✨ Kang Daniel

2.8K 244 8
                                    

Request from @terkacangioppa

Hope you liked it, sorry kalo ga sesuai ekspektasi

Happy Reading ❤

"Sayang kan udah aku bilang gausa kerja dulu, nanti kamu kecapean lagi"

Kamu hanya bisa mendengus pelan.

"Aku cuma nyuci piring. Ga kelakuin kerjaan berat Niel"

"Udah sini biar aku aja. Kamu duduk duduk aja disana" ucap Daniel sambil menunjuk sofa di ruang tamu.

Karena tidak mau berdebat lebih panjang, akhirnya kamu menuruti perkataannya.

Tidak lama kemudian anak pertama kalian, Jinu datang menghampirimu.

"Ma, papa lagi ngapain sih? Dari tadi sibuk terus" tanya Jinu. "Jinu pengen main sama papa" lanjutnya.

"Papa lagi nyuci piring sayang. Yaudah kita samperin yuk" ucapmu.

"Niel.." panggilmu.

"Iya?" jawabnya tanpa menoleh kearahmu.

"Ini Jinu kepengen main sama kamu. Biar aku yang lanjut nyuci" ucapmu.

"Bentar lagi selesai. Kamu ajak aja dulu dia main" jawab Daniel tapi tangannya masih sibuk dengan piring - piring kotor.

"Dari kemarin Jinu pengen main sama papa tapi papa nolak terus. Papa udah gasayang lagi sama Jinu ya?" tanya Jinu yang akhirnya berhasil membuat Daniel menoleh kearahmu dan Jinu.

"Jinu, bukan gitu. Mama kan lagi hamil, jadi gabisa cape - cape sayang" ucap Daniel pelan.

"Tapi papa jadi gapunya waktu buat Jinu. Kalo kayak gini Jinu gamau punya adik" rengeknya.

"Jinu! Kamu gaboleh ngomong gitu." bentak Daniel tidak sengaja.

"Niel udah" ucapmu.

"Papa jahat!" seru Jinu lalu masuk ke kamarnya.

"Niel, jangan emosian gini ah sama Jinu. Kamu ajak dia ngobrol dulu gih, minta maaf. Kamu harus ngertiin perasaannya dia juga. Belakangan ini kamu memang bener - bener gaada waktu sama dia gara - gara aku" katamu.

"Tapi sayang—"

"Udah biar aku yang lanjutin nyuci. Kamu main aja sama Jinu" potongmu.

Daniel pun akhirnya memilih untuk menurutimu dan masuk ke kamar Jinu.

Pemandangan pertama yang Daniel lihat adalah Jinu yang meringkuk di kasurnya.

"Jinu"

Jinu memilih untuk pura - pura tidak mendengar dan masih setia dengan posisi meringkuknya.

"Jinu, sini dulu. Papa mau ngomong sama kamu"

Tapi tetap saja. Jinu masih tidak menoleh sedikitpun.

"Jinu mau main ga sama papa?"

Di percobaan ketiga, akhirnya ia mau menoleh kearah Daniel.

"Loh? Jinu kenapa nangis?" tanya Daniel kaget.

Jinu langsung menghampiri dan memeluk Daniel erat.

"Papa,maafin Jinu" ucapnya disela - sela isakannya.

Lalu Daniel berjongkok agar tinggi badannya setara dengan Jinu.

"Papa udah maafin Jinu kok. Papa juga mau minta maaf karena akhir - akhir ini gaada waktu sama Jinu. Jinu mau maafin papa kan?"

Jinu mengangguk kecil.

"Udah udah, jagoan papa gaboleh nangis" ucap Daniel lalu mengusak pelan rambut Jinu.

"Jinu mau main sama papa kan? Yaudah yuk. Main sama mama juga ya?"

Jinu mengangguk.

Lalu Daniel dan Jinu pun keluar menghampirimu yang baru saja selesai mencuci piring.

"Mama mama, main yuk"

Kamu tersenyum saat sadar bahwa Jinu dan Daniel sudah berbaikan.

Kemudian kamu melirik Daniel sebentar dan tersenyum padanya.

Bersyukur dalam hati memiliki keluarga kecil yang harmonis. Walaupun terkadang ada pertengkaran kecil, tapi masalah tersebut pasti langsung dapat terselesaikan.

Hari itu, kamu dan Daniel pun menghabiskan waktu untuk bermain bersama Jinu.

***

Wanna One as Daddy [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang