32. Tak Terduga

2.9K 124 1
                                    

"Jangan bangkitkan amarah hati yang sedang terluka dan memiliki banyak masalah."

***

Tari bergegas menyusul Revan dengan mobilnya. Namun, usahanya tentu sia-sia. Revan sudah terlebih dulu menghilang dan ia tidak tahu di mana tempat yang dimaksud.

Tari meminggirkan mobilnya, berniat untuk menelepon seseorang.

"Fi, lo ke basecamp Rimba sekarang. Tapi, kirim dulu lokasinya ke gue."

"Kenapa emang?"

"Duh, kirim aja lokasinya. Cepetan!"

Tidak lama kemudian, Tari mendapat lokasinya melalui Raffi. Ia melajukan mobilnya, bahkan menyalip kendaraan lain yang ada di depannya. Tujuannya hanya satu: mencegah Revan untuk berkelahi. Ia takut Revan kenapa-napa, apalagi Revan pernah koma hanya karena geng motor.

***

Saat tiba di basecamp geng Angin, Revan melepaskan helmnya dan melemparnya ke arah Rimba.

"Gue kira lo pengecut," ucap Rimba saat melihat kedatangan Revan. Rimba membiarkan helm Revan terhempas begitu saja ke tanah, membuat helm itu hancur seketika.

Emosi Revan sedang memuncak saat ini, bukan karena Rimba berhasil memancing emosinya, tetapi karena ia sedang dalam keadaan mabuk ditambah masalah yang sedang dihadapinya saat ini.

"Ngapain lo suruh gue ke sini?" tanya Revan sembari mendekati Rimba. Revan memegang kaos Rimba dengan erat.

Melihat Revan yang sudah terpancing, Rimba membuang ludahnya ke tanah. "Mau minta ganti rugi sama motor gue yang udah hilang gara-gara lo."

"Brengsek lo!" Rimba tidak menduga kalau Revan akan memukul rahangnya. Tubuh Rimba terjatuh ke tanah.

Merasa belum puas, Revan membuat Rimba bangkit berdiri, kemudian memukul pipinya. Namun, Rimba tidak membiarkan Revan terus memukulnya seperti ini. Rimba membalas perbuatan Revan dengan meninju perutnya dengan keras.

"Revan, stop!" Suara itu berhasil membuat Revan mengurungkan niatnya untuk memukul Rimba. Ia membalikkan badannya dan melihat Tari.

Tidak berselang lama, terdengar tepukan tangan dari Rimba. "Wow, pecandu cinta ketemu lagi kayaknya."

"Ngapain lo di sini? Pulang sana!" tegas Revan pada Tari.

"Aku gak akan pulang, kalau kamu gak pulang." Tari membalas.

"Banyak drama!" Rimba langsung memukul wajah Revan, membuat tubuh pemuda itu terhempas ke tanah.

"Revan!" Tari berteriak sambil membantu Revan berdiri. Namun, baru saja ia memegang tangan Revan, Revan langsung mendorong Tari, membuat gadis itu terjatuh dan kepalanya membentur tanah.

Merasa puas, Rimba pun langsung melarikan diri. Melihat Tari yang sedang meringis karena kepalanya yang membentur tanah, Revan berniat untuk membantu. Namun, ia mengurungkan niatnya itu. Ia harus mengejar Rimba dan memberi pelajaran kepada pemuda itu.

"Revan." Mendengar namanya dipanggil, Revan langsung menatap ke arah Tari dan mendapati gadis itu sudah tidak sadarkan diri.

He is RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang