22. Maaf

3.2K 129 0
                                    

Now Playing : Tak Pernah Ternilai - Last Child

💎💎💎

"Ada saatnya kita harus rela dipersalahkan hanya untuk melindungi orang yang kita sayang."

***

"Masuk kamu!"

"Maaf, Pa."

"Masuk! Kurang ajar kamu sekarang. Bikin malu keluarga!"

Rahel pun menuruti perintah ayahnya untuk masuk ke dalam rumah.

***

Perasaan Revan sangat gelisah. Memang benar kalau dia harus membiarkan Rahel belajar untuk melindungi dirinya sendiri. Tapi, dia tetap saja merasa bersalah. Ini adalah salahnya.

Revan memutuskan untuk memutar balik motornya. Dia harus kembali ke rumah Rahel untuk menjelaskan semuanya kepada Pak Andi.

Saat sudah tiba di depan rumah Rahel, Revan memasuki halaman rumah Rahel secara perlahan. Dia berniat untuk melihat apa yang terjadi pada Rahel.

"Jelasin ke Papa sekarang!" tegas Pak Andi.

"Maaf, Pa. Aku lakuin ini karena aku capek belajar," kata Rahel dengan hati-hati.

"Apa? Sejak kapan kamu malas belajar?" tanya Pak Andi geram.

"Sejak Papa selalu mendesak aku untuk belajar di saat Papa tahu kalau otak gak bisa dipaksain," jawab Rahel.

"Papa lakuin ini demi kebaikan kamu! Kamu tahu, keluarga besar kita selalu menjadi orang terpandang karena prestasinya."

"Tapi menurut aku, ini bukan untuk kebaikan aku. Ini hanya untuk kepuasan ego Papa. Aku capek, Pa. Aku capek Papa selalu desak aku untuk belajar. Aku capek Papa selalu melarang aku untuk bergaul." Tanpa Rahel sadar, setetes air mata berhasil meluncur mulus di pipinya.

"Papa yakin, ini karena cowok itu, 'kan?"

"Bukan, Pa. Ini bukan karena Revan. Revan justru yang buat aku merasa bebas."

"Bebas apa? Bebas melawan orang tua?" tanya Pak Andi.

"Bebas dari tekanan Papa."

Pak Andi mengusap wajahnya gusar. Baru kali ini Rahel berani melawannya.

"Jangan pernah bergaul lagi sama anak itu!"

"Aku ditugasin bu Ratna buat belajar sama dia."

"Papa udah tahu, Papa udah tahu semuanya. Dan Papa sudah bilang ke kepala sekolah untuk membatalkan perjanjian itu," ucap Pak Andi.

Rahel menautkan kedua alisnya bingung.

Flashback On

"Apa? Bolos?" tanya Pak Andi kaget saat menerima kabar melalui telepon kalau Rahel bolos sekolah.

"Iya, Pak. Menurut laporan pak Hadi, Rahel bolos sama Revan," jawab Pak Ahmad.

He is RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang