Kecewa

2.2K 276 23
                                        

"Selamat keluar dari rumah sakit, Tuan Uchiha."

Pak Guru Itachi tersenyum membalas ucapan perawat wanita itu, lengannya sedikit ia angkat seakan tengah menunjukkan jika dirinya benar-benar telah pulih kembali. "Terima kasih. Mulai Minggu depan aku bisa kembali mengajar, nih."

"Pak Guru...!"

Pak Guru Itachi terkejut dan meringis saat Sakura tiba-tiba datang dan berlari memeluk tubuhnya dengan erat. Namun sesuatu yang terjatuh membuat dirinya penasaran. "Ah, apa yang jatuh tuh?"

Pak Guru Itachi mengambil selembar kertas yang teronggok di lantai, ia terkejut saat membaca tulisan di kertas itu.

Berlaku Nasional Tiket dijual dimuka
Umum 1800 yen
Pelajar 1500 yen

"Wah, tiket nonton. Lho? Untuk hari ini nih."

Sakura sedikit terkejut melihat tiket nonton yang kemarin Sasuke berikan padanya terjatuh.

Sakura mengambil dan menatap tiket itu dengan perasaan gundah. Kemarin Sasuke datang ke rumahnya dan memberikan tiket itu padanya. Bocah itu sempat bertanya kenapa saat dia menjemput dirinya tidak muncul hingga sore. Dan Sakura beralibi jika kemarin ia ada pekerjaan tambahan dari wali kelasnya.

Dan seperti biasa, Sasuke tidak akan bertanya lebih jauh.

"Sakura."

Sakura tersenyum walau tidak sampai matanya. "Nggak apa-apa, aku nggak pergi, kok." gumam Sakura sambil merobek tiket itu.

🍅🍒

"Selamat siang, Tante."

"Wah, Sasuke? Mari masuk." Mebuki tersenyum dan memberi ruang untuk Sasuke masuk.

"Sakura ada? Hari ini kita janjian nonton film." jelasnya dengan wajah datar.

Namun di mata Mebuki, anak itu malah terlihat polos dan lugu.

"Oh, Sakura pergi ke tempat Pak Guru Itachi." jawab Mebuki tanpa menyadari raut wajah terkejut Sasuke yang begitu kentara, "Katanya hari ini Pak Itachi keluar rumah sakit, Sakura terlihat antusias sekali."

Tanpa mendengar ucapan Mebuki tadi, Sasuke hanya menatap datar tiket yang ada di genggamannya.

🍅🍒

Sasuke berdiri di depan rumah Sakura, menunggu hingga gadis itu pulang. Dan tepat saat batang hidungnya terlihat, ia berdiri--menghadang--begitu Sakura berjalan mendekat ke arahnya dengan cengiran lebar.

Sakura tersenyum semanis mungkin, "Hari ini mendadak ada pekerjaan OSIS, jadi nggak bisa pergi. Maaf, ya."

"Putus saja. Lagipula gue udah bosen."

'Tunggu dulu.' Sakura menggeram dalam hati, "Lo duluan yang bilang suka, kan?!" Ia benar-benar tak terima, kenapa ia yang harus diputuskan lebih dulu?!

Sasuke menjawab dengan nada acuh yang begitu mengesalkan di mata Sakura. Lihat. Gayanya aja sudah kayak orang yang lagi ngajak berantem.

Songong!

"Gue bilang, gue udah bosen."

Sakura menahan kedongkolannya yang begitu jelas tercetak di wajah cantiknya. Ia bersidekap dada memicing pada Sasuke, "Ya, waktunya tepat, sih. Mulai Minggu depan, Pak Guru Itachi udah kembali."

Sakura menatap wajah Sasuke yang sedang menahan emosi, "Gue nggak perlu melihat wajah lo lagi." lanjutnya dengan membuang muka ke samping.

"Ternyata lo belum lupa sama kakak."

"Dengar ya, soal meninggalkan Pak Guru Itachi. Sejak awal gue emang nggak tertarik sama sekali sama lo." Sakura membalas ucapan Sasuke dengan suara lantang, tanpa menyadari jika hal itu adalah kesalahan terbesar.

Saat Sakura meluruskan pandangannya ke depan, netranya membola begitu melihat wajah Sasuke basah oleh air mata. Wajah yang biasanya terlihat cuek, mengesalkan, selalu bikin emosi, kini berubah menjadi sendu dan tersakiti saat menatap dirinya.

Sakura tersentak saat Sasuke berlari tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ia berusaha mencegah namun terhenti saat sesuatu jatuh dari kantung celana Sasuke.

Sakura memungut dan membuka buntalan kertas kecil yang semakin membuat hatinya bergetar.

Tiket nonton yang sama seperti miliknya yang ia sobek beberapa jam yang lalu di rumah sakit. Tiket yang diberikan langsung padanya oleh Sasuke saat sehari setelah mereka jadian.

Sakura tidak akan lupa hari itu. Tubuh yang basah kuyup oleh air hujan hanya untuk memberikan selembar tiket ke rumahnya.

"Apa sih?" Sakura menunduk, menatap tiket itu dengan penuh rasa bersalah dan menyesal, "Kenapa gue yang malah pengin nangis?"

'Mestinya gue yang pengin nangis.'

Sakura menghela napas berat. Menengadah menatap langit yang nampak mendung. Juga mencegah air matanya turun saat mengingat wajah Sasuke yang menatap dirinya penuh dengan air mata.

'Gimana ini...'

Little Devil's [CerPen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang