21. Keluarga Manoban.

609 71 6
                                    

"Lisa, terima kasih untuk semuanya" lim berucap lantas menatap sang kaka penuh makna.

"Pergilah lim, " lim terdiam ia berjalan melewati lisa dengan ransel yang ia bawa, setelah pulang dari Slovenia lelaki ini segera menuju rumah.

Lim terhenti, ia berbalik melihat wajah lisa, hatinya berdenyut, lantas lelaki ini berjalan kembali dan memeluk lisa, tak ada kata yang terucap, hanya saja pelukan begitu erat, lisa terdiam, dan membalas pelukan. Namun ego masih mengusainya. Hingga saat lim melepas pelukan dan pergi meninggalkan, ia masih terdiam ditempat, melihat punggung lelaki itu yang perlahan menghilang.

Lisa menghela nafas, ia berjalan kedalam rumah lalu menghempaskan diri disofa, hembusan nafas berat, gadis ini tampak cukup lelah, pandangnya memandang langit ruangan. Hingga tanpa sadar air matanya mengalir.

"Aku tau ini salah, aku tau itu, namun ini keputusanku, maaf. Dan hiduplah tanpaku lim, kau pasti akan baik-baik saja."

•••

"Jadi lisa mengusir lim?" Jennie memekik tak percaya, dia baru tau kenyataan ini, dilihatnya jisoo tampak tenang dengan coklat panas yang baru ia buat

"Unnie tapi yang dia lakukan salah, kau kan tau jika lim tidak mempunyai siapa-siapa lagi selain lisa, keluarganya saja sudah membuangnya" jennie berucap sedikit khawatir,

"Aku tau, namun ini masalah keduanya, kita tak berhak ikut campur, secara alami kita adalah sahabat lisa, sudah seharusnya kita mendukung semua keputusannya" jennie memandang jisoo tak habis pikir, ia menghela nafas, jika dipikirkan kembali jennie pun tidak tau siapa yang harus ia pihak, masalah lisa dan lim sangat rumit.

"Tapi tetap saja. Aku tak tega melihat perpecahan 2 sodara itu, " jennie berucap dengan nada merendah, lalu ia duduk disamping jisoo.

"Tenang saja sayang, semua akan baik-baik saja, lim dia pasti baik-baik saja. Dan sekarang lebih baik kita tak usah pikirkan apapun dan bersikaplah seakan limario itu tak pernah ada " jennie terdiam dia mengangguk lalu memeluk jisoo.

•••

rose tampak berseri-seri saat melihat potretnya bersama lim saat dislovenia, ia menyimpan beberapa foto lim yang dia foto saat lelaki itu terdiam di danau bohinj, rose tersenyum lisa tampak menawan pikirnya, rose tertegun saat melihat foto lim yang tersenyum saat ia ketahuan memotret lim diam-diam.

Manis sekali entah apa yang ada dipikiran rose, senyum lim di ponselnya begitu meneduhkan, namun sorot matanya tampak menyimpan begitu banyak luka, jantung rose berdebar setiap melihat potret lelaki yang menyamar seperti lisa ini.

Pintu kamar rose terbuka menampilkan sosok lisa yang berhambur meloncat keatas ranjang lantas memeluk gadis ini gemas, membuat rose berteriak kaget menerima aksi tiba-tiba lisa.

"Yak lisa!!!!!" Nafasnya serasa sesak saat lisa memeluknya erat tanpa ada niat untuk melonggarkan ataupun melepas.

"Chaengg-ahh, i miss you!!!" Lisa berucap lalu mengecupi pipi gadis chubby itu beberapa kali dengan gemas.

"Li-lisa yahhh, sesak bodoh!" Rose berusaha melepas dan dengan terpaksa lisa melepas pelukan membiarkan gadis ini menghirup oksigen.

"Lisa kau keluar hanya 2 jam tapi kau memelukku seakan kita tak bertemu berhari-hari" ucap rose, dan lisa hanya memberinya cengiran.

"Bagiku 2 jam tanpa mu itu serasa 2 tahun sayang, " ucap lisa, rose mendengus,

"Ini bukan drama tak usah kau merayu seperti itu" lisa terkekeh lantas ia mengusap pelan pipi rose.

"Baiklah, kalo begitu aku ingin dirimu" ujar lisa, ia dekatkan wajanya pada rose.

"Kau ingin diriku? Apa kau tak tau? Jika aku lebih menginginkan bibir mu lisa!" Rose berucap dan menarik kerah baju gadis ini dan mencium bibirnya.

Twin Of Lisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang