"Dek, abang telfonin Seongwoo aja ya?" saran Minhyun, kakak kandungmu.
"Gausa bang, Seongwoo masih kerja kalo jam segini" tolakmu.
"Tapi Seongwoo harus tau kalo bentar lagi anaknya mau lahir"
"Adek bilang gausa bang, gapapa adek bisa sendiri" bantahmu.
Minhyun pun hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.
"Yaudah abang beliin makanan dulu ya" ucapnya.
"Gausa"
"Kamu tuh gausa batu deh dek, kamu butuh tenaga buat nanti" ucap Minhyun yang kini sudah kesal dengan tingkah lakumu.
"Yauda iya" pasrahmu.
Minhyun pun keluar dari ruanganmu. Tetapi, bukannya bergegas membeli makanan untukmu, ia malah menelfon Seongwoo.
"Woo, kamu ijin sebentar ya dari kantormu, ini istri kamu mau lahiran"
"Hah?! Lahiran? Dimana?"
"Dirumah sakit biasa (y/n) check up"
"Ok"
Mau tidak mau, Seongwoo harus tau kondisi (y/n) sekarang.
•••
"Kok bang Minhyun lama banget sih beli makan doang" monologmu karena sudah bosan menunggu.
Selang beberapa menit, pintu ruanganmu terbuka. Pikirmu itu adalah bang Minhyun, tapi ternyata bukan.
"Seongwoo?" bingungmu.
Ya orang itu Seongwoo.
"Kamu kenapa ga bilang sih? Aku suami kamu loh, masa harus Minhyun yang nyampein ke aku" ucap Seongwoo sambil mendekati ranjangmu.
"Nih titipan dari Minhyun, kamu makan dulu ya biar aku suapin" sahutnya lalu membuka bungkusan makanan tersebut.
"Kamu harusnya bilang sama aku, aku kan mau nemenin kamu" ujarnya sambil menyuapimu.
"Habisnya aku gaenak sama bos kamu. Kamu sering ijin dari kantor kan selama aku hamil" akumu.
"Iya tapi kan sekarang ini beda sayang, anak kita mau lahir, dan aku harus nemenin kamu"
"Iya deh iya"
"Kamu dari jam berapa disini?" tanyanya.
Kamu berpikir sejenak.
"hmm.. Dari jam 8 pagi" jawabmu polos.
Refleks Seongwoo melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Astaga berarti kamu udah disini sekitaran 7 jam? Dan kamu ga ngabarin aku sama sekali?" tanyanya.
Kamu mengangguk polos.
"Kebiasaan kamu sel-"
"Aduh" rintihmu saat perutmu lagi-lagi mengalami kontraksi.
"Sakitnya udah kerasa? Aku panggilin dokter ya"
Entah karena panik atau bego :v, Seongwoo malah berlari keluar untuk memanggil dokter, yang padahal tinggal menekan bel yang ada didekat ranjang.
"Woo, pencet bel nya aja" teriakmu.
Sontak Seongwoo langsung berbalik dan menekan bel.
Dokter pun segera datang, bersamaan dengan 2 orang suster.
"Saya lihat pembukaan nya dulu ya bu" ucap dokter tersebut lalu segera memeriksa pembukaanmu.
"Pembukaan nya sudah lengkap, sekarang kita mulai proses persalinannya ya" sahut dokter tersebut lalu segera memasang sarung tangan dan masker khas dokter.
"Sayang, kamu yang kuat ya" bisik Seongwoo yang tak setia menggenggam tanganmu.
"Kalo saya bilang dorong, baru ibu dorong ya" perintah dokter tersebut.
"Woo, sakit..." lirihmu.
"Sabar sayang, kamu bisa, kamu kuat"
Seongwoo tak henti-hentinya memberi kata-kata penyemangat untukmu.
"Ok, dengar aba-aba saya ya, 1 2 3 dorong"
Kamu pun mengikuti instruksi dari dokter. Kamu mengejan sekuat yang kamu mampu.
Tapi sudah 4 kali kamu mengejan, belum ada tanda-tanda bahwa si baby akan lahir.
"Hei, hei, denger aku. Kamu pasti bisa, kamu wanita kuat, coba lagi ya" ujar Seongwoo.
Kamu pun kembali mengejan sekuatmu.
Tapi nihil. Masih belum ada perkembangan sama sekali.
"Ibu, setelah ini adalah dorongan yang terakhir. Jika masih tidak ada perkembangan, maka saya terpaksa harus melakukan tindakan operasi. Karena posisi bayi berada dalam posisi yang tidak seharusnya dan itu bisa membahayakan ibu sekaligus bayinya. Jadi pastikan setelah ini adalah dorongan terakhir" jelas sang dokter panjang lebar.
"Woo... Aku takut"
"Kamu takut kenapa hm? Gaada yang perlu ditakutin. Kamu denger kata dokter tadi kan? Kamu harus berusaha ya?" ujar Seongwoo lembut.
Kamu pun refleks mengejan saat merasakan adanya dorongan dari bagian bawahmu.
"Iya bagus, kepalanya sudah terlihat"
Kamu pun mengeratkan genggaman tanganmu pada Seongwoo.
Keringat sudah membasahi hampir seluruh tubuhmu.
Kamu mengejan untuk yang terakhir kalinya.
Dan,
Tepat pada pukul 18.00, putra pertamamu dan Seongwoo lahir ke dunia.
"Makasi sayang makasi banyak" ucap Seongwoo lalu mengecup keningmu dan bibirmu singkat.
"Makasi karna sudah melengkapi keluarga kecil kita, aku cinta kamu Ong (y/n)" sahut Seongwoo sambil tersenyum simpul.
-- END --Makasi buat 2k+ view nyaa ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna One as Daddy [✔]
FanfictionWanna one ✖ You Wanna one as your husband Cuma ff receh tentang kehidupan member wanna one setelah menikah.