"Harusnya kamu sadar kalau masa lalu itu bukan untuk dibenci. Jadikan itu pelajaran dan buktikan bahwa kamu bisa menjadi yang lebih baik lagi di masa depan."
💎💎💎
Dino terlihat sedang memperbincangkan sesuatu dengan Deva. Perbincangan mereka terlihat sangat serius.
"Hentikan semua ini! Kalau lo gak berhenti, gue bakal tunjukin video lo sama Revan waktu itu," kata Deva memperingatkan.
"Lo ada kaitannya sama semua itu," ucap Dino.
"Iya, emang. Tapi, gue gak apa-apa. Toh, itu memang salah gue. Gimana dengan lo? Hal itu jelas akan membuat bokap lo marah besar sama lo."
Dino mengepalkan kedua tangannya. Ia benar-benar sangat muak jika ada orang yang berniat untuk mengancamnya.
"Inget, Din. Gue bisa tunjukin video itu kapan aja. Dan, lo akan tahu akibatnya," kata Deva.
"Oke. Gue gak akan ganggu Revan ataupun Rahel lagi. Tapi, lo harus janji untuk gak nunjukin video itu."
Deva tersenyum. "Oke. Gue harap setelah ini lo akan sadar juga. Dendam gak akan bikin hidup kita tenang."
"Gak usah ceramah!" tegas Dino.
"Intinya, berhenti merencanakan sesuatu yang buruk untuk Revan dan Rahel. Mereka gak salah," ucap Deva kemudian berlalu meninggalkan Dino.
Dino mengacak rambutnya frustasi.
***
"Dev!"
Merasa dirinya dipanggil, Deva melirik ke arah sumber suara. Ia tersenyum ketika mengetahui bahwa Tasya yang memanggilnya.
"Kenapa, Sya?" tanya Deva.
"Gue minta maaf untuk semuanya. Gue sadar, gue terlalu berambisi mengejar sesuatu yang memang bukan buat gue," tutur Tasya.
"Gue juga pernah lakuin hal yang sama sebelumnya. So, mari kita mulai dari awal."
"Maksud lo?"
"Kalau dulu kita jadian hanya untuk mencari kepopuleran. Sekarang, mau gak kamu pacaran sama aku untuk mencari tahu arti cinta yang sesungguhnya?" tanya Deva.
Tasya menyungging senyuman tipis. "Udah pinter lo gombalnya."
"Aku serius. Would you be mine?"
Deva menatap Tasya dengan tatapan meminta jawaban.
"Iya. Aku mau," jawab Tasya tanpa keraguan.
Tanpa berpikir panjang, Deva merangkul gadis yang ada di depannya itu. Kehangatan terjadi di antara keduanya.
***
Rahel terus menatap Revan yang sedang menaiki motornya. Ia dan Revan sekarang seperti orang yang tidak saling kenal. Itu membuat Rahel merasa sedih.
Revan sadar jika dirinya sedang diperhatikan oleh Rahel. Namun, sebisa mungkin ia menghindar untuk menatap Rahel. Ini adalah tekadnya. Tekad untuk berhenti mencintai seseorang.

KAMU SEDANG MEMBACA
He is Revan
Fiksi Remaja[SELESAI-TAHAP REVISI] Ketika dua orang dengan sikap yang jauh berbeda bertemu untuk mengukir sebuah kisah yang terlalu indah untuk dikenang. Ini bukan tentang mengungkapkan perasaan. Ini juga bukan tentang kejujuran. Tapi ini tentang rahasia. Rahas...