Jawaban

2.4K 287 32
                                    

Setelah mengatakan kalimat yang mampu membuat urat malunya putus, Sasuke segera bergegas pulang. Takut-takut akan melakukan kesalahan lagi dengan mengatakan hal yang aneh-aneh.

Sasuke juga tidak habis pikir dan apa yang ia pikirkan hingga membuat dirinya mengatakan hal itu. Secara gamblang.

Sejujurnya itu hanya sebuah refleksi dari ucapan Sakura yang membuat ia dengan tidak sengaja mengatakan hal itu.

Atau mungkin memang sejak awal dirinya telah menyukai gadis bodoh itu?

Saat di ambang pintu, bocah pendek itu menoleh ke belakang dan melihat Sakura masih diam dengan wajah terkejut yang begitu kentara.

"Pikirkanlah. Gue pulang dulu."

Yah, siapa tahu saja Sakura juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Walau dia tidak menyukainya sekalipun. Ia berharap jika Sakura juga memiliki perasaan tertarik padanya meski sedikit.

Sakura ingin mencegah, namun bocah itu telah lebih dulu pergi. Ia bingung. Apa yang harus Sakura pikiran? Sedangkan menurutnya tidak ada yang perlu dipikirkan.

Sakura hanya bisa menghela napas berat, " harus memikirkan apa?"

Walau Sakura mengatakan dan beranggapan tidak ada hal yang perlu dipikirkan, namun ia juga tetap memikirkannya.

'Sialan. Akhirnya gue mikirin juga, kan!'

🍅🍒

Dan keesokan harinya, Ino dan Hinata di kejutkan dengan penampakan wajah Sakura yang begitu menyeramkan. Kantung mata yang hitam dengan aura kehidupan yang begitu suram dan diamnya gadis itu membuat mereka khawatir.

Sakura diam? Itu terlihat mustahil bagi gadis bar-bar seperti Sakura. Dia diam sebentar saja mulutnya sudah gatal dan akan terus mengoceh tentang hal tidak penting.

Untuk kantung mata dan aura negatif gadis itu, mungkin saja Sakura begadang semalaman hingga menciptakan sebuah kantung hitam yang menggantung di bawah matanya.

Apa mungkin itu efek dari kemarin saat Sakura begitu gila belajar hingga mendapatkan nilai fantastis dan melupakan cara untuk bernapas dari buku-buku yang dia baca?

"Hei, wajah lo payah banget." ujar Ino sambil memukul punggung Sakura main-main.

Hinata menasehati, "Iya. Jelek banget, tahu. Kalau belajar secukupnya saja, Sakura."

Sakura mengabaikan kedua sahabatnya itu, sedangkan pikirannya berkelana pada satu kejadian dan satu orang yang masih membuat otaknya tersendat.

'Sebenarnya, apa ini juga bagian dari acara mengganggu gue?'

Sakura kembali mengingat ucapan Sasuke.

"Gue suka sama lo, Sakura."

Kalau sekarang ia langsung menjawab dengan menolaknya, kemarahannya nggak akan tersampaikan. Dendam kesumatnya selama ia diajar oleh bocah itu.

'Satu demi satu perlakuannya selama ini... Akan gue balas. Bakal gue buat lo nggak bisa berkata-kata.'

Salah satu hal yang membuat bahagia adalah balas dendam yang tersampaikan.

🍅🍒

Sasuke duduk dengan tenang di atas ranjang Sakura. Namun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia begitu berdebar dan gugup. Apalagi ini menentukan nasib asmaranya. Akan tetapi, sebisa mungkin ia menutupi kegugupannya dengan wajah datar seakan hal ini tidak membuat jiwa Uchiha-nya luntur. Dan Sasuke mengumpat karena hal itu gagal ia lakukan.

Kemarin Sasuke menghubungi Sakura via WhatsApp dan mengatakan jika ia akan kembali lagi ke rumah gadis itu untuk mendapatkan jawaban. Dan Sakura membalas dengan berkata 'iya'.

"Pacaran dengan lo boleh aja."

Sasuke yang tengah menunggu dengan antisipasi, dengan cepat mendongak menatap Sakura yang sedang berdiri di depannya dengan tersenyum manis. "Sungguh?"

Sakura tersenyum, "Iya."

"Lo lebih suka gue dibanding kakak gue?!" tanya Sasuke dengan cepat.

"Tentu aja," Sakura terkekeh, "Entah sejak kapan, rasanya gue jadi suka lo." lanjutnya diselingi tawa yang mampu membuat Sasuke merona melihatnya.

Sakura menyeringai saat Sasuke berjalan mendekat padanya, dan menumpu kepala dengan surai hitam itu di bahunya.

'gue bohong, sih.'

Little Devil's [CerPen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang