"Hoekk"
Morning sickness ini benar-benar menyiksamu.
"Sayang, kamu gapapa?" Tanya Sungwoon khawatir lalu segera memijat tengkukmu.
"Hoekk hoekk"
Entah mengapa rasa mual itu tidak berkurang sama sekali.
"Kita ke dokter aja ya?" pinta Sungwoon.
"Gausa ke dokter aku gapapa" bantahmu.
"Tapi aku gatega liat kamu tersiksa kayak gini tiap pagi" ucap Sungwoon dengan wajah melasnya.
"Aku gapapa Woon" ulangmu.
"Yauda aku hari ini cuti aja ya, aku mau jagain kamu seharian" tegas Sungwoon.
"Aku bukan anak kecil yang perlu dijagain Woon, kamu ke kantor aja, aku gapapa" ucapmu.
"Kalo kamu gamau ke dokter yaudah aku jagain kamu dirumah" ucap Sungwoon final.
"Oke yaudah terserah kamu" jawabmu ketus. Emosimu memang sedang naik turun.
"Kok jadi ngambek sih? Ini semua kan buat kesehatan kamu sama little Ha" Ucap Sungwoon sambil mengelus puncak kepalamu.
"Iya iya" jawabmu.
"Kamu tunggu dikamar dulu ya, aku mau masak" sahut Sungwoon.
Kamu terkekeh kecil. "Emangnya kamu bisa masak?"
"Bisa lah, apalagi masak buat kamu" Ucap Sungwoon.
"Yauda aku tunggu dikamar ya" sahutmu.
***
Kini Sungwoon sedang melakukan pekerjaan yang sebenarnya sama sekali tidak bisa ia lakukan.
Masak.
Kondisi dapur saat ini sudah cukup membuktikan bahwa Sungwoon sama sekali tidak bisa memasak.
Bumbu-bumbu dapur yang berserakan dimana-mana dan alat-alat masak yang bahkan ada yang tergeletak dilantai.
"Hei, kamu mau masak atau mau perang sih?" Ucapmu tiba-tiba sambil memeluk Sungwoon dari belakang.
"Loh ( y/n ) kok kamu turun? Kamu dikamar aja, gausa turun" sahut Sungwoon.
"Aku yakin kamu itu gangerti soal masak, jadi aku turun mau bantuin kamu" jelasmu.
"Kan aku udah bilang kamu gaperlu ngapa-ngapain, hari ini aku yang bakal layanin kamu" sahut Sungwoon.
Kamu langsung mengambil alih tugas Sungwoon.
Sungwoon pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah lakumu yang tak kalah keras kepala.
Baru saja kamu ingin memulai masak, tiba-tiba kamu merasakan pusing dan sedikit nyeri dibagian perutmu.
Pandanganmu mulai mengabur dan sedetik kemudian, kamu sudah tidak mengingat apa-apa. Yang kamu ingat, kamu jatuh di tubuh Sungwoon yang sigap menangkapmu.
***
"Kamu denger kan kata dokter tadi apa hm? Kandungan kamu sekarang ini masih lemah" tegas Sungwoon.
"Kamu gaboleh ngerjain hal-hal yang berat-berat dulu, kamu dengerin kata-kata aku" lanjutnya.Kamu pun mulai menangis. Entah kata-kata Sungwoon yang terlalu tegas, atau karena emosi ibu hamil.
"Hei hei, aku ga bermaksud gitu. Aku cuma takut kamu sama anak kita kenapa-kenapa" ucap Sungwoon lembut.
"Ma-maaf. Maaf karna aku udah egois. Aku ga mikirin anak kita" ucapmu disela tangismu.
"Ini bukan salah kamu. Yang penting kamu harus istirahat yang cukup, gaboleh banyak gerak, sama makan makanan yang udah dianjurin dokter tadi" tutur Sungwoon lembut.
Kamu tersenyum simpul. "Aku janji bakalan lebih hati-hati".
Sungwoon mensejajarkan dirinya dengan perutmu. "Nak, kamu lagi apa? Baik- baik ya didalem sana, jangan ngerepotin bundanya"
Seketika, kamu sadar bahwa kamu tidak pernah salah memilih Sungwoon sebagai suamimu. Walaupun awalnya pernikahan kalian bukanlah didasari dengan rasa cinta, tapi akhirnya Sungwoon bisa membuktikan kalau ia memang pantas untukmu.
-- END --
Seperti biasa jangan lupakan vote + commentnya. Biar author semangat pub next part :)
Next mau siapa nih? Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna One as Daddy [✔]
FanficWanna one ✖ You Wanna one as your husband Cuma ff receh tentang kehidupan member wanna one setelah menikah.