Pembalasan

2.1K 269 14
                                    

Bel sekolah berbunyi, para siswa dan siswi mulai berhamburan keluar kelas. Namun terkecuali dengan tiga gadis berbeda surai yang masih di dalam.

Ino mengalihkan perhatian pada luar jendela saat melihat seorang pemuda yang akhir-akhir ini sering berdiri di depan gerbang sekolah. Seperti sedang menjemput seseorang. "Lho, anak itu datang lagi."

Hinata mengikuti arah pandang Ino ke luar jendela. Ia melihat seorang pemuda tampan dengan tubuh pendek dan tas ransel di punggungnya. Berdiri bersandar di pinggiran gerbang sekolah dengan kedua tangannya yang di gantung di saku celana dengan wajah datar.

Di lihat dari penampilan dan tas yang dibawanya, sepertinya dia anak Sekolah Dasar.

"Nunggu siapa ya?" tanya Hinata yang di sahut gelengan Ino.

"Manisnya, ya..." gumam Ino dengan wajah centil.

Sakura yang mendengarnya entah kenapa jadi dongkol, ia dengan kasar mengambil tasnya dan berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya, "Ayo pulang!"

Hinata menoleh ke arah Sakura yang telah hilang dibalik pintu kelas. Cepat sekali gadis itu berjalan. "Ah, tunggu dulu."

"Kok marah sih?" tanya Ino dan kini mendapat gelengan dari Hinata.

🍅🍒

"Ah, ya, Sakura. Belakangan ini kenapa kita pulang lewat gerbang belakang?" tanya Hinata.

Mereka berdua masih dengan setia mengikuti Sakura di belakang gadis itu.

Sakura terkesiap, bingung akan menjawab apa. Ia berdeham mencoba menutupi raut gugupnya. "Eh... Biar ganti suasana aja."

'Itu cuma alibi gue. Sebagai balas dendam, gue mengingkari semua janji dengan Sasuke.'

Sakura berhenti dan menatap bocah yang masih berdiri di depan gerbang dari balik pagar.

'Bodoh, meski lo tunggu, gue nggak akan pernah datang.'

Sakura menatap wajah Sasuke yang hanya bisa di lihat dari samping. Seketika ia teringat oleh ucapan bocah itu.

"Mulai sekarang, tiap hari aku bakal jemput kamu, Sakura."

Entah kenapa tiba-tiba hatinya dikerubungi oleh rasa bersalah saat mengingat ucapan anak itu beberapa hari yang lalu.

Ada apa? Kenapa dirinya menjadi melow gini? Tidak mungkin jika ia mulai tertarik dan menyukai bocah nakal itu. Bahkan, bocah modelan kayak Sasuke sama sekali tidak termasuk dalam jejeran tipe Sakura. Sama sekali TIDAK!

Jadi, untuk apa hatinya tiba-tiba mendung dan perasaan rasa bersalah mengerubungi hatinya? Motto-nya saat ini adalah untuk membalaskan dendam pada cindil itu. Membalaskan semua perlakuan kasar yang bocah itu lakukan padanya.

Dan detik berikutnya, tiba-tiba Sakura meledakan semua emosinya dengan teriakan kencang membuat Ino yang ada di sampingnya ikut berteriak karena terkejut.

"Wei! Apaan sih, Ra?"

Sakura meremas rambutnya, menendang angin dan meninju semak-semak yang ada di pinggiran gerbang belakang sekolah dengan brutal hingga daun-daun tersebut rontok.

Sedangkan Ino dan Hinata yang melihat kelakuan menyeramkan Sakura bingung harus melakukan apa. Pasalnya tidak ada angin, tidak ada hujan, gadis merah muda ini berkelakuan aneh sejak beberapa hari yang lalu. Di tambah sekarang. Membuat mereka merasa was-was dengan kejiwaan sang sahabat.

Ino mencoba menenangkan Sakura. "Sakura! Hei, lo kenapa?"

"Sialan! Memangnya siapa yang punya perasaan yang sama! Selama ini apa yang dia perbuat pada gue!?" teriak Sakura yang sukses membuat Ino dan Hinata merinding. "Diabaikan oleh gue, pantas lo terima!"

Jangan-jangan Sakura udah ketempelan arwah penasaran Mbok Mi si penjual gorengan di kantin!

Little Devil's [CerPen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang