Part 17 Undangan

3.9K 306 0
                                    

Kereta pangeran Li Chen melaju di jalanan menuju ibukota, ketiga orang yang berada di dalam kereta menikmati sisa perjalanan, tapi sepertinya yang menikmati perjalanan hanyalah pangeran Li Chen. Sisa dua orang lainya sibuk dengan pikiran masing-masing, dan lebih banyak diam. Gao Junjie yang mengalihkan pandanganya ke luar jendela dan bersikap dingin, sebenarnya tidak bisa untuk tidak terkejut. Dia tidak menyangka bahwa nona muda Zhang yang mereka bicarakan adalah gadis yang menatapnya di pinggir jalan di hari kepulanganya. Gadis dengan mata hitam, dan pandangan acuh tak acuh.

Orang pertama yang mencairkan susasana adalah pangeran Li Chen, dengan senyum lembutnya dia bertanya kepada Zhang Lihua, "Nona muda Zhang, pangeran ini mendengar bahwa anda adalah orang yang melaporkan kasus penimbunan tabib Liu ke kantor peradilan. Untuk ukuran seorang gadis seperti anda, anda benar-benar berani. Tapi, jika pangeran ini boleh tau, darimana anda mendapatkan informasi tentang hal ini? Bahkan orang-orang kaisar tidak tahu ini sebelumnya".

Gao Junjie yang sedari tadi diam, mendengar penuturan pangeran Li Chen dia juga mengalihkan pandanganya ke arah Zhang Lihua. Dia juga penasaran darimana seorang gadis seperti Zhang Lihua mengetahui informasi tentang kasus besar seperti ini.

Sementara itu, Zhang Lihua masih tenang mendengar pertanyaan pangeran Li Chen, tentu saja dia tidak bisa mengatakan bahwa dia mengetahui kasus ini berdasarkan ingatan di kehidupan masa lalunya, "Menjawab yang mulia pangeran, yang rendah ini sebenarnya mengetahuinya secara tidak sengaja. Namun, saya kira bukan hal yang penting darimana yang rendah ini mengetahuinya. Yang terpenting adalah kasus ini dapat dibongkar dan pelaku kejahatan mendapat hukuman yang setimpal. Bukankah begitu pangeran?".

Pangeran Li Chen mengerti bahwa Zhang Lihua tidak ingin memberitahunya lebih banyak, lagipula bisa dibilang mereka adalah orang asing, "Tentu, anda benar, itu adalah yang paling penting. Jika kasus ini tidak segera ditangani, cepat atau lambat kerajaanlah yang akan mengalami kerugian".

Zhang Lihua merasa lega karena pangeran Li Chen tidak memaksanya lebih jauh untuk menjelaskan kasus ini, namun dia merasa ada aneh seolah ada hawa dingin yang memancar dari arah lain, dia mengalihkan pandanganya ke samping kiri pangeran Li Chen tepatnya dimana Gao Junjie duduk. Benar saja, Gao Junjie sedang memandangnya dengan tatapan dingin, mata dingin ini yang seakan selalu menghipnotisnya. Tidak ingin kejadian yang sama berulang, keduanya bersama-sama memutus kontak dan mengalihkan pandangan.

Gerakan sesaat ini, tidak luput dari penglihatan pangeran Li Chen. Dia berpikir seperti ada yang aneh dengan keduanya, sampai dia teringat dia belum mengenalkan Zhang Lihua kepada Gao Junjie, "Ah ya nona muda, pangeran ini lupa mengenalkan anda dengan rekan saya. Mungkin anda sudah mendengar namanya yang terkenal, dia adalah jenderal muda kerajan Liang Agung yang berbakat dan berprestasi, kenalkan jenderal muda Gao Junjie"

Zhang Lihua kembali memandang Gao Junjie, demikian pula sebaliknya, "Salam Jenderal Gao. Yang rendah ini adalah putri dari perdana menteri Zhang, Zhang Lihua".

Gao Junjie masih belum dengan tatapan datar dan dinginya, sampai dia menanggapi Zhang Lihua dengan singkat, "Hmmm, saya tahu". Setelahnya, tidak ada lagi yang berbicara dan ketiganya melanjutkan perjalanan dalam keheningan.

Seperti yang dikatakan pangeran Li Chen, untuk menghindari gosip yang tidak baik, Zhang Lihua dan Bao Yu diturunkan di sebuah jalan yang sepi namun dekat dengan Zhang manor sehingag mereka tidak perlu berjalan jauh. "Sekali lagi yang rendah ini mengucapkan terimakasih atas kebaikan hati pangeran keempat". Zhang Lihua mengatakanya setelah mereka turun dari kereta, kepalanya menunduk dan sedikit membungkuk untuk memberikan hormat.

"Tidak perlu terlal formal. Sudah kewajiban bagi kita untuk saling menolong. Aaah, Pangeran ini memiliki urusan lain yang harus dihadiri. Pangeran ini akan pergi lebih dulu" setelah mengatakanya pangeran Li Chen menutup tirainya tanpa menunggu jawaban dari Zhang Lihua. Kereta pangeran Li Chen melaju dan meninggalkan Zhang Lihua dan Bao Yu.

"Bao Yu, mari kita pulang, saya ingin istirahat". Zhang Lihua benar-benar lelah untuk hari ini, dia perlu mengistirahatkan tubuh dan pikiranya. Ada banyak hal yang harus dihadapi di masa depan.

.........

Di lantai dua Liánghǎo restaurant, Gao Jinhai duduk sendirian, tanganya yang satu menahan dagunya agar kepalanya tidak jatuh ke meja, sementara satu tanganya membolak-balik cangkir yang sudah kosong. Wajahnya menunjukan raut malas dan jengkel. Dia telah menunggu sangat lama, namun orang yang ditunggunya tidak kunjung datang.

Sampai kemudian, pintu ruangan dibuka dan masuklah dua orang yang sudah ditunggunya dari tadi. tanpa menunggu mereka duduk, Gao Jinhai langsung meneyerbu mereka, "Yaaah yaah! Kalian berdua! Datang sangat terlambat! Apakah kalian berdua ingin membuatku menjadi kayu yang berjamur karena terlalu lama menunggu kalian tanpa kejelasan! Sekarang bagaimana kalian akan menjelaskan hah?!"

Gao Junjie tidak mengatkan apa-apa, sebelum dia duduk dia memukul dengan lembut kepala adik satu-satunya ini. sementara itu, pangeran Li Chen lah yang menjawab, "haaih adik kecil, maafkan pangeran ini dan kakak sulungmu karena membuatmu menunggu. Hanya saja di jalan ada kecantikan yang membutuhkan pahlawan untuk menolongnya. Jadi pangeran ini tentu saja tidak bisa menolaknya".

Mendengar penjelasan pangeran Li Chen, mata Gao Jinhai melotot, kemarahanya meluap seketika, topik seperti ini lebih menarik baginya, "Jadi, anda telah menyelamatkan kecantikan?. Lalu apakah kecantikan itu jatuh cinta pada anda?"

Pangeran Li Chen berpikir sejenak, tanganya mengelus dagunya yang halus tanpa tunggul, "Hmmm, pangeran ini mengira, dia tidak jatuh cinta pada pangeran ini. Aiiiih, jika dipikir pangeran ini yang mengizinkan Xiaodan membantu memperbaiki roda, pangeran ini pula yang menawarkan kereta. Tapi sepertinya, kecantikan itu lebih tertarik pada kakak sulung anda".

Saat pangeran Li Chen selesai mengatakanya, Gao Jinhai tidak bisa menahan tawanya. Dia tertawa sangat keras tidak peduli bahwa di depanya adalah pangeran kerajaan Liang Agung, "Hahahaha, sudah kuduga! Meskipun anda berstatus pangeran, pesona anda masih belum cukup untuk bisa mengalahkan kakak sulungku! Hahahaha....." Gao Jinhai masih tertawa, sudut matanya sampai berair karena terlalu banyak tertawa.

Pangeran Li Chen tidak menanggapi tindakan kurang ajar Gao Jinhai, dia mendengus dan meminum teh. Sampai kemudian, tawa Gao Jinhai berhenti, "Ah, tadi saya mendapat undangan dari kediaman perdana menteri Zhang. Bulan depan adalah pesta ulang tahun perdana menteri Zhang. Mereka mengundang para tamu dari keluarga bangsawan untuk hadir di pesta perayaan nanti. Mengingat status perdana menteri mungkin para pangeran juga diundang untuk hadir".

"Pangeran ini tidak akan datang, pangeran ini tidak tertarik untuk hal-hal semacam itu". Pangeran Li Chen menjawab tanpa berpikir, perjamuan-perjamuan pejabat semacam ini dia sama sekali tidak tertarik. Dia sangat paham bahwa kasiar sudah bertambah tua, meskipun putra mahkota masih stabil sampai saat ini, tidak menutup kemungkin pangeran lain tidak berniat untuk mengincar tahta. Meski terlihat tenang, sebenarnya para pangeran ini sedang berusaha untuk mencari dukungan dari para pejabat. Pangeran Li Chen tidak ingin ada gosip apapun jika dia menghadiri pesta perdana menteri Zhang, dia tidak ingin masuk ke dalam arus politik di kerajaan Liang Agung.

Gao Jinhai beralih menatap Gao Junjie, "Hmmm, lalu kakak sulung. Apakah anda berniat untuk datang?. Tapi dengan kepribadian anda saya kira anda tidak tertarik. Baiklah, saya juga tidak akan datang".

Gao Junjie tidak langsung menjawab, dia menyesap tehnya dengan perlahan, sampai kemudian dia berkata, "Saya akan datang".

"HAH?!", Gao Jinhai dan Pangeran Li Chen terkejut mengengar perkataan Gao Junjie. Mereka tidak percaya, orang yang dingin ini akan tertarik dengan hal-hal semacam itu.

"Kakak sulung... anda yakin akan datang? Bukankah anda juga tidak tertarik dengan hal-hal keramaian semacam ini?". Gao Jinhai mengatakanya dengan memandang heran ke arah Gao Junjie.

"Tidak apa, saya akan datang. Juga, saya kira ada sesuatu yang menarik di kediaman perdana menteri Zhang".

Gao Jinhai semakin bingung dengan perkataan Gao Junjie, "Kakak sulung, apa yang menarik. Tidak ada yang menarik, disana anda hanya akan melihat para pejabat beserta putra-putranya, meminum anggur dan membicarakan politik yang tidak penting. Pesona anda tidak akan berpengaruh karena tamu pria dan wanita biasanya akan dipisah".

Pangeran Li Chen yang memperhatikan keduanya, dia hanya berpikir perilaku Gao Junjie ini sedikit tidak biasa. Apakah hal ini terkait dengan gadis Zhang itu? Tapi Gao Junjie belum lama kembali ke ibukota, juga selama di ibukota sebagian besar waktu dihabiskan bersama dia dan Gao Jinhai. Apa yang sebenarnya terjadi?

Rebirth of The Prime Minister's First DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang