MCP 12

1.4K 90 10
                                    

' Waktu selalu membawa cinta itu pada pemiliknya.., seperti waktu membawamu padaku atas izin Sang Maha Cinta.'

🌱🌱

Pagi cerah kembali menghiasi hati Nino, senyum nya merekah menatap Istri tercinta.
Ya, malam pertama yang konyol kemarin membuat cintanya makin bertambah pada Naina.

Ia sekarang dapat merasakan bagaimana rasa cinta sang istri yang kadang terkesan cuek padanya.

"Morning Sayang." Laki-laki bermata hazel itu mengecup sayang puncak kepala istrinya yang masih terlelap.

Tak berapa lama Naina terbangun, lelah mendera tubuhnya. Terang saja, Nino tidak membiarkan Naina lepas dari pelukannya.

"Morning Tuan." Ucap Naina, senyum hangat terpancar dari bibirnya. Sang suami membalas sambil memeluknya.

"Senin ya?" Tanya Naina, dahinya mengkerut. Rasanya hari ini ia malas sekali ke kampus, Ia butuh tidur lebih lama.

Nino mengangguk, "Kenapa Sayang? Mau jalan-jalan?" Balas Nino, membuat mata sang Istri mengerjap.

"Ayok!" Ucap Naina semangat,

"Kamu ingin pergi ke mana?"

Naina tampak berfikir, sambil menyembunyikan kepalanya di ketiak sang suami, tangannya tidak sekali pun melepaskan pelukannya.

"Hm, gimana kalau ketemu Rivan dan Talita, ajak mereka jalan ?" Ujar Naina, kepalanya mendongak lalu tersenyum dengan wajah gemas.

"Okay! Kamu mandi duluan, Aku kirim video Kita dulu ke Mama." Nino beranjak, setelah mendapat persetujuan dari sang Istri.

Naina pun membersihkan dirinya sesuai kesepakatan bersama sang suami.

Setelah selesai mengirim video, Nino membuka layar ponselnya. Sejak semalam ponselnya bergetar beberapa kali, tapi tidak ia hiraukan.
Semalam hasratnya hanya ingin bersama Naina, sang istri.

Nino tersenyum tipis, membaca pesan whatsapp dari nomor tidak di kenal. Rasa kesal terlihat jelas dari wajahnya.

' shit! Why her,' batinnya.

Keduanya kini tengah sarapan bersama, sedari tadi Naina diam, tampaknya masih malu-malu. Sedang Nino masih saja tersenyum manis sambil memandangi istrinya.

"Jangan liatin terus. Risih!" Ucap Naina sedikit judes,

"Padahal dag dig dug tuh jantung hahaha, yayaya emang Aku akui kalau Aku itu cowok perkasa." Jawab dengan percaya diri, ia terkekeh setelah mencolek hidung mungil Istrinya.

"Iih.., apa an sih, engga tuh. Dih kepedean dasar."

"Dasar memang Aku mencintaimu." Sambung Nino cepat, membuat pipi Naina bersemu merah karena malu. "Tuh, kan... Susah sih punya suami ganteng tuh, cintaaaa terus hahaha,"

"Please ya.., Tuan. Tingkat Pede nya tolong di turunin."

"Tapi benar kan ...?"

Naina menggeleng kepalanya, lalu melanjutkan sarapan pagi dengan lalap cinta dari suaminya.

🌱🌱🌱

Langit terlihat mendung ketika Naina tengah bersiap di teras rumahnya.

"Ya elah, pake acara mendung lagi." Keluhnya lesu, raut wajahnya nampak sedikit kesal.

Di lihatnya benda kotak yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu baru saja menunjuk angka sepuluh lima belas menit.

"Sudah siap, Istriku?" Ucap Nino mengejutkan Naina.

My Crazy Partner (Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang