Missper-4

1.5K 165 4
                                    

Dia begitu keras dan tertutup.

Muhammad Ali Yusuf

👸

Ali menghempaskan badan kekarnya di kasur hingga menimbulkan pantulan. Dihelanya napasnya panjang. Mengusap peluh yang sadari tadi mengucur di pelipis dan wajahnya, hari yang melelahkan.

"Gue heran deh, kenapa tiba-tiba ban motor gue bisa bocor begitu. Perasaan tadi pagi aman-aman aja." Ali menerawang ban motornya yang tiba-tiba saja bocor saat tadi hendak pulang dari studio photoshoot.

Uang Ali yang hanya tersisa 10 ribu tidak cukup untuk membawa motornya ke bengkel, akhirnya Ali memutuskan pulang dengan mendorong motornya.

"Sudah pulang nak?" Rosi yang melihat kamar putra sulungnya terbuka akhirnya masuk. Dan benar saja putranya itu sudah pulang.

"Eh ibu, iya bu Ali barusan pulangnya." Ali bangkit lalu tak lupa mencium punggung tangannya.

"Kok ibu nggak dengar suara motor kamu?"

"Oh.. itu bu, anu, motornya.. Ali dorong pas di depan. Soalnya takut berisik, nggak enak sama tetangga." Kelakar Ali. Ali mengusap belakang lehernya yang masih dibanjiri keringat.

"Kamu berkeringat gini, gerah banget ya?" Rosi sampai heran melihat putranya yang begitu dibanjiri peluh. Padahal ini sudah malam, dan tadi siang juga habis hujan.

"Oh ini bu, mungkin efek dorong motornya. Kan Ali jarang olahraga jadi cepat keringetan." Jelas Ali sambil cengengesan. Ali tidak mau memberitahu ibu, pasti ibu khawatir.

Rosi yang mendengar penjelasan putranya yang cukup masuk akal itu mengangguk sambil tersenyum tipis. Tangannya terulur mengelus rambut hitam tebal milik Ali. "Ali mau mandi? Ibu masakin air hangat ya?" Tawarnya.

"Nggak usah bu, Ali mandi pake air dingin aja." Tolak Ali halus.

"Jangan. Ini udah malam, nggak baik buat kesehatan kalau mandi malam pakai air dingin. Ibu masakin air sebentar ya." Ucap ibu kemudian berlalu meninggalkan Ali menuju dapur. Ali sangat beruntung punya ibu yang berhati malaikat, sejak ditinggal ayah, ibu berjuang banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Segala macam pekerjaan ibu kerjakan demi menghidupi kedua anaknya, Ali berjanji akan membalas semua itu dengan membahagiakan ibu. Walaupun jasa ibu tidak dapat terbalaskan dengan apapun, membuat bahagia ibu adalah prioritasnya kini.

"Gimana li hari pertama kerja?" Kini mereka sedang berkumpul menonton televisi setelah menyelesaikan makan malamnya. Rutinitas keluarga kecil ini, sejak saat ayahnya masih ada hingga sekarang tidak pernah mereka lewatkan. Sederhana memang, tapi percaya atau tidak dengan menyisihkan waktu sedikit untuk berkumpul seperti ini membuat keluarga mereka tetap harmonis. Tujuannya sederhana saja, saling bertukar pikiran dan bercerita kerjadian yang mereka alami selama seharian. Makanya keluarga mereka jauh dari pertengkaran atau selisih paham.

"Alhamdulillah lancar bu, dan ibu tau Ali kerja sama siapa?"

"Siapa bang?" Sahut Isel penasaran.

"Prilly Cornnely. Model internasional yang lagi naik daun itu."

"Wahh abang keren." Puji Isel dengan mata berbinar. Isel memang sangat mengidolakan Prilly Cornnely. Bahkan setiap ada gosip, Isel tidak pernah ketinggalan nonton.

Miss. PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang