'Dulu kita memang sendiri - sendiri, sekarang kita telah merengkuh cinta bersama.'
🌱🌱🌱
Naina keluar dari kamar mandi dengan lingering berwarna hitam, wajahnya tertunduk malu. Ini kali pertama ia berpakaian seperti itu, dengan wajah malu ia mendekati Nino yang duduk di tepi ranjang.
"Cantik." Kata Nino dengan senyum khas nya, Naina menunduk dan duduk di sebelah Nino.
Nino terpesona untuk kesekian kalinya, Naina gadis kecilnya dulu kini menjelma menjadi gadis yang sangat menggoda.
"Sudah siap?" Tanya Nino ragu namun penuh harap, tangan Naina masih saling bertaut, hatinya mulai cemas.
'Gue harus lakuin apa nih? Duh, Talita help.' Batin gadis itu meracau, ia meneguk salivanya.
"Em, Gue.., Gu- gue.." Naina ter gugu, ia menarik nafas dalam dan menghembuskan nya pelan, "Okay! Gue siap."
Mendengar itu Nino pun sumringah, ia memeluk Istrinya erat.
"Jangan Gue - Elo lagi, sayang."
Naina mengangguk di pelukan Nino, membalas pelukan itu dengan sayang.
"Aku cuma pengen lakuin ini sekali, habis itu libur sebulan. Kamu engga apa - apa kan ?" Ucap Naina sambil menggigit bibir bawahnya, menatap Nino dengan menampakan wajah gemas nya.
"Kenapa?"
"Kata teman Aku, itu rasanya sakit. Gue ngeri!" Jawabnya polos, masih saja kata Gue di ucapkannya. "Maksudnya, Aku ngeri." Ralat Naina.
Nino menaikkan alisnya sebelah, heran tentunya. Pernyataan sinting macam apa yang di sampaikan istrinya, padahal belum tahu rasanya akan hal 'itu'.
"Belum juga nyobain, udah kena permintaan yang aneh. Huh!" Keluh Nino, menepuk jidatnya sendiri.
"Jadi gimana ? Oke, kan ?" Naina nyengir, ia masih menunggu jawaban dari suaminya.
Nino masih berfikir, ia harus melakukan sesuatu agar tidak menuruti permintaan istrinya yang sungguh di luar nalar. Mana bisa ia menahan 'Adiknya' untuk kesekian kali, apa lagi setelah menerobos pertahanan Naina.
"Okay, Aku setuju. Ayo kita mulai." Ucap Nino sumringah, alis nya naik turun bak mendapat ide cemerlang.
Tangan Nino perlahan membelai rambut sang Istri, mengecup puncak kepalanya, mengelus pipi mulus Naina dengan sayang.
Membawa gadis itu hanyut dalam gairahnya."Eh, tunggu." Ujar Naina, jari telunjuknya mengarah pada bibir Nino yang hendak menciumnya.
"Kenapa?"
"Kamera udah nyala? Ingat, kita kan.."
"Ah, hampir saja lupa." Nino beranjak dari ranjangnya menuju meja rias istrinya. Dia menyalakan kamera milik sang mertua, lalu kembali lagi mendekati Istrinya.
"Sudah?" Tanya Naina pada Nino yang tersenyum padanya.
Nino mengangguk perlahan, posisinya kini terbaring di samping istrinya.
"Kamu seksi." Puji Nino pada Istrinya, wajah Naina merona.
"Dari dulu tuh, Kamu aja engga sadar. Lihatnya Talita terus sih." Balas Naina menggoda,
"Cemburu?"
"...." Naina menggeleng,
"Ah, padahal cemburu tuh?" Nino memeluk Istrinya, mencium pipi istrinya berkali-kali.
"Kalo istri cemburu, wajar keles." Jawab Naina mendongak ke arah Nino.
"Besok Aku ingin berduaan sama Kamu, pengen di manja sama bidadari syantiek." Pinta Nino manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Partner (Love)
Teen FictionGimana sih rasanya punya pasangan yang benar-benar miring otaknya ? Menguras otak dan hati, bukan ? ____ Cerpen, Fiksi remaja : Romance #Crazy_Love Sinopsis, "NAINAAAAA . . " Teriak Pak Hendro, sepertinya marah . "Yes, Papaaa . . " Sahut gadis manis...