Epilogue

9.6K 772 247
                                    

#NowPlaying Kygo & Ellie Goulding - First Time.

.

We were lovers for the first time

Running all the red lights

The middle finger was our peace sign, yeah

We were sipping on emotions

Smoking and inhaling every moment

It was reckless and we owned it, yeah, yeah

Alfan berdiri di atas kakinya. Tubuhnya yang hanya terbalut celana panjang berwarna hitam itu bersandar di kusen pintu dapur apartemennya yang mewah. Kedua tangannya terlipat di dadanya. Kedua matanya tidak pernah melepas sosok yang kini tengah menjarah isi lemari pendinginnya.

Alfan berdiri di atas kakinya dengan menahan seringai di wajah tampannya yang ingin sekali muncul saat sosok itu menemukan sewadah storberi di sana. Menatapnya dengan tatapan berbinar yang sangat menggemaskan hingga membuat Alfan merasakan bahwa tubuh bagian bawahnya bangkit.

Alfan berdiri di atas kakinya dengan menahan diri sekeras yang ia bisa untuk tidak merangsek maju dan menerjang sosok yang kini tengah memakan buah-buah stroberi itu dengan wajah excited; sosok yang hanya mengenakan kemeja miliknya yang berwarna hitam.

Tapi ketika sosok itu berbalik dengan sewadah stroberi di dekapannya dan tersentak saat melihatnya, Alfan tidak bisa menahan diri untuk menyeringai pada bibirnya.

"Bagas lapar?" Tanyanya dengan nada sing a song. Alfan sangat menikmati bagaimana wajah mungil Bagas yang kini mulai merona dengan dibarengi ekspresi gugup dan juga kaget.

Bagas hanya mengangguk di sana dan Alfan merasa tidak keberatan dengan hal itu. "Alfan juga lapar." Katanya. Ia melangkah dan mendekati bocah yang sekarang sudah sepenuhnya menjadi miliknya itu.

Pemandangan dimana Bagas berdiri di atas kakinya yang terlanjang dengan tubuh yang hanya terbalut kemeja miliknya dan memegang sewadah buah stroberi adalah salah satu fantasi milik Alfan yang ia kira tidak akan pernah terealisasikan. Jadi iner Alfan hanya bisa menyeringai saat bagian selatan tubuhnya menegang secara penuh.

"Alfan lapar?"

Bagas bertanya dengan suaranya yang kecil dan terdengar ragu. Alfan hanya mengangguk. Ia berhenti tepat di hadapan Bagas yang mempunyai tinggi jauh lebih pendek darinya dan ia merasa bahwa ia mendapatkan view yang sempurna dari tempatnya menatap bocah itu.

"Alfan... juga mau stroberi?"

Sekali lagi Alfan mengangguk atas pertanyaan ragu-ragu dari Bagas. Sebenarnya daripada memakan stroberi yang berada dalam dekapan Bagas, Alfan merasa lebih berselera untuk memakan sosok mungil itu. Tapi ia akan menyimpan hal itu untuk nanti.

Kedua tangannya terangkat dan mendarat pada pinggang kecil milik Bagas, sedikit menekannya untuk mendekat pada tubuhnya. "Alfan pengen disuapin Bagas." Katanya; menuai ekspresi terkejut dari Bagas yang terlihat sangat lezat di matanya.

"Alfan pengen disuapin Bagas?"

Kata-katanya diulang dalam bentuk pertanyaan oleh Bagas dan Alfan terkekeh setelah kepalanya mengangguk. "Tadi Bagas lapar jadi ke dapur cari makanan." Bagas berkata dengan kepala menunduk. "Maaf." Cicitnya.

Alfan merasa tidak pernah keberatan dengan itu. Adalah sesuatu yang wajar saat Bagas merasa lapar di tengah malam seperti ini ketika sebelumnya mereka melewatkan makan malam hanya untuk menikmati kebersamaan mereka di atas tempat tidur miliknya, tentu saja.

When Love Happens [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang