Now Playing : Everybody Hurts -
R. E. M💎💎💎
"Terkadang sebuah perhatian akan datang saat kita membutuhkan perhatian."
***
"Ya udah, gue pergi."
"Dia seriusan pergi?" gumam Rahel.
Secara perlahan, Rahel membuka selimut yang menutupi wajahnya.
"Taraaa!" Suara itu berhasil membuat Rahel terkejut. Revan ternyata tidak pergi.
"Gak mau kan lo kalau gue pergi?" ledek Revan.
"Apaan sih!"
"Ya udah, makan ya."
"Gak," tolak Rahel.
"Kasih gue satu alasan kenapa lo gak mau makan."
"Mual. Abis makan, pasti gue mual."
"Kalau lo gak makan, lo bakalan mati. Mau mati lo?" tanya Revan.
Rahel menatap Revan dengan tatapan datar. "Kenapa enggak?"
"Hah? Lo udah bosen hidup?"
"Gak juga."
"Hel, kok lo udah jadi nyebelin kayak gue?"
"Sadar diri kalau lo nyebelin?"
"Rahel Andini, makan ya?"
Rahel tersentak. Aliran darahnya seakan mengalir sangat deras. Ada hal yang berbeda saat Revan memanggil nama lengkapnya.
"Jangan pikirin apa yang akan terjadi, lo coba makan dulu. Dikit aja," mohon Revan.
Revan pun menyuapi sesendok bubur ayam kepada Rahel. Usahanya kali ini berhasil. Rahel mau memakannya.
Rahel terlihat sangat sulit untuk mengunyah.
"Nih, minum." Revan memberi segelas air putih hangat.
Bi Ana yang melihat Rahel sudah makan, tersenyum bahagia.
"Mau lagi?" tanya Revan.
Rahel mengangguk. Itu cukup membuat Revan bahagia. Rahel akhirnya mau makan. Sangat sulit untuk membuat Rahel makan. Anak kecil pun kalah manjanya dengan Rahel kalau gadis itu sedang sakit.
Tanpa mereka sadari, semangkuk bubur tadi habis dimakan Rahel. Revan memang menyuapi Rahel sambil becanda, sehingga tidak terasa bubur itu sudah habis.
"Wah, hebat kamu nak, buburnya abis," ledek Revan.
"Apaan sih! Emang gue anak kecil?"
"Bukan anak kecil, tapi kayak anak kecil. Males makan," jawab Revan.
"Gue udah makan, 'kan? Lo balik ke sekolah aja," suruh Rahel.
"Gue belajar aja di sini."
"Siapa yang mau ngajarin lo kalau di sini? Kepala gue masih agak sakit. Gue gak mau paksain dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
He is Revan
Teen Fiction[SELESAI-TAHAP REVISI] Ketika dua orang dengan sikap yang jauh berbeda bertemu untuk mengukir sebuah kisah yang terlalu indah untuk dikenang. Ini bukan tentang mengungkapkan perasaan. Ini juga bukan tentang kejujuran. Tapi ini tentang rahasia. Rahas...