16. Jensoo & limsa.

552 75 19
                                    

Lisa terdiam dibalkon dorm, dia menarik nafas untuk menghirup segarnya udara malam, dilihatnya langit malam dimana bintang-bintang berbaran diluasnya langit, angin malam berhembus secara perlahan, menembus tubuh lantas uraian rambut sedikit terangkat.

"Apa yang sedang kau pikirkan lisa?" Gadis itu berjalan dari belakang, ia berdiri disamping gadis yang menatapnya dengan senyuman.

"Ada hal yang sedikit aku pikirkan unnie" jisoo. Gadis yang berada disamping lisa mengangguk, dia mengikuti sorot mata lisa yang kembali menatap langit.

"Lisa, bisakah aku bertanya padamu? Dan meminta sesuatu untuk kau jawab yang sejujurnya?" Lisa melirik jisoo, cukup bingung saat melihat wajah jisoo terlihat sangat serius.

"Apa itu? Aku akan berusaha menjawabnya" jisoo menggerakan tubuhnya untuk berhadapan dengan lisa.

"Aku sudah memperhatikanmu selama ini, jennie dan rose menyadari ada yang salah denganmu, tentu saja aku pun, mungkin jennie dan rose tidak mengerti dan tidak bisa menyimpulkan. Beda hal-nya dengan ku, aku diam selama ini karna aku terus memperhatikan, dan lisa aku sangat terkejut saat mengetahui suatu jawaban dari pertanyaan yang timbul diotakku"

Lisa terdiam, dan jisoo tampak menatap lisa lebih tajam dan dalam. Bisa dibilang sorot mata jisoo sangat mengintimidasinya.

"Maaf sebelumnya karna aku mengikutimu kemarin, tapi karna itu juga aku tau jika kau memiliki sodara kembar yang tinggal dirumah diperbatasan kota. Lisa sekarang aku ingin kau menjawab, kenapa kau menyembunyikan fakta sebesar ini? Dan aku tau kau masihlah gadis normal, karna yang kemarin datang dan menunjukan kemaluannya adalah adikmu."

Bagaikan tersambar petir, jantung lisa berdetak dengan sangat cepat, keringat dingin mengucur hebat, kenapa jisoo bisa tau sedetail itu? Ia pikir diantara jennie dan rose, jisoo lah yang tidak penasaran atas 1perubahannya kala itu, tapi ia salah justru jisoo lah yang mempunyai rasa penasaran dan mencari tahu bagai dektektif. Sungguh lisa tak menyangka hal itu.

"Aku bisa merahasiakan nya dari jennie, rose dan yang lain, asal kau jujur padaku"ucap jisoo

Lisa menghela nafas, percuma ia mengelak, jisoo pasti akan terus mencari tau, lisa melirik arah belakang, ia menutup pintu balkon agar percakapan tak terdengar. Setelah itu lisa kembali berdiri dihadapan jisoo.

"Maaf sebelum nya unnie, akan ku ceritakan semuanya padamu"

•••

Lim tampak menarik nafasnya berkali-kali, tangannya mengusap darah yang keluar dari mulut, jujur saja dia tidak mempunyai penyakit apapun, dia juga sudah memastikan tadi. Dokter tidak menemukan penyakit apapun dalam diri lim, sudah dipastikan jika ini efek dari ramuan itu.

Lim menghempaskan diri pada ranjang empuk dibelakangnya, dia menatap langit kamarnya. Terlintas rasa keputusasaan dari hidupnya, kenapa dunia begitu tidak adil padanya?
Kenapa? Kenapa selalu dia yang menjadi korban ketidak adilan? Untuk apa dia dilahirkan jika pada akhirnya ia di tinggalkan?

Lisa, ada rasa iri yang sesekali hadir dalam lubuk hatinya, Lisa adalah permata keluarga dan semua orang, sedangkan dia hanyalah lap yang hanya digunakan untuk memoles agar permata itu terus bersinar. Dan sekarang ia ibarat lap yang mulai kotor dan siap untuk segera dibuang.

Kenapa tuhan memperlakukan lim seperti ini? Kenapa tuhan tak memberi lim sedikit saja kebahagiaan? Setidaknya berilah lim kebebasan dalam memilih jalan hidup. Sejauh mana lim untuk lari dari kenyataan semakin sulit lim untuk menjalani hidup. Sungguh lim sudah lelah.

Dan sekarang kaka yang sangat ia sayangi, orang yang sangat berharga lebih dari apapun, mulai memperlakukannya bagai ayah-ibu yang menjadikannya sebuah alat untuk kesenangnya. Lim tau apa yang lisa mau, dia tidak membenci dengan apa yang lisa lakukan. Tidak apa-apa. Lisa adalah tempat lim untuk kembali. Setidaknya itulah yang sekarang lim rasakan.

Twin Of Lisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang