09-Rangga pembunuh

115 3 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca...

Happy Reading...

Hari minggu hari surga bagi manusia, hari yang tepat melepas penat dengan cara berlibur sekeluarga.

Sama seperti keluarga Rayya. Melepaskan penat dengan piknik di taman kompleks sangat menyenangkan.

Ayah lagi baca koran, bunda menyiapkan makanan, Rayya baca novel dan Farel kayak orang gila. Orang gila maksudnya Farel ngomong sendiri tanpa lawan bicara sambil cucuk-cucuk tanah.

Rayya yang terganggu dengan abang sedeng nya itu tidak bisa fokus ke novelnya memutuskan menghampiri abang nya.

"Bang lo ngapai sih? Kek orang gila loh." Tanya Rayya yang berjongkok di samping Farel.

"Ssstt.. diam Ray. Bentar lagi dia keok kakinya udah ku putusin, haha." Ucap Farel mencucuk tanah.

Bingung? Rayya memutuskan melihat apa yang dicucuk abang sedeng nya itu.

Ctak.

"Innalillahi abang! Abang ngapai cucukin semut-semut itu sih." Jengkel Rayya dengan tingkah abang nya itu. Masa semut dibunuh sih, ya kali.

"Diam Rayya.. gue mau cari korban ke-99 ku selanjutnya. Gue mau pecahi rekor menjadi  'psikopat semut terbanyak' hahaha."

Fix. Rangga memang harus dibawa ke RSJ! Ya kali ah ada rekor  'psikopat semut terbanyak' ada ada saja.

"Au ah gelap." Rayya pergi kembali ke ayah bunda nya daripada terus sama abang sedeng nya itu bisa-bisa dia ikutan sedeng.

"Bun, abang sedeng tuh." Adu Rayya ke Anggun.

"Biarin aja, Ray. Biarin abang mu itu melakukan sesukanya mungkin masa kecil nya kurang bahagia." Celetuk Anggun yang sudah paham tingkah sedeng anak sulungnya itu.

Ayah yang mendengar tertawa lepas.

"Bunda lupa? Sifat sedeng anak mu itu kan sifat turunan keluarga bunda." Sahut Leon, ayah Rayya dan Rangga.

"Apa kau bilang, sayang?!" Pekik Anggun.

"Eh?? B-bukan apa-apa, hehe." Cengir Leon tak berdosa.

"Cih.." Anggun mendecih.

Rayya yang sedari tadi jadi penonton perdebatan kedua orang tuanya hanya geleng-geleng kepala.

"Ayo semua nya makan!" Anggun berseru.

Semua nya sudah berkumpul kecuali psikopat sedeng itu. Memalukan saja!

"Rangga.. ayo makan dulu." Panggil Anggun lembut.

"Nanti bun." Teriak Rangga.

Anggun hanya menghela nafas.

Seluruh keluarga menikmati makan siang nya. Obrolan ringan sesekali dilontarkan untuk basa-basi. Dan saat di tengah menikmati makan siang tiba-tiba....

"HOREE!! AKHIRNYA 200 SEMUT UDAH GUE LENYAPKAN! PSYCHO SEMUT TERBANYAK I'M COMING!" Nih Rangga sedeng nya emang gak ketulungan-_

Ctak.

"Kembali kan lah otak abang/Rangga/anakku tuhan." Batin Rayya, Anggun, dan Leon bersamaan.

***

Wangi parfum menyebar ke seluruh sudut kamar Rayya. Berulang kali Rayya bercermin melihat pantulan dirinya dan menyisir rambut gelombang nya.

Kaos putih polos dibalut hoodie abu-abu dan celana lengging senada tak lupa sneakers putih membuat dia sederhana tapi perfect.

Aku MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang