"Apa?!"
Sakura menatap sekali lagi selembar kertas yang ada di tangannya. Matanya masih membola lebar. Tangannya bergetar dan wajahnya menunjukkan keterkejutan yang bertolak belakang dengan wajah keriput sang guru yang masih menampilkan senyum bahagia di depannya.
"Kanu berusaha dengan keras, ya." ujar Guru Kakashi, wali kelasnya.
Sedangkan Sakura yang tak bisa menahan shock-nya hanya bisa bergumam menjawab ucapan guru tua itu.
"Peringkat sembilan?" gumam Sakura yang di dengar oleh dua sahabatnya.
"Bohong, mana lihat." pekik Ino mencoba meraih selembaran itu dari Sakura.
Sama halnya dengan Sakura, Ino dan Hinata begitu terkejut melihat nilai yang sangat impossible yang diperoleh Sakura.
Padahal, jangankan memiliki peringkat. Dapat nilai 8 saja sudah cukup mustahil bagi manusia masa depan suram seperti Sakura.
"Hebat!" Ino mendorong tubuh Sakura hingga gadis itu terjerembab ke depan, "Ini karena penampilanmu itu ya." Lanjutnya saat mengingat wajah Sakura seperti orang culun dan kutu buku beberapa hari lalu.
'Aku sendiri yang paling kaget.'
Tapi... Dengan begitu, itu artinya dia berhasil, kan? Ya, benar, akhirnya dia berhasil...!
Dan Sakura akan melihat wajah konyol Sasuke saat mengetahui jika dirinya menang.
🍅🍒
Sasuke membolakan matanya saat melihat hasil ujian yang diberikan oleh Sakura padanya. Ia sungguh tak percaya jika gadis itu bisa mendapatkan nilai tinggi bahkan melebihi dari tantangan yang ia berikan.
Sakura berkacak pinggang dan berucap dengan nada percaya dirinya, "Mau ngomong apa lo?" ujarnya diselingi tawa.
Sasuke memejamkan mata dan berbalik dengan melempar kertas itu hingga terbang tepat di depan wajah Sakura yang melongo kesal.
'Ugh, nggak ada manis-manisnya.'
"Lo nyontek, kan?" tuduh Sasuke dengan masih membelakangi Sakura.
Sakura tak habis pikir dengan bocah itu. Dia sendiri yang menyuruhnya untuk belajar dan mendapatkan peringkat di kelasnya. Tapi dia juga yang menolak kenyataan jika dirinya telah berhasil mendapatkan nilai bagus.
Padahal Sakura telah berusaha keras untuk bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. Tapi kenapa bocah itu malah terlihat marah? Sakura benar-benar tidak mengerti watak labil seorang bocah jaman sekarang.
'Huh! Nggak ngerti, deh...'
Namun, Sakura mengernyit saat melihat sesuatu yang aneh dan tak biasa. Sasuke duduk membelakanginya dengan menyeruput susu kotak dengan wajah kesal. Nggak salah?
"Lho, katanya lo benci susu?"
Sasuke berjengit kaget dan menoleh dengan wajah marah, namun tak dapat menutupi semburat merah di pipinya, "Gara-gara lo ngomong gitu, sih."
"Hah?" Sakura membeo, "Tentang apa?" tanyanya dengan wajah bingung.
"Nggak ada apapun." sambar Sasuke sambil membuang muka.
Sakura mencoba mengingat kembali apa yang terjadi. Dan ia menyeringai saat teringat kalimat yang ia ucapkan dengan sengaja di depan Sasuke.
"Aaah... Pak Guru Itachi, seratus delapan puluh tiga sentimeter, masih lama kembalinya, ya..."
'Oh, yang itu ya?'
Sakura terkikik geli, "Khawatir dengan tinggi badan lo, ya?"
Sedangkan wajah Sasuke semakin bersemu merah mendengar nada ejekan gadis itu.
'Ternyata ada manisnya juga. Yah.. Aku nggak peduli sama anak ini, sih.'
Sakura bersenandung, "Aku harus segera memberitahu Pak Guru Itachi, nih." dan bergegas menuju pintu kamar dengan wajah berbunga-bunga.
Akan tetapi, baru satu langkah ia berjalan, lengannya tiba-tiba ditahan oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan bocah itu.
"Jangan pergi," gumam Sasuke sambil meremas pergelangan tangan Sakura.
Sedangkan Sakura menatap Sasuke dengan wajah bingung dan tidak mengerti.
Namun yang membuat Sakura melongo dengan wajah konyol adalah...
"Gue suka sama lo, Sakura."
Mendengar kalimat yang meluncur dari bibir bocah tampan di depannya ini.
"Gue serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Devil's [CerPen]
أدب الهواةEnggak ada adegan ranjang, panas, erotis, enaena dan kawan-kawannya. Cuma ciumcium dikit aja kok :') Dedek gemes masih aman buat baca 💞 Note : Cerita ini hanya KHAYALAN belaka. Jika ada kesamaan nama tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebet...