Bagian 11

360 42 0
                                    

"!"
"Kak Seokjin?"
"Kak!"

Brum

Ckiiiit

Tin!
Tin

"Kalau mau mati jangan ngajak-ngajak!"

"Heh, minggir kau!"

Tiin!

Apa ada kecelakaan?, batin Seokjin saat melihat keributan dibelakang melalui kaca spion.

Bruum

Berlalu begitu saja melewati Yoongi yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.

.
.
.

Motel

Tak

Criik

Yoongi membakar kertas notnya.

***

Kak Seokjin,
Bisa bicara sebentar?
Telepon aku kalau
baca -Hoseok

Si Kak Seokjin ini hilang kemana sih?, batin Hoseok menatap cemas ponselnya.

!

"!"

Brum

Mobil Seokjin lewat melaju cepat didepan 24Mart--- tempat dimana Hoseok sedang memakan ramen.

Tap
Tap
Tap
Tap

"...Kak Seokjin?"
"Kak Yoongi!! Ada apa ini?!"
"Apa yang terjadi?!" Tanya Hoseok panik melihat Yoongi yang berada dipunggung Seokjin

"!!"
"Jung Hoseok"
"Kenapa kau ada disini?"

.
.
.

UGD

Drrrr

Brak

"Kak Yoongi bakal baik-baik ajakan?"
"Diakan cuma kehilangan kesadaran"
"Dia bakal segera bangunkan?"
"Ya kan?"
"Kak Seokjin..."

Hoseok tetap tidak mendapatkan sahutan dari Seokjin. Pria itu tetap diam tak bergeming.

...

Hoseok tiba-tiba jadi teringat pada sticky notes yang beberapa hari lalu ia lihat didashboard mobil Seokjin.

"Kakak sudah tahu ya?" Tanya Hoseok
"Kalau kak Yoongi bakal ada dimotel itu"
"Aku lihat dimobil!"

"Hoseok"

"Dari awal aku merasa aneh. Tiba-tiba kakak mencari aku, semuanya..."
"Makanya aku mengikuti kakak..."
"Apa yang sedang terjadi?"
"Apa maksud nama anak-anak lain yang ditulis dimemo itu? Apa kak?"

"Hoseok. Soal itu lain kali aku..."

"Kak! Apa yang sebenarnya kakak sembunyikan?!" Pekik Hoseok

Bukannya menjawab, Seokjin berjalan mendekati Hoseok lalu mencengkram bahu pria itu.

"Aku mohon"
"Hari ini kau pulang saja" ujar Seokjin lemah

"Aku nggak akan pulang sebelum mendengarnya"
"Tapi karena sepertinya sekarang kakak belum siap untuk bicara"
"Aku akan tunggu diLobi" ujar Hoseok berlalu meninggalkan Seokjin

Tak

Haah

.
.
.

Tap
Tap

"Jimin...?" Gumam Hoseok saat melihat seseorang yang baru saja melewatinya menuju tangga darurat

Dap
Dap

"Jimin" panggil Hoseok membuat orang itu menoleh
"Tunggu seben..."
"!"
"Duh, bukan Jimin toh..." gumam Hoseok saat melihat wajah orang itu dengan jelas

Hah

!

Karena lantai yang licin membuat Hoseok kehilangan keseimbangan dan terperanjat kebelakang.

Tak

"Hati-hati" ucap seseorang yang menahan tubuh Hoseok agar tidak terjatuh, membuat Hoseok menoleh
"...Kak Hoseok?"

.
.
.

"Sudah lama kita nggak ketemu ya"
"Kamu terus ada disini sejak waktu itu?" Tanya Hoseok

"Kak. Waktu aku berhenti entah sejak kapan"
"Jadi aku nggak tahu sudah berapa lama aku disini" tutur Jimin sedih

"Aku tahu perasaan itu. Perasaan kalau sepertinya hanya waktu kita yang berhenti"

Waktu itu didekat Turangga-rangga.

Anak kecil dengan coklat ditangannya dibuat takjub oleh beberapa balon.

"Mulai sekarang hitung satu sampai sepuluh baru buka mata ya" titah perempuan dewasa yang bersama dengan si anak

Anak itu pun mulai berhitung. Bersamaan dengan perginya perempuan itu.

Setelah hitungan kesepuluh dan siAnak membuka matanya dengan wajah bahagianya.

Tanpa tahu kemana wanita itu pergi.

Kembali atau tidak.

"Jimin" panggil Hoseok
"Apa kau ingin keluar dari sini?"

"...Aku"
"Aku..."

***

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang