"Sakura, ini kok..."
Sakura menunduk, menunggu Pak Guru Itachi melanjutkan ucapannya. Pria itu tengah berada di kamar Sakura dengan menatap hasil ujian yang diberikan gadis itu.
"Dibanding sebelumnya, turun lima puluh peringat, ya."
Pak Guru Itachi menatap Sakura yang masih diam dengan wajah linglung, "Ada sesuatu, ya? Kamu kelihatan kelelahan, sih..."
"Ng..." Sakura bergumam gugup.
Penyebabnya cuma ada satu. Tapi... Sial. Ia nggak bisa cerita. Sama aja buka aib sendiri.
Tidak mendapat respon dari Sakura. Pak Guru Itachi menghela napas berat dengan wajah sendu. "Cara mengajar ku buruk, ya?"
Sakura terkejut mendengar suara Pak Guru Itachi dan menatap wajah pria itu yang muram, "Bu-bukan itu!"
Sakura merenung begitu mengingat air mata dan wajah menderita Sasuke memasuki pikirannya lagi.
Ya, bocah itu yang menjadi penyebabnya.
'Anak itu selalu aja bikin gue menderita.' Sakura menghela napas gusar, 'Nggak bisa lepas dari otak gue.'
"Aku mau berhenti jadi gurumu."
"Hah...?!" seketika Sakura berdiri dari duduknya. Menatap kecewa ke arah Pak Guru Itachi yang masih merenungi nasib nilai anak didiknya.
'Pak Guru!'
"Bagaimanapun, ini tanggung jawabku." ujar Pak Guru Itachi dengan sendu.
"Aku bilang, bukan itu!" wajah Sakura memerah menahan air mata. Ia mengekor saat melihat Pak Guru Itachi berjalan keluar kamarnya, "Pak Guru."
"Nggak mungkin aku menyalahkan mu. Maafkanlah aku yang kurang pandai ini." Pak Guru Itachi menundukkan kepalanya dalam-dalam di depan Sakura yang membatu. "Sekali lagi, maafkan aku."
Sakura terduduk di atas lantainya yang dingin. Menatap kepergian Pak Guru Itachi dengan perasaan shock.
'Pak Guru... Masa gitu sih...'
"Kenapa jadi begini!"
Sudut mata Sakura berair. Ia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya hingga terlihat seperti lemper.
Sakura menangis, mengingat wajah iblis Sasuke yang terus menghantui otaknya.
"Dia... Sejak ketemu dia, nggak ada hal yang benar."
Sakura membenamkan wajahnya di atas bantal dan berteriak disela tangisnya, "Dasar iblis kecil...! Lo harus dapat balasannya!"
🍅🍒
"Ayo tanggung jawab!"
Beberapa murid yang ada di sekitarnya menoleh ke sumber suara, bahkan ada yang mencoba berhenti hanya untuk melihat saat mendengar teriakan siswi dari SMA yang letaknya lumayan jauh dari sekolah mereka, sedang berdiri di depan gerbang sekolah. Mereka menatap bingung siswi cantik yang tengah menangis di hadapan Uchiha Sasuke. Murid populer di sekolah mereka.
Namun apalah daya, mereka masih seorang anak SD yang tidak perlu tahu permasalahan orang dewasa dan Uchiha Sasuke. Manusia dengan sejuta kuasanya. Apalagi melihat tatapan menusuk dari anak kedua keluarga Uchiha.
Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan dua orang itu.
"Nilai gue merosot tajam," Sakura berucap lantang. Kedua tangannya terkepal erat di sisi tubuhnya. "Gue ditinggalin Pak Guru Itachi. Lo harus bertanggung jawab!"
Raut wajah Sasuke berubah muram begitu mendengar nama seseorang yang membuat berakhirnya hubungan mereka. Ia pikir gadis itu kemari ingin mengajaknya balikan. Tapi nyatanya ia hanya mendengar kalimat tak berarti gadis itu.
'Benar-benar menyebalkan.'
