⚜️Memberi Waktu⚜️

3.7K 219 7
                                    

Adilla terus menangis di kamarnya. Hatinya sungguh sakit saat Omanya mengatakan ingin meresmikan hubungan Alissa dan Darian. Ia menekan dadanya kuat kemudian memukul-mukulnya berharap rasa sesaknya berkurang. Tapi semakin lama bukannya berkurang rasa sesaknya malah bertambah seiring dengan kerasnya suara tangis yang menggema di kamarnya.

Adilla berpikir dirinya saja yang terlalu bodoh menganggap Darian mulai menyukainya, ia sadar selama ini terlalu memaksakan diri untuk membuat Darian menyukainya. Ia berspekuali bahwa perhatian yang selama ini lelaki itu berikan adalah buah dari paksaan yang ia lakukan.

Berbeda dengan Alissa, jika awal Darian terlihat begitu ogah-ogahan menerimanya sedang pada Alissa dari awal ia sudah memberikan nomor telpon bahkan Adilla sering memergoki mereka yang bertukar pesan. Untuk diterima Adilla harus membawa makanan terlebih dahulu, itupun membutuhkan waktu yamg cukup lama sedang Alissa? Tanpa memerlukan perjuangan, dengan tangan terbuka Darian bahkan sudah mau membagi kisah-kisah kuliahnya pada Alissa yang tak pernah darian ceritakan pada Adilla. Adilla sadar yang salah atas kasus sakit hatinya adalah dirinya sendiri, dirinya yang terlalu berharap dan dijatuhkan oleh realita. Adilla tak mau mendengar penjelasan dari siapa pun, ia takut rasa sakitnya akan bertambah bila penjelasan yang mereka berikan sesuai dengan apa yang dipikirkanya. Sudah baik ia seperti ini saja.

Sudah cukup, ia menghapus air matanya dan meyakinkan dirinya sendiri. Lagipula seminggu lagi ia akan berangkat ke Jerman, menghapus kenangan dan perasaannya pada Darian ia rasa mudah saja bila jarang bertemu.

Illa nggak boleh cengeng, cinta itu harus rela liat dia bahagia apalagi bahagia dengan saudara sendiri. Illa bisa move on pasti. Yakinnya dalam hati mulai tersenyum.

Suara kokokan ayam terdengar, tidak terasa saking lamanya menangis hari telah berganti pagi. Adilla memutuskan untuk mandi, untung saja hari ini minggu jadi dia libur. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian. Adilla memoles wajahnya dengan make up terutama bagian bawah matanya, berharap bengkaknya tak terlihat. Kemudian bergegas turun kebawah untuk sarapan, ia yakinkan pada dirinya sendiri untuk bersikap seperti biasa. Ia tak ingin terlihat menyedihkan dan berujung mengorbankan kebahagian orang lain. Itu pikirannya tapi pada kenyataannya justru dengan sikap yang seperti ini ia malah tidak hanya mengorbankan kebahagiaanya melainkan juga kebahagian orang lain akibat sesuatu yang ia simpulkan sendiri.

"Pagi semua" cerianya.

Disana telah duduk semua anggota keluarganya, tak seperti biasa yang ribut mereka tampak diam terutama nenek.

"Pagi" lirih mereka

Adilla mengambil kursi didekat Alissa seperti biasa. Ia tak ingin Alissa tak enak padanya jadi ia akan bersikap biasa dan santai, toh ini juga bukan kesalahan saudari kembarnya.

"Sa,,, rotinya Illa ambil satu ya. Hehe" ucap Adilla mencomot roti di piring Alissa.

Yang berada di ruang makan sedikit merasa miris melihat Adilla biasa-biasa saja. Mereka sadar itu hanya kepura-puraan. Tadi malam Ayah sudah mengatakan untuk tidak membahas masalah ini sementara waktu, Adilla perlu ruang sendiri sebelum menerima penjelasan. Karena Ayah sedikit tau watak Adilla yang bila dipaksa ia akan cenderung menghindar. Jadi biarkan ia merasa nyaman dulu baru diberi penjelasan, ia tak mau anaknya kembali salah paham dan berujung lari dari masalah. Ayah juga mengatakan mungkin sehari saja biarkan Adilla merenung baru hari berikutnya silahkan memberikan penjelasan.

"Kamu ya, la kebiasaan. Ck" Bunda mulai membuka suara untuk mencairkan suasana agar putrinya merasa semua baik-baik saja.

Alissa hanya diam saja menatap Adilla. Rasanya ia ingin menjelaskan, tapi benar kata Ayah bila ia memaksa menjelaskan sekarang sudah dipastikan kembarannya akan menghindar dan malah bisa jadi masalah ini tak akan selesai. Jauh dilubuk hatinya ia merasa bersalah, ia tak tau bahwa Adilla akan menganggap candaannya waktu dulu itu benar, bahakan hubungannya yang dia anggap sebagai hubungan pertemanan dengan Calon saudara iparnya dianggap lain oleh kembarannya. Yah,,, benar calon saudara ipar, Alissa tau walau Darian tidak mengatakannya, lelaki itu menyukai saudaranya. Hal itu jelas tergambar pada tingkah laki-laki itu saat bertemu dengan Adilla. Logat aku kamu yang ia pakai dengan Adilla dan manjanya dia ketika Adilla datang untuk bertemu dengannya. Padahal bila dengan Alissa, Darian terlihat dewasa dengan logat formal yang ia pakai. Sayangnya Adilla kurang peka dengan hal itu. Alissa akui memang benar Darian sering mengobrol dengannya membahas masalah saat kuliah. Tapi Alissa menangkap itu semata-mata hanya karena Darian ingin menjalin hubungan baik dengan saudara dari orang yang ia sukai. Tapi lagi-lagi Adilla menyalah artikan kedekatan mereka.

Sedangkan Oma kini diam menatap Adilla yang seperti terihat memaksa baik-baik saja. Hal itu malah semakin membuat Oma merasa bersalah. Oma benar-benar tidak tau bahwa ternyata Adilla lah yang selama ini dekat dengan Darian. Oma jadi sadar kode dokter Darian waktu itu.

Flashback

Oma datang ke rumah sakit seorang diri, biasanya dia diantar Alissa tapi hari ini Alissa sedang tidak bisa. Dia tidak mau mengajak Adilla karena kapok dibuat malu didepan dokternya ini. Oma sebenarnya tidak memiliki keluhan tapi memang setiap sebulan sekali pasti ia akan mengecek kesehatannya. Biasa sudah tua, jadi tidak ingin mengambil resiko tentang kesehatan.

Cklek

Oma membuka pintu ruangan Darian menampakkan dirinya dibalik pintu.

"Eh, Oma silahkan masuk" ucap Darian

"Pagi dokter" sapa Oma

"Pagi Oma" balas Darian.

"Mau duduk dulu atau langsung aja Oma?" tanya Darian

"Langsung aja, dok" jawab Oma kemudian berjalan masuk ke tempat pemeriksaan dan berbaring di ranjang.

Darian akan memeriksa tensi dan denyut nadi Oma.

"Dokter kayanya lagi seneng ? " tanya Oma melihat wajah Darian yang lebih ceria.

" Iya kah Oma? Saya malah nggak sadar" jawab Darian tersenyum  sibuk memasangkan Sfigmomanometer di tangan Oma.

"Tapi tambah ganteng" tambah Oma

" Oma juga cantik cucunya juga cantik. Oma juga awet muda" ucap Darian sedikit memberi kode

"Ah, bisa aja dokter. Kalo cucu Oma cantik dokter mau nih jadi cucu mantu Oma? " goda Oma.

" Tunggu Oma, bentar lagi kok" jawab Darian tersenyum kemudian berganti memeriksa denyut nadi dan jantung Oma.

Flashback end

Waktu itu Oma sedikit kaget dengan ucapan Darian dan senang karena Oma memang ingin Darian menjadi cucu mantunya. Tapi saat itu ia pikir yang dimaksud Darian adalah Alissa karena jujur Oma tak pernah tau kedekatan Darian dan Adilla setau dia yang disambut baik saat awal perkenalan adalah Alissa. Selama ini Alissa lah yang sering memberitahunya ketika akan keluar untuk bertemu Darian sedang Adilla tak pernah mengatakan apapun padanya. Adilla tak sedekat itu dengan Oma, Ia lebih sering bercerita pada Bundanya sedang Alissa itu lebih dekat dengannya. Oma jadi merasa bersalah, Alissa telah menceritakan semuanya.

"Oma nih kenapa bengong sih mana natap Illa gitu. Makan sarapannya ntar kalo Oma sakit nggak ada yang omelin Illa" celetuk Adilla menghentikan lamunan Oma.

"Dasar cucu kurang ajar" ucap Oma bersiap melayangkan tangannya.

Adilla sudah memejamkan mata bersiap-siap menerima pukulan Oma tapi ternyata malah elusan kepala yang ia dapat. Oma tersenyum padanya.

"Kamu cucu Oma inget kan. Selalu bagi apapun ke Oma" ucap Omanya penuh kasih sayang.

Adilla paham maksud Omanya. Ia hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Sini suapin Oma" ucap Oma menyuruh Adilla.

"Ada upahnya kan" canda Adilla.

"Oma nih mau baik loh, la. Sini Oma tabok beneran"

"Ehehe, tabok dollar bolak balik ikhlas Oma" goda Adilla.

Tuk

Alissa melayangkan sendok ke kepala Adilla.

"Auh,,, Issa ih sakit tau" jerit Adilla.

"Durhaka syukurin, kena azab kaya ditv" jawab Alissa.

"Heh,,, Illa nih juga lebih tua dari Issa mau apa kena azab juga"

"Cuma 5 menit aja juga"

"Heleh kalo ditabok dollar Issa pasti juga mau" sinis Adilla.

"Mau sih. Hehe" kekeh Alissa

Mereka yang ada disana pun tertawa melihat tingkah konyol Adilla dan Alissa yang seperti biasa. Sedikit lega hubungan mereka baik-baik saja.

----------------------------------------------------------
🍀TBC🍀

-----------------------------------------------------------

My Love Is My Grandma DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang