kepergianmu serupa kabut pagi yang ditampar mentari,
hilang seketika,
tak berbekas,
bahkan serasa tak pernah ada.
serupa mimpi yang musnah sesaat setelah mata terbuka.
kamu ada dalam ketiadaan.
kadang sengaja kembali kututup mataku.
mungkin, dengan demikian, kau akan muncul.
menemani sekejap.
namun, kau lagi-lagi hilang.
bahkan ketika kutengok setiap ruang dalam kepalaku,
kau tak ada.
aku kehilangan tanpa pernah memiliki.+ + +
seulgi;
lo pernah merasakan sedih atas kehilangan seseorang? lo bohong kalo lo bilang gak pernah sedih dengan hal yang bernama kehilangan.
kehilangan karena pernah memiliki dan kehilangan sebelum sempat memiliki,
mana yang lebih sakit?menurut gue, yang kedua.
kenapa? karena jika lo pilih yang pertama, setidaknya lo udah memiliki kenangan dengan kehilangan itu.beda dengan gue, gue bahkan kehilangan sebelum gue sempat memilih dan memiliki chanyeol seutuhnya. gue seolah takut dan lelah disaat yang bersamaan. gue seolah ingin bersamanya, tapi gue takut kalo suatu saat nanti kita memilih jalan yang berbeda. gue juga lelah. lelah karena menanyakan pertanyaan yang sama setiap harinya.
apa kita udah kelewat batas?
papa dan mama bakal marah ngga, ya?
sampe kapan mau terus begini?
gue harap keputusan yang gue ambil ini benar. gue harap, dengan ini, gue bisa lega tanpa pernah memikirkan hal yang sama di setiap harinya. gue harap, gue gak akan berharap lagi. berharap dengannya.
makasih, chanyeol.
makasih buat semua hal yang pernah lo kasih ke adek lo ini.+ + +
chanyeol;
pernah kesel sama takdir?
maaf kalo ini melenceng, tapi gak bisa dibohongin kalo gua sendiri kesel. gua seakan-akan kayak orang yang gak bersyukur atas apa yang Tuhan takdirkan ke gua.
"coba ya dari awal....", "harusnya tuh....", "kenapa sih begini banget....", "dari pertama juga gua udah salah....", dan kalimat lain yang ada di otak gua sekarang.
gua gak takut buat hadapin semuanya bareng seulgi. karena menurut gua, selagi bisa dijalanin, kenapa harus takut? kenapa harus mikir yang jauh-jauh?
gua seakan-akan ingin menahan seulgi untuk terus disini, sama gua. lebih dari kata sekedar.
gua seakan-akan ingin memutar balik waktu ke satu tahun kurang tujuh hari yang lalu.
iya, udah lewat setahun sejak dia mengambil keputusan dan bodohnya, gua nurut aja.
kita masih satu rumah. kita masih jadi sepasang kakak-adik yang baik.
bedanya, dia udah memiliki dan gua belum mulai mencari lagi.
banyak orang bilang, jika lo kehilangan orang yang lo cintai, maka Tuhan udah nyiapin orang yang lebih baik lagi. tapi gua gak percaya itu, gua percaya bahwa seulgi itu adalah yang terbaik buat gua.
makasih, seulgi.
makasih karena masih menjadi orang yang gua kenal tanpa pernah tau kalo gua masih disini, di perasaan yang sama seperti dulu.— fin —
KAMU SEDANG MEMBACA
kakakadek-zone
Short Storykita gak pernah menanamkan apa-apa, kita gak akan pernah kehilangan apa-apa. [on revision]