"Itu bukan urusan gue." sahut Sasuke datar.
Sakura terkesiap mendengar ucapan Sasuke. Bukan ini respon yang ia harapkan.
Sakura kembali berucap dengan wajah merah dan sudut matanya yang kembali berair. Masa bodoh jika ia harus memutus urat malunya hanya untuk seorang bocah. "Ini semua gara-gara lo! Karena, selama ini wajah lo nggak bisa hilang dari kepala gue! Tidur, bangun. Gue cuma bisa memikirkan lo!"
Sasuke membolakan matanya mendengar pengakuan dari bibir gadis kecintaannya itu. Ia tak menyangka jika gadis itu juga memiliki perasaan yang sama sepertinya. Tapi, benarkah? Ia takut jika gadis itu akan membohonginya lagi.
"Kenapa!"
Sasuke tersentak kaget saat tubuh Sakura merosot dan membenamkan wajahnya di atas lutut seperti bocah hilang sambil menangis. Ia dengan wajah bersemu merah berjongkok di depan Sakura dan mencoba menyentuh kepala dengan surai merah jambu itu dan menepuknya lembut.
"Itu artinya, lo suka gue, kan?" Sasuke masih mempertahankan wajah datarnya meski semburat merah masih menghiasi pipinya, "Iya, kan?"
"Hah?" Sakura mendongak, menatap Sasuke dengan wajah sembab. Tak lupa dengan hidung yang meler karena ingus.
'Barusan...' Sakura terpaku.
"Baiklah, gue akan bertanggung jawab."
"Ten-Tentu saja."
'Barusan... Apa?'
Sasuke menarik tangan Sakura untuk berdiri. Tanpa melepaskan genggaman tangannya, Sasuke berucap dengan wajah serius, "Gue akan ngajarin lo. Dan gue akan berusaha jadi tinggi."
"O-oke."
'Suka? Siapa yang suka sama siapa?'
Jantung Sakura berdegup kencang saat Sasuke memberikan kecupan di pipinya.
'Apa ini, suara degup jantung gue?'
Wajah Sakura memerah sempurna. Sebelah tangannya menyentuh pipinya yang tadi di cium Sasuke, masih dengan jantungnya yang berdebar kencang. "L-lo, ngapain!"
Sasuke menatap sebal Sakura, gadis ini benar-benar bodoh atau apa? "Sadarlah. Benar-benar bodoh, deh."
'Meski menyangkal dan menyangkalnya... Di dada gue ini,'
Sasuke menarik lembut tangan Sakura yang masih sedari tadi ia genggam. Meremasnya lembut. Berjalan pulang dengan perasaan bahagia yang tak terkira.
"Kencan berikutnya, jangan ingkar ya?"
Sakura meringis begitu mengingat kesalahan yang berakibat fatal dari putusnya hubungan mereka. "Iya."
'Detak jantung gue makin bertambah.'
Buyar
_____________
Hai, ini cerita terakhir saya. Kayaknya ya, saya bakal pensiun sebentar buat belajar lebih jauh gimana cara membuat cerita yang bagus dan menarik untuk kalian--yang masih menghargai cerita saya.
Saya ngerasa kalau followers saya hanya sedikit yang menyukai cerita saya.
Dan kayaknya, saya akan pindah akun dan update cerita saya di sana. Meninggalkan akun ini hehe... Ya semoga aja enggak. Saya terlalu sayang sama kalian yang follow akun ini.Tapi seenggaknya, meskipun saya update di akun baru saya dan lebih banyak view dibanding vote-nya, saya ga masalah karena akun itu emang gaada followers-nya. Daripada akun banyak followers tapi vote bahkan komen gaada :')
So, see you again...
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Devil's [CerPen]
FanfictionEnggak ada adegan ranjang, panas, erotis, enaena dan kawan-kawannya. Cuma ciumcium dikit aja kok :') Dedek gemes masih aman buat baca 💞 Note : Cerita ini hanya KHAYALAN belaka. Jika ada kesamaan nama tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebet...