"Sayangnya ayah sini sini"
Anak kecil perempuan menghampiri Jaehwan dengan langkah kecilnya.
"Utututu, gimana tadi sekolahnya?" tanya Jaehwan saat Naeun, anak kalian, duduk dipangkuan Jaehwan.
"Naeun dapet temen balu yah" jawab Naeun dengan logat cadelnya.
"Telus Naeun dapet nilai selatus tadi" tambahnya.Jaehwan tersenyum. "Anak ayah pinter banget sih" Jaewhan mencium kedua pipi Naeun dengan gemas.
"Siapa dulu eommanya" Ucapmu tiba-tiba.
"Loh ( y/n ), kamu udah pulang?" tanya Jaehwan kaget.
"Kamu gaseneng aku pulang nih?" candamu.
"Bukan gitu, soalnya biasanya kamu pulang malem" ucap Jaehwan.
"Tadi aku ijin pulang karena agak pusing" keluhmu.
"Kamu gapapa? Sekarang masih pusing?" Tanya Jaehwan khawatir sambil memegang dahimu.
"Badan kamu anget, ke dokter ya" lanjutnya.
"Aku gapapa Jae" balasmu.
"Kamu selalu gitu deh, pura-pura kuat didepan aku padahal engga"
Skak
"Iya, kalo misalkan eomma sakit, kita ke doktel aja" ucap Naeun.
"Eomma gapapa kok sayang. Kamu udah makan?" tanyamu pada Naeun mengalihkan pembicaraan.
"Tadi Naeun udah makan bareng aku, kamu gausa ngalihin pembicaraan, ke dokter sekarang ya" Kata Jaehwan.
"Aku mau istirahat dikamar aja" pintamu.
"Yaudah kamu istirahat aja, aku yang ngurus Naeun" sahut Jaehwan.
Kamu mengangguk lemah.
"Eomma cepet sembuh ya" ucap Naeun lalu mencium kedua pipimu.
"Iya makasi sayang" balasmu.
***
Malam pun tiba, dan kondisimu bukannya membaik, malah semakin parah. Suhu tubuhmu semakin meninggi dan kali ini ditambah dengan sedikit rasa mual.
"Hei, kamu yakin kamu gapapa?" Jaehwan memastikan kondisimu.
"Ne, gwenchana" balasmu.
"Hoekk" kamu pun langsung bergegas menuju kamar mandi.
"Hoekk"
"Kamu kenapa?" tanya Jaehwan panik.
Ia masih setia mengusap tengkukmu."Mual" ucapmu sambil menahan rasa mualmu.
"Aku bikinin teh hangat ya, kamu tunggu sebentar" sahut Jaehwan.
Belum sempat Jaehwan keluar kamar, tanganmu sudah menahan pergelangan tangan Jaehwan.
"Gausa, aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ucapmu serius, tapi terdapat sedikit senyuman dibibirmu.
"Ada apa?"
"Kurasa Naeun akan punya adik" akumu.
"Maksud kamu?" Jaehwan bingung.
"Astaga Jae, kamu itu masih aja ya suka telat gitu mikirnya" candamu.
"Abisnya kamu ngomongnya ga jelas sih" kata Jaehwan.
"Aku hamil Jae" ucapmu dengan mata berbinar-binar.
"Astaga, kamu serius?" tanya Jaehwan tak kalah antusias.
Kamu mengangguk pasti.
"Sebenarnya aku udah periksa ke dokter tadi sebelum pulang kerumah aku mau bikin kejutan aja buat kamu" jelasmu.
"Yaampun pantesan tadi kamu kekeh gamau ke dokter" sahut Jaehwan yang dibalas dengan tawa kecilmu.
Grep
Jaehwan tiba-tiba mendekap tubuhmu erat.
"Makasi sayang, makasi banget" bisik Jaehwan tepat ditelinga kananmu.
"Ini semua juga bukan karena usahaku sendiri toh? Aku juga mau makasi sama kamu" balasmu.
Kamudian Jaehwan mendorongmu ke arah kasur dan alhasil tubuhmu berada tepat dibawah Jaehwan.
Cup
Jaehwan mengecup bibirmu lembut.
Dan malam itu, berakhir dengan kamu yang tertidur dalam dekapan hangatnya.-- END --
Jangan sekedar baca, divote juga yaa
Next mau siapa?? Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna One as Daddy [✔]
FanfictionWanna one ✖ You Wanna one as your husband Cuma ff receh tentang kehidupan member wanna one setelah menikah.