1 - Bambam's Cousin

76 13 2
                                    

Terik matahari masih setia menemani lelaki itu menjalankan tugasnya, yakni berdiri ditengah lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terik matahari masih setia menemani lelaki itu menjalankan tugasnya, yakni berdiri ditengah lapangan. Keringatnya bercucuran, menandakan suhu udara disana cukup panas.

"Woy Bam, ngapain lo disitu?!" teriak seseorang dari lantai atas.

Bambam mendongakkan kepalanya dan melihat sepupunya menopang dagu dipagar pembatas lantai dua. Bambam tersenyum sambil mengelap keringat didahinya.

"Idih, pasti lu dihukum gegara ga ngerjain tugas kan?"ucap sepupunya, Cathleena Aracelly

"Tau aje Ra, diem-diem stalker nih."

"Apa? Ga kedengeran, mulut lo bau azab!" jawab Ara sarkas.

"Dasar anoa! Awas aja lu pulang sekolah nanti!" Bambam geram.

Tiba-tiba Ara melihat Dasha berjalan melewatinya. Ara pun melambaikan tangannya, isyarat bahwa ia pergi meninggalkan Bam-bam yang siap meluapkan amarah.

"Sepupu laknat! Gue belom selese ngomong anjing!"

"BAMBANG FARAZI RADHY!!!" teriak Pak Azriel dari depan lab. Biologi.

" Hehe, maaf pak!"

***

Kini Ara sedang duduk di kantin bersama Dasha Camella, gadis bertubuh semampai, primadona sekolah, dancer, selebgram dan masih banyak yang ia kuasai. Kecuali otaknya, sedikit kurang lengkap.

"Ra, gue heran deh." Ucap Dasha sembari memainkan handphonenya.

"Heran ngapa?"

"Yah, lu kan sama Bambam sepupuan, kok gapernah akur sih?"

"Akur kok." Jawab Ara dengan pandangan yang tak beralih dari handphonenya.

Pantas jika seorang Dasha heran dengan kelakuan sepasang saudara ini. Pasalnya, tiada hari tanpa keributan dan kalimat-kalimat yang tidak patut diucapkan oleh anak dibawah umur. Walaupun mereka tinggal dalam satu apartemen, mereka seperti ditakdirkan untuk bermusuhan satu sama lain.

"Akur kok kaya gitu, ganormal banget. Gue mau pesen makanan nih, gamau titip?"

"Cilung mang Adit boleh deh."

"Minumya? Jus melon kaya biasa?"

"Nggak deh Dash, es teh aja gue lagi bokek."

Dasha segera beranjak dari kursi dan pergi memesan makanan. Disisi lain, tiba-tiba seseorang mendekati Ara dan berdiri tepat didepannya. Ara tidak menyadari hal itu karena ia masih berkutat dengan handphonenya.

"Ekhm."

Ara bergeming, masa bodoh dengan itu.

"Ra, masuk gih. Ini masih jam pelajaran."

Ara membatin dalam hati, 'kok kayak kenal suaranya?' Ia mendongakkan kepalanya dan mendapati teman kecilnya sedang mencoba duduk didepannya. Ara melongo.

VetroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang