03-sepucuk surat

202 9 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca...

Happy reading...

Mata Rayya melebar bulat sempurna saat ia mendapatkan seorang cowok di belakang nya dengan senyuman menyeringai membuat siapa saja serasa berteduh di bawah pohon yang besar

Mata coklat teduh menatap mata Rayya yang sembab akibat menangis.

"Lo Farel kan?" Rayya sangat yakin bahwa itu Farel.

Farel mendekati Rayya lalu duduk di sebelah nya tanpa peduli tatapan Rayya seolah memberi peringatan ngapai lo disini pergi! ~

Farel menyamakan posisi duduk Rayya membiarkan kakinya menggantung.

"Kalo ada masalah cerita jangan nangis." Farel berkata yang tatapan nya tetap kedepan.

"Lo bisa kok cerita ke gue. Gue janji gak bakal motong perkataan lo. Anggap aja gue angin, buruan cerita." Sambung Farel. Namun sekarang berbeda dia menatap Rayya sambil tersenyum.

"Apa gue cerita aja ya? Tapi yang ada dia malah ketawa. Gak usah deh." Batin Rayya.

"Gak usah, makasih."

"Lo tau gak?-" omongan Farel tiba tiba dipotong oleh Rayya.

"Enggak." Potong Rayya dengan muka polosnya.

"Yeee, gue belum selesai ngomong keless." Protes Farel.

"Iya iya, buruan dah." Jawab Rayya ketus.

"Lo tau gak? Kalo masalah besar di pendam sendiri terasa berat coba deh lo cerita sama orang pasti terasa ringan."

"Tapi gue-"

"Udah cerita aja gue jamin rahasia lo gak gue bongkar."

"Dulu gue pernah pacaran. Lumayan lama juga sih sekitar sepuluh bulan. Tapi tanpa angin tanpa hujan tiba tiba aja dia mutusin gue sepihak. Pas gue nanya kenapa dia malah nampar gue dan ngatai gue cewek murahan. Gue sama sekali gak ngerti kenapa dia bilang gitu." Rayya hanya bisa cerita dengan kepala menunduk.

Tangan Farel refleks, ia mengelus puncak kepalanya Rayya lalu mengacak nya pelan.
Rayya sontak kaget dia langsung mengangkat dan menatap Farel.

Farel sedang tersenyum manis menampilkan lesung pipi di sebelah kiri. Rayya yang menatap hanya bisa blushing.

Sudah lama ia tak mendapatkan perlakuan manis yang membuat nya nge-fly.

"Cieee... blushing."

"Ng-enggak kok kata siapa?"

"Kata ku barusan, heheh. Kamu lucu deh gemess." Tanpa aba aba Farel mencubit pipi kanan Rayya.

"Ihh! Sakit tau!"

"Sakit tapi senangkan, hahah."

Baper dong aku. Baru kenalan udah bikin baper apalagi klo udah jadian:v. -Author.

"Au ah gelap." Rayya memutar bola matanya. Lalu berdiri membersihkan rok abu nya.

"Eh mau kemana?" Farel memegang tangan Rayya berharap tak pergi.

"Kepo." Jawab Rayya ketus.

Rayya pergi meninggalkan Farel. Namun sebelum itu ia berteriak...

"Jangan kangen." Farel menyeletuk ngasal.

"Idih, jijik gue." Rayya menjawab tanpa menoleh ke Farel.

Farel menatap punggung Rayya perlahan menghilang.

Aku MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang