyum tipisnya. Isi apa bu? Nasi iya.

"Kak Lily, Isel pengen deh, bisa jadi model internasional kayak kakak."

"Sekolah yang benar, jangan mikir yang aneh-aneh!" Ali menyahuti dengan nada peringatan. Isel memang bercita-cita ingin jadi model, tapi dari dulu Ali selalu mewanti-wanti agar adik perempuan satu-satunya itu menyelesaikan sekolah dulu dengan benar.

"Kakak yakin, suatu saat nanti kamu bisa jadi model, malah melebihi kakak." Ucap Prilly tersenyum lembut.

"Aamiin. Doain ya kak, jangan kayak abang, bisanya ngelarang mulu!" Isel melirik Ali, nadanya menyindir.

"Ngelarang juga demi kebaikan kamu dek!"

"Udah, udah. Kebiasaan kalian mah, kalau ketemu pasti berantem. Giliran lama nggak ketemu bilangnya kangen. Ck" ibu menggelengkan kepala.

"Tau nih, giliran jauh aja, abang.. kesini dong, Isel kangen!" Ledek Ali menirukan gaya bicara Isel .

"Ih, Isel itu kangennya sama kak Lily, bukan abang! Wleekk.." ucap Isel menjulurkan lidahnya meledek.

"Masa?"

"Iya."

"Yang benar?"

"Rese!"

Prilly terkekeh lucu melihat pertengkaran kecil, antara kakak beradik itu. Mungkin begini rasanya punya saudara, rame. Selama ini, rumah Prilly tidak pernah rame. Hanya ada kesunyian.

👸

Menempuh perjalanan Bekasi-Tangerang, lumayan lama, lama karena macet. Meski ujung ketemu ujung, sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi begitulah, lama dijalan.

"Hhh.. males deh." Ali menghembuskan napas kasar, membuat Prilly mengernyit heran tidak tahan untuk bertanya.

"Kenapa?"

"Besok aku kerja, tapi nggak ada kamunya." Kata Ali merajuk.

Prilly terkekeh menggelengkan kepala. "Ya, terus kenapa?"

"Ko kenapa? Ya aku, nggak semangatlah kalau nggak sama kamu."

"Dih, sejak kapan kamu jadi.. manja gini?" Cibir Prilly. Ali suaminya, dengan Ali dulu, sangat jauh berbeda ternyata.

"Ah, kamu mah nggak ngerti!"

"Li, dengerin aku.. ada atau nggak adanya aku, kamu harus tetap semangat. Inget loh, kamu harus menafkahi seorang miss Lily!" Ucap Prilly menaik turunkan alisnya. "Katanya suami, seorang imam. Masa kerjanya malas-malasan."

Miss. PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